Senin, 29 September 2025

Wajib Militer Bagi Pelajar Nakal

Ketua Hima Persis Jawa Barat Beri Catatan Kritis Pembinaan Siswa Bermasalah di Barak

Hima Persis Jawa Barat, memberikan catatan kritis terhadap program pembinaan siswa bermasalah yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
HO/ISTIMEWA
BINA SISWA NAKAL - Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) Jawa Barat, memberikan catatan kritis terhadap program pembinaan siswa bermasalah yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melalui kerja sama dengan TNI dan Polri di dua barak militer. Ketua Hima Persis Jawa Barat, Riyan Hidayatulloh menilai, pogram ini sebagai langkah konkret dan progresif dalam menyelamatkan generasi muda Jawa Barat yang terpapar perilaku menyimpang dan krisis karakter. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) Jawa Barat, memberikan catatan kritis terhadap program pembinaan siswa bermasalah yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melalui kerja sama dengan TNI dan Polri di dua barak militer. 

Program ini dinilai sebagai langkah konkret dan progresif dalam menyelamatkan generasi muda Jawa Barat yang terpapar perilaku menyimpang dan krisis karakter.

Ketua Hima Persis Jawa Barat, Riyan Hidayatulloh, menyebut, kebijakan ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap masa depan generasi muda, khususnya pelajar yang kerap disebut “nakal” dan selama ini kurang mendapat perhatian serius dari sistem pendidikan formal maupun keluarga. 

"Anak-anak yang selama ini dianggap bermasalah sejatinya adalah potensi SDM Jawa Barat. Mereka bukan untuk ditinggalkan, tetapi harus dibina dan dibimbing agar kembali menemukan jati dirinya. Hima Persis menilai program ini sebagai bentuk kehadiran negara yang nyata untuk generasi muda,” kata Riyan, kepada wartawan, Minggu (11/5/2025).

Hima Persis menilai bahwa fenomena meningkatnya jumlah pelajar bermasalah merupakan indikasi adanya krisis pendidikan karakter dalam keluarga. 

Sebab itu, program ini tidak hanya harus dilihat sebagai bentuk disiplin, tetapi juga sebagai panggilan untuk memperbaiki sistem pendidikan keluarga.

“Jika anak sampai harus dibina di barak, ini artinya rumah sudah kehilangan fungsi mendidik. Maka, kami mendorong Pemprov Jabar untuk juga memprioritaskan pendidikan keluarga—agar program ini tidak berhenti sebagai solusi jangka pendek,” ucapnya.

Hima Persis Jawa Barat merekomendasikan agar program ini dilakukan dengan pendekatan interdisipliner yang melibatkan psikolog, konselor pendidikan, tokoh agama, serta organisasi kepemudaan dan keagamaan. 

Hal ini, kata dia, langkah ini penting agar pembinaan bersifat humanis, tidak represif, dan mampu menyentuh akar permasalahan.

Dalam rangka mendukung program ini, Hima Persis menyatakan kesiapannya untuk menjadi mitra strategis Pemprov Jabar dalam edukasi publik, pelatihan karakter, serta pembinaan remaja berbasis nilai keislaman dan lokalitas budaya Sunda.

Baca juga: Harapan Orang Tua yang Anaknya Dikirim ke Barak Militer di Indramayu

“Kami siap menjadi bagian dari solusi. Mendidik anak bangsa adalah tugas kolektif. Hima Persis mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak hanya mengkritik, tetapi juga mengambil peran nyata dalam menyelamatkan masa depan generasi Jawa Barat,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan