Selasa, 30 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Pengamat Analisis Dampak Luas yang Potensial Terjadi Jika MBG Distop

Menurutnya, per April, ada 3 juta anak yang menerima manfaat MBG. Dapur komunitas juga tumbuh di ribuan titik yang turut membuka lapangan kerja.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
MAKAN BERGIZI GRATIS - Murid berkebutuhan khusus menyantap makanan saat pelaksanaan makanan bergizi gratis (MBG) di Sekolah Khusus Negeri 01 Tangsel, Pondok Kacang, Tangerang Selatan, Banten, Senin (28/4/2025). Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB) bekerja sama dengan OVO dan Grab Indonesia meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 11 sekolah khusus se-Tangerang Raya untuk mewujudkan pendidikan inklusif dan pemenuhan gizi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Pengamat Prediksi Dampak Luas yang Potensial Terjadi Jika MBG Distop

Danang Triatmojo/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki sejumlah kendala sejak diluncurkan. 

Satu di antaranya adalah masalah pembayaran mitra dapur MBG.

Contoh yang paling menjadi sorotan adalah terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalibata, Jakarta Selatan serta beberapa masalah lain yang muncul di sejumlah daerah.

Baca juga: Kronologi Kepala SD di Karanganyar Diduga Keracunan usai Santap Menu MBG, Alami Mual dan Muntah

Atas hal itu, Direktur Indonesia Political Review (IPR) Iwan Setiawan mengakui program MBG memang memiliki banyak kekurangan. 

Meski begitu, dia menyebut kalau program ini juga memberikan dampak besar positif bagi masyarakat.

Menurutnya, per April, ada 3 juta anak yang menerima manfaat MBG. Dapur komunitas juga tumbuh di ribuan titik yang turut membuka lapangan kerja.

“April ini sudah 3 juta anak Indonesia telah mendapat manfaat dari MBG. Dapur komunitas tumbuh di ribuan titik membuka ribuan lapangan pekerjaan baru, dan petani lokal mulai merasakan peningkatan permintaan dari rantai pasok pangan yang terbangun,” kata Iwan kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).

Iwan kemudian menyoroti adanya suara-suara yang menginginkan MBG dietop. Padahal, ada dampak luas dari penyetopan MBG

Bukan hanya memutus akses gizi anak-anak miskin, tapi juga menstop mata pencaharian ribuan pekerja dapur dan melemahkan ekonomi desa.

“Menyerukan pembatalan program ini sama dengan memutus akses gizi anak-anak miskin, menghentikan pendapatan ribuan pekerja dapur, dan melemahkan ekonomi desa,” katanya.

Menurutnya jika MBG belum sempurna, maka hal yang sebaiknya dilakukan adalah melakukan evaluasi dan perbaikan bertahap serta penguatan tata kelolanya.

“Benar, pelaksanaan MBG belum sempurna. Namun bukan berarti MBG harus dihentikan. Seperti program BPJS, BOS, dan sekolah gratis yang dulu juga ramai kritik, MBG perlu perbaikan bertahap dan penguatan tata kelola, bukan pembatalan,” kata dia.

“Langkah-langkah perbaikan bisa dan sedang dilakukan dengan perbaikan kualitas dan pengawasan makanan, digitalisasi sistem pembayaran untuk mitra, dan penguatan kolaborasi antar daerah dan pusat,” lanjutnya.

MAKAN BERGIZI GRATIS - Murid berkebutuhan khusus menyantap makanan saat pelaksanaan makanan bergizi gratis (MBG) di Sekolah Khusus Negeri 01 Tangsel, Pondok Kacang, Tangerang Selatan, Banten, Senin (28/4/2025). Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB) bekerja sama dengan OVO dan Grab Indonesia meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 11 sekolah khusus se-Tangerang Raya untuk mewujudkan pendidikan inklusif dan pemenuhan gizi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
MAKAN BERGIZI GRATIS - Murid berkebutuhan khusus menyantap makanan saat pelaksanaan makanan bergizi gratis (MBG) di Sekolah Khusus Negeri 01 Tangsel, Pondok Kacang, Tangerang Selatan, Banten, Senin (28/4/2025). Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB) bekerja sama dengan OVO dan Grab Indonesia meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 11 sekolah khusus se-Tangerang Raya untuk mewujudkan pendidikan inklusif dan pemenuhan gizi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Ketatkan Pengawasan

Terkait pelaksanaan program MBG, pengamat sosial Priangan Timur Mumu mengatakan, MBG merupakan program yang bagus bagi anak bangsa.

