Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Cegah Insiden Keracunan, BGN Bakal Perketat SOP Program Makanan Bergizi Gratis

BGN terus memperkuat sistem pengawasan dan pengelolaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk mencegah terulangnya insiden keracunan makanan.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Nitis Hawaroh/Tribunnews.com
MAKAN BERGIZI GRATIS - Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana di Jakarta, Selasa (10/9/2024). Ia mengatakan BGN terus memperkuat sistem pengawasan dan pengelolaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk mencegah terulangnya insiden keracunan makanan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) terus memperkuat sistem pengawasan dan pengelolaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk mencegah terulangnya insiden keracunan makanan di sekolah.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pihaknya telah merumuskan delapan langkah peningkatan Standar Operasional Prosedur (SOP) demi mencapai target “nol kejadian”.

“Ya, kita meningkatkan SOP kita. Tadi kan saya sudah menulis delapan langkah untuk meningkatkan agar target kita yang nol kejadian bisa dicapai,” ujar Dadan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Satu di antara sorotan utama dalam evaluasi tersebut adalah durasi proses memasak dan pengantaran makanan.

“Satu misalnya, masa masaknya tidak boleh terlalu lama, karena kejadian ini seringkali menyiapkannya terlalu awal. Memasaknya terlalu awal, delivery-nya terlambat,” ucapnya.

Baca juga: Kepala BGN Sebut Bill Gates Bakal Tinjau Program MBG Saat Kunjungi Indonesia

Selain itu, BGN juga memberikan perhatian serius terhadap kualitas bahan baku yang digunakan.

“Misalnya seperti yang di Pali itu kan dilaporkan bahan baku,” ujarnya.

Dalam hal distribusi, BGN kini menargetkan waktu pengiriman dari dapur ke sekolah tidak lebih dari 30 menit, dan bahkan sedang mempertimbangkan untuk memperpendek waktu tersebut.

Baca juga: Anggaran Rp 71 Triliun untuk MBG Masih Kurang, Kepala BGN Minta Tambahan Rp 50 Triliun

“Begitu sampai di sekolah, distribusinya juga harus kita evaluasi tambahan. Dan jangan pula misalnya sampai di sekolah jam 9, dimakannya jam 12. Kami perpendek rentang-rentang waktu itu,” kata Dadan.

Langkah pencegahan juga dilakukan melalui uji organoleptik sebelum makanan dibagikan kepada siswa.

“Memang kita harus melakukan uji namanya organoleptik, bau, rasa, cicipi, dan sebagainya,” ujarnya.

Dadan juga menepis asumsi bahwa hanya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) baru yang berisiko menimbulkan insiden.

“Ternyata dari kejadian yang ada ini, di Cianjur misalnya, di Bandung itu yang sudah 2–3 bulan melakukan. Jadi artinya kami melihat perlu penyegaran. Artinya kalau sudah bagus, jangan terlena,” tegasnya.

Untuk itu, BGN mulai mengadakan pelatihan ulang bagi unit-unit pelaksana program yang sudah beroperasi lebih dari dua bulan.

“Makanya minggu kemarin kita sudah melakukan pelatihan di Tasik, di Bandung, di Jakarta. Minggu depan kita akan di Sumatera,” ucap Dadan.

“Jadi mereka yang sudah melakukan lebih dari dua bulan, kita akan panggil kembali untuk pelatihan agar mereka mengingat kembali prosedur-prosedur yang diterapkan," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan