Sosok Susanto Zuhdi, Guru Besar UI yang Jadi Ketua Tim Penulisan Ulang Sejarah RI
Sosok Susanto Zuhdi, guru besar UI bidang sejarah maritim yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Penulisan Ulang Sejarah RI.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Simak profil singkat Susanto Zuhdi, guru besar Universitas Indonesia (UI) di bidang sejarah maritim yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Penulisan Ulang Sejarah RI.
Sebagai informasi, Kementerian Kebudayaan RI (Kemenbud) sedang mengagas program penulisan ulang sejarah Republik Indonesia (RI).
Proses penulisan tersebut turut melibatkan ratusan sejarawan Tanah Air.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengungkapkan ada lebih dari 100 ahli sejarah dari berbagai universitas yang dilibatkan.
Adapun dalam penulisan ulang sejarah Indonesia tersebut, istilah 350 tahun dijajah bakal dicoba dihilangkan.
Kata Fadli Zon, penulisan ulang sejarah Indonesia akan diungkap pada 17 Agustus 2025 atau tepat pada HUT ke-80 RI.
Fadli Zon juga menjelaskan, rencana perubahan sejarah RI dijajah selama 350 tahun untuk menghapus mental inferior bangsa.
"Iya, generasi kita kan generasi yang semakin kritis gitu," ujar Fadli seusai acara Mata Lokal Fest 2025 yang diadakan Tribun Network, di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Sementara itu, Susanto Zuhdi mengatakan jumlah sejarawan yang terlibat adalah hampir 120 orang.
"Betul, ada 113 atau 117 ya, hampir 120 lah," kata Susanto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/5/2025).
Menurut Susanto, program ini sudah dikerjakan sejak Januari 2025 lalu. Prosesnya tengah berjalan selama sekitar 5 bulan.
Baca juga: Sosok Kamaruddin Ibrahim, Anggota DPRD Kaltim Jadi Tersangka Dugaan Kasus Korupsi PT Telkom
Ia juga mengungkapkan dirinya turut didampingi dua sejarawan lain menjadi editor umum di program tersebut.
Dua sejarawan tersebut adalah Guru Besar dari Universitas Diponegoro (Undip), Singgih Tri Sulistiyono, dan Guru Besar dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jajat Burhanuddin.
"Waktu bulan Januari itu kita merumuskan kerangka acuan, ya kami bertiga, kami ini editor umum, jadi tidak hanya saya sendiri, jadi sebetulnya ada editor umum, Prof Singgih Tri Sulistiyono, dari Undip itu, kemudian Prof Jajat Burhanuddin itu dari UIN Ciputat," ungkapnya.
"Jadi itu kami merumuskan kerangka acuannya, garis besarnya, kemudian diberikan ke 20 editor jilid, karena ada 10 jilid yang akan ditulis, nah itu mereka lalu merumuskan lagi, terus ya on going process, sampai sekarang ya sudah 60-70 persen," sambung Susanto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.