Selasa, 30 September 2025

Paus Fransiskus Wafat

Jadwal Misa Requiem Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta, Lengkap dengan Link Live Streaming

Sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, Gereja Katedral Jakarta akan menggelar Misa Requiem.

Instagram @katedraljakarta
MISA REQUIEM PAUS - Foto ini diambil dari Instagram @katedraljakarta pada Rabu (23/4/2025) yang menunjukkan jadwal Misa Requiem Paus Fransiskus. Misa Requiem akan diadakan pada Kamis, 24 April 2025, pukul 18.00 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM - Vatikan mengumumkan kabar duka mendalam, Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik Roma yang berasal dari Amerika Latin, telah wafat pada usia 88 tahun.

Berita ini disampaikan dalam sebuah pernyataan video oleh Kardinal Kevin Farrell pada hari Senin (21/4/2025).

“Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” ujar Farrell dalam siaran Vatikan, dikutip dari Reuters.

"Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa," tambahnya.

Kepergian Bapa Suci meninggalkan luka dan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, Gereja Katedral Jakarta akan menggelar Misa Requiem.

Jadwal Misa Requiem Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta

Mengutip dari Instagram @katedraljakarta, Misa Requiem akan diadakan pada Kamis, 24 April 2025, pukul 18.00 WIB.

Misa Requeim akan dipimpin oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, sebagai bentuk penghormatan resmi dari Takhta Suci kepada umat Katolik di Indonesia yang turut berduka atas wafatnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun.

Bagi umat yang tidak dapat hadir langsung di Gereja Katedral Jakarta, Misa Requiem ini akan disiarkan secara live streaming.

Adapun link live streaming Misa Requeim Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta dapat diklik di sini.

Apa Itu Misa Requiem?

Baca juga: Ribuan Umat Akan Hadiri Misa Requiem Paus Fransiskus di Katedral: Doa Cinta untuk Sang Gembala

Misa Requiem adalah perayaan Ekaristi khusus dalam tradisi Gereja Katolik yang dipersembahkan untuk mendoakan jiwa orang yang telah meninggal dunia.

Istilah Requiem berasal dari kata Latin "requies", yang berarti "istirahat".

Doa utama dalam misa ini adalah agar jiwa orang yang telah wafat diberikan ketenangan dan kedamaian abadi oleh Allah.

Misa ini biasanya memiliki suasana yang lebih hening, khidmat, dan penuh doa. 

Lagu-lagu liturgi yang dibawakan pun biasanya berupa lagu-lagu rohani bertema pengharapan dan penghiburan, seperti Dies Irae atau In Paradisum.

Misa Requiem bagi Paus Fransiskus ini bukan hanya bentuk penghormatan terakhir, tetapi juga ungkapan cinta dan doa dari seluruh umat beriman agar beliau beristirahat dalam damai di hadirat Allah.

Kepergian Paus Fransiskus

Paus Fransiskus mengembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perjuangan panjang melawan penyakit yang menyerang kesehatannya. 

Ia sempat dirawat selama lima minggu di Rumah Sakit Universitas Gemelli karena pneumonia ganda yang nyaris merenggut nyawanya, dikutip dari Al Jazeera.

Kondisinya diperburuk oleh bronkitis parah, infeksi bakteri, virus, dan jamur, serta komplikasi anemia, trombosit rendah, dan tanda-tanda awal gagal ginjal. 

Ia juga sempat mengalami krisis pernapasan berulang yang membuatnya harus menggunakan masker ventilasi secara rutin di malam hari.

Meski dalam kondisi yang rapuh, Fransiskus sempat menunjukkan semangatnya yang tak luntur.

Ia kembali ke Vatikan pada 23 Maret, dan bahkan membuat penampilan publik saat Minggu Paskah.

Di tengah sorak-sorai umat di Lapangan Santo Petrus, ia menyapa dengan senyum dan memberikan berkat khusus.

Paus hadir menyampaikan berkat dan ucapan "Selamat Paskah" kepada puluhan ribu umat yang hadir.

Dalam pidato Paskahnya, yang disampaikan sebagian besar oleh Uskup Agung Vatikan karena kondisi fisiknya yang lemah, Paus Fransiskus kembali menyoroti krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza. 

Ia menyerukan gencatan senjata dan menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap penderitaan warga sipil, terutama komunitas Kristen di wilayah tersebut.

"Saya memikirkan rakyat Gaza, dan khususnya masyarakat Kristennya, di mana konflik mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan," ucap Paus dalam pesan Paskahnya, dikutip dari dw.com.

Baca juga: Isi Wasiat Terakhir Paus Fransiskus untuk Messi yang Membekas di Hati

Tak hanya menyerukan perdamaian, Paus Fransiskus juga mengangkat isu kebebasan beragama dan pentingnya toleransi dalam menciptakan dunia yang damai.

"Tidak akan ada perdamaian tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, dan menghormati pandangan orang lain," tegasnya.

Ini menjadi pengingat akan dedikasi dan kasihnya terhadap umat Katolik di seluruh dunia.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus Wafat

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved