Senin, 6 Oktober 2025

Panglima TNI

VIDEO Panglima TNI Lepas 1.090 Prajurit ke Lebanon: Bukan Sekadar Misi Militer

"Laksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Jaga nama baik TNI dan negara Indonesia di hadapan komunitas internasional."

Penulis: Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Matahari belum sepenuhnya tinggi di langit Cilangkap ketika barisan prajurit TNI mulai berbaris di Lapangan Prima, Mabes TNI, Jakarta Timur, Rabu (9/4/2025).

Baret biru muda terpasang rapi di kepala mereka, senjata tergenggam erat, dan wajah-wajah penuh kesiapan.

Bukan hanya kesiapan untuk bertugas—tapi kesiapan memikul kehormatan negara.

Di hadapan mereka berdiri Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, memimpin Upacara Pelepasan 1.090 personel Satgas TNI Kontingen Garuda UNIFIL XXIII-S Tahun Anggaran 2025.

Mereka adalah prajurit-prajurit terpilih yang akan menjalankan misi perdamaian di Lebanon.

Dipimpin oleh Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TNI Kontingen Garuda UNIFIL TA 2025 Kolonel Inf Raja Gunung Nasution—yang sehari-hari menjabat sebagai Danbrigif Raider Khusus 25/Siwah—pasukan ini terdiri dari tujuh satuan tugas berbeda yang masing-masing punya mandat penting di bawah panji Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Misi Perdamaian, Budaya Hingga Diplomasi

Selama satu tahun penuh, mereka akan bertugas menjaga perdamaian di Lebanon.

Namun seperti yang ditekankan Agus dalam pidatonya, prajurit-prajurit ini tak hanya diutus untuk membawa misi penjaga perdamaian di daerah konflik. 

Mereka juga membawa misi budaya dengan berperan menjadi Duta Bangsa Indonesia di kancah Internasional yang memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia, misi kemanusiaan, serta misi diplomasi.

"Oleh sebab itu, hari ini saya dengan penuh kebanggaan akan melepas 1.090 prajurit TNI terpilih untuk bergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda yang akan bertugas dalam misi Unifil di Lebanon," kata Agus dalam amanatnya.

Ia mengatakan kepercayaan yang diberikan oleh PBB kepada Indonesia untuk secara berkelanjutan mengirimkan Satgas dalam operasi perdamaian dunia adalah bukti pengakuan dunia terhadap profesionalisme, disiplin, dan dedikasi prajurit TNI.

Keterlibatan TNI dalam operasi perdamaian dunia yang diselenggarakan oleh PBB, lanjut Agus, bukan semata hanya sebagai sebuah misi militer, tetapi juga merupakan sebuah misi kemanusiaan, misi budaya, dan diplomasi bangsa di tingkat global.

Untuk itu ia mengingatkan kepada seluruh prajurit tugas tersebut adalah amanah yang suci dan mulia.

"Laksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Jaga nama baik TNI dan negara Indonesia di hadapan komunitas internasional."

"Tunjukkan sikap profesional, loyal, dan patuhi setiap aturan yang berlaku dalam misi Unifil."

"Bangun dan jalin komunikasi serta kerja sama yang baik dengan pasukan dari negara lain serta masyarakat setempat," ujar Agus.

Minta Prioritaskan Faktor Keamanan

Agus menjelaskan eskalasi konflik antara Hizbullah dengan Israel hari ini semakin meningkat. 

Ketegangan tersebut, ucap Agus, sangat berpengaruh pada wilayah Lebanon Selatan yang akan menjadi medan penugasan mereka.

"Untuk itu saya minta agar dalam melaksanakan tugas faktor keamanan menjadi prioritas utama."

"Pertahankan kewaspadaan setiap saat serta pahami dan kuasai kondisi daerah operasi."

"Pedomani prosedur keamanan dalam setiap kegiatan. Serta laporkan secara cepat setiap perkembangan yang terjadi," ucapnya.

"Apabila eskalasi ancaman semakin meningkat dan diharuskan meninggalkan daerah operasi, lakukan rencana kontijensi yang sudah disiapkan oleh pihak PBB."

Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen Kristomei Sianturi menambahkan, tugas mereka sebagai pasukan perdamaian di antaranya meliputi mencegah terjadinya lintas batas ilegal dari Lebanon ke Israel dan sebaliknya.

"Artinya tugasnya tidak berubah dari 2006 sampai 2025 ini, kita melaksanakan mandat atau chapter yang sudah diberikan kepada Unifil. Tugasnya untuk apa? Misalnya sebagai pasukan perdamaian menjaga agar tidak terjadi lintas batas dari Lebanon ke Israel, misalnya tidak ada insiden-insiden pelanggaran batas dan sebagainya," tambah Kristomei.

Jejak Panjang Indonesia dalam Perdamaian Dunia di Lebanon

Misi PBB di Lebanon adalah salah satu misi perdamaian tertua yang dimulai sejak Maret 1978.

Indonesia sendiri sudah terlibat aktif sejak 2006, mengirimkan Kontingen Garuda dalam berbagai generasi.

Sejak saat itu, Kontingen Garuda TNI telah membangun tradisi sebagai kontