Libur Lebaran 2025
10 Contoh Cerita Libur Lebaran Idul Fitri 2025 yang Menyenangkan
Liburan telah usai dan banyak siswa yang telah mulai masuk sekolah. Berikut 10 contoh cerita libur lebaran Idul Fitri 2025 yang menyenangkan.
TRIBUNNEWS.COM - Libur Lebaran selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang.
Setelah menjalani bulan puasa, Idul Fitri menjadi ajang untuk berkumpul, bermaaf-maafan bersama keluarga dan teman.
Tidak hanya itu, libur lebaran juga menjadi momen yang penuh kehangatan, keceriaan, dan kenangan indah.
Namun saat ini, liburan telah usai dan banyak siswa yang telah mulai masuk sekolah.
Biasanya, saat masuk sekolah, siswa diminta untuk menceritakan kegiatan selama libur lebaran Idul Fitri 2025.
10 Contoh Cerita Libur Lebaran Idul Fitri 2025 yang Menyenangkan
1. Perjalanan Mudik Penuh Canda ke Yogyakarta
Namaku Adi. Tahun ini, aku dan keluargaku akhirnya bisa mudik ke kampung halaman di Yogyakarta setelah dua tahun tidak pulang.
Kami berangkat dua hari sebelum Lebaran dengan mobil pribadi. Meski jalanan macet dan perjalanan memakan waktu lebih dari 15 jam, kami justru menikmati momen itu. Di dalam mobil, ayah memutar lagu-lagu Lebaran, ibu membagikan cemilan, dan kami semua bermain tebak-tebakan.
Tiba di rumah nenek jam 11 malam, tapi rasanya seperti disambut pagi: ada pelukan hangat, teh manis, dan cerita-cerita yang mengalir sampai larut malam.
2. Dapur Lebaran Penuh Aroma
Libur Lebaran tahun ini, aku memilih tinggal di rumah membantu ibu menyiapkan kue-kue Lebaran. Dari membuat adonan nastar sampai menghias toples dengan pita, semuanya kulakukan dengan semangat.
Baca juga: Libur Lebaran 2025 Dongkrak Okupansi Kamar Hotel InJourney Hospitality
Kami bekerja sambil mendengarkan musik dan bercerita.
Saat para tamu mencicipi kue dan memujinya, senyum ibu mengembang. Katanya, “Tahun depan kita bikin lebih banyak, ya.” Itu jadi salah satu momen paling hangat sepanjang liburan.
3. Reuni Keluarga yang Tak Terlupakan
Tahun ini adalah kali pertama keluarga besar kami berkumpul lengkap sejak pandemi.
Di rumah paman yang luas, semua orang hadir: kakek, nenek, om, tante, dan lebih dari 20 sepupu! Kami menggelar makan bersama, lalu bermain permainan keluarga.
Ada lomba estafet sendok kelereng, kuis seputar keluarga, dan tentu saja sesi foto besar-besaran. Aku merasa seperti tokoh dalam film keluarga, hangat, ribut, dan penuh cinta.
4. Salat Id yang Penuh Makna
Pagi itu, udara masih dingin saat aku berjalan menuju lapangan bersama ayah. Kami mengenakan baju koko baru.
Di lapangan, ribuan orang berkumpul. Ada yang datang sendiri, ada yang bersama keluarga.
Saat takbir menggema, hatiku bergetar. Aku merasa kecil tapi juga bagian dari sesuatu yang besar.
Setelah salat dan khotbah, kami saling bermaaf-maafan. Tanganku penuh dengan jabat tangan, tapi hatiku lebih penuh dengan kehangatan.
5. THR yang Mengalir Deras
Bagi anak-anak, momen Lebaran adalah momen panen.
Aku berkeliling dari rumah ke rumah bersama adikku, menyapa dan mencium tangan para om dan tante. Setiap rumah memberikan THR, lengkap dalam amplop warna-warni.
Saat pulang, aku menghitungnya dengan antusias. Tapi lebih dari itu, aku sadar bahwa bukan uangnya yang membuatku bahagia, melainkan rasa dihargai, disayangi, dan diingat.
6. Ziarah ke Makam Leluhur
Lebaran kali ini, aku ikut ayah dan ibu ziarah ke makam kakek dan nenek.
Kami membawa bunga melati dan air mawar. Saat kami duduk di dekat pusara, ayah mulai bercerita tentang masa kecilnya. Aku mendengarkan dengan khusyuk, merasa seperti mengenal mereka yang belum pernah kutemui.
Doa kami lirih, tapi hatiku terasa penuh. Lebaran tak selalu tentang keramaian. Kadang, momen hening juga punya makna yang dalam.
7. Menyapa Tetangga dengan Kue dan Senyum
Ibu membuat daftar tetangga yang harus dikunjungi, dan aku ditugaskan mengantar toples kue ke setiap rumah.
Meski awalnya malas, ternyata kegiatan ini justru menyenangkan.
Setiap rumah menyambut dengan ramah, bahkan mengajak masuk dan mengobrol. Aku bertemu banyak wajah lama yang biasanya hanya kulihat lewat jendela.
Hari itu aku sadar, Lebaran bukan hanya tentang keluarga, tapi juga membangun kembali hubungan dengan sekitar.
8. Liburan ke Tempat Wisata
Karena libur cukup panjang, kami sempat jalan-jalan ke tempat wisata.
Kami memilih pergi ke pantai di daerah Anyer.
Bermain pasir, berenang, dan menikmati kelapa muda membuat liburan Lebaran kali ini makin berkesan.
9. Liburan ke Alam yang Menyegarkan
Setelah dua hari bersilaturahmi, keluargaku memutuskan untuk berlibur ke kawasan pegunungan di Lembang. Kami menyewa vila kecil, memasak sendiri, dan bermain board game.
Pagi-pagi, aku bisa melihat kabut dari jendela kamar. Kami hiking ringan ke air terjun dan makan siang di atas tikar.
Libur Lebaran kali ini tidak hanya penuh silaturahmi, tapi juga waktu tenang untuk keluarga inti kami.
10. Game Seru yang Mengikat Keluarga
Malam hari setelah tamu pulang, ayah mengajak kami bermain kuis keluarga.
Kami dibagi menjadi dua tim. Pertanyaannya seputar siapa yang paling cerewet, siapa yang suka nyolong kue, dan kejadian-kejadian lucu di masa lalu.
Suara tawa memenuhi rumah. Meski sederhana, permainan itu mengikat kami lebih erat. Aku belajar bahwa kadang, hal-hal kecil bisa menciptakan kenangan besar.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Libur Lebaran 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.