Namun saat ini kondisi ekonomi sedang tidak baik. 

Menurutnya pemerintah harus mengetatkan pengawasan program untuk mengantisipasi oknum - oknum yang bermain atau munculnya masalah terkait dapur mitra. 

“Kalau dilihat secara teknis saat ini, ini membuka ruang baru bagi para oknum. Antisipasi kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dalam satu dapur, antisipasi kejadian penanganan di RS akan seperti apa dengan jumlah siswa sampai 3.500," kata Mumu.

Ingin Ditiru Negara Lain

Terkait program ini, Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto mengaku banyak dihubungi pemimpin dunia, belakangan ini.

Mantan Menteri Pertahanan RI itu menyebut mereka ingin mencontoh program makan bergizi gratis (MBG).

Mulanya, Presiden Prabowo bercerita bahwasanya pemerintah sudah meluncurkan program makan bergizi gratis untuk anak-anak dan ibu hamil. 

Dia menyebut program ini menjadi program terbesar di dunia.

"Saya kira salah satu program terbesar di dunia dan ini diperhatikan oleh dunia," ujar Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Pastikan Program MBG Merata, Edhie Baskoro Tinjau Dapur MBG di Kabupaten Magetan

Ketua Umum Partai Gerindra itu lalu menyinggung banyak pemimpin dunia yang menghubunginya usai melihat program MBG.

Mereka ingin mencontoh MBG yang sudah bergulir di Indonesia.

"Banyak pemimpin-pemimpin dunia menghubungi saya ada yang datang ke sini, dan mengatakan ingin mencontoh Indonesia yang berani, kita berani karena ini adalah sesuatu panggilan sesuatu keharusan, anak-anak kita adalah masa depan kita, anak-anak kita tidak boleh ada yang lapar, anak-anak kita tidak boleh ke sekolah dengan perut  yang kosong," jelasnya.

Baca juga: Agar Stok Pangan Cukup Demi Program MBG, Peran BUMDes Harus Dimaksimalkan

Lebih lanjut, Prabowo menambahkan saat ini penerima manfaat MBG sudah mencakup 3 juta anak.

Dia bilang, angka ini akan terus bertambah secara bertahap.

"Kita ingin lebih cepat tapi ya kita harus bertahap kita harus dengan pengelolaan yang baik, administrasi yang baik karena ini uang rakyat harus dikelola dengan baik, tapi insyaAllah rencana kita akhir tahun ini semua anak-anak Indonesia semua ibu hamil akan mendapat makan tiap hari ini adalah nanti jumlahnya 82,9 juta penerimaan manfaat," ungkapnya.

Ia pun mengungkit mantan Presiden Brasil yang kini menjabat Presiden Bank NDB, Dilma Rusself yang menjalankan program MBG pada 2011. 

Saat itu, Dilma bilang program itu baru bisa mencakup seluruh anak Brasil hingga 11 tahun.

"Dan membutuhkan 11 tahun sampai semua anak-anak Brazil terima makan gratis kalau enggak salah jumlah yang beliau sebut adalah sekitar 26 juta anak, 11 tahun. Kita alhamdulilah insyaallah kita akan sampaikan 82,9 juta anak dan ibu hamil penerima manfaat akhir tahun 2025," jelasnya.

"Kita mulai Januari 2025 berarti satu tahun kita akan mencapai seluruh anak-anak Indonesia di seluruh tanah air dengan Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai pulau Rote," katanya.

 

 

(danang/igman/tribunnews.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan