Hari Raya Galungan
5 Tradisi Khas Perayaan Hari Raya Galungan yang Diadakan oleh Umat Hindu
Berikut 5 tradisi khas perayaan Hari Raya Galungan yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali, simak penjelasannya berikut ini.
TRIBUNNEWS.COM - Simak tradisi perayaan Hari Raya Galungan yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali.
Hari Raya Galungan diadakan setiap 210 hari sekali yang dihitung berdasarkan wuku.
Berdasarkan kalender Pakuwon, Galungan berlangsung selama 10 hari.
Ini merupakan hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
Biasanya umat Hindu di Bali sudah memulai persiapan tradisi Galungan sejak tiga hari sebelumnya.
Dikutip dari TribunBali.com, masyarakat umat Hindu di Bali biasanya memulai rangkaian acara Galungan dengan membersihkan pura-pura di sekitar wilayah mereka.
Selanjutnya mereka biasanya akan melakukan sembahyang untuk menyucikan dan membersihkan diri.
Tradisi Perayaan Hari Raya Galungan
1. Memasang penjor
Hari Raya Galungan biasanya ditandai dengan adanya penjor atau janur kuning yang dipasang di sepanjang jalan di daerah Bali.
Penjor terbuat dari batang bambu yang dihiasi dengan daun kelapa, padi, dan kotak khusus untuk sesaji yang disebut canang.
Penjor merupakan gambaran sebuah lambang Bhatara Mahadewa yang beristana di Gunung Agung atau Bhatara Siwa.
Penjor ini nantinya akan ditancapkan di depan pintu masuk saat Penampahan sore agar saat Galungan masih dalam keadaan segar.
Baca juga: 10 Ucapan Galungan 23 April 2025 dan 20 Poster Hari Galungan yang Bisa Diunduh Gratis
2. Tradisi Ngejot
Tradisi lainnya yang khas saat perayaan Galungan adalah Ngejot.
Ngejot merupakan kegiatan saling memberi atau berbagi pada orang lain.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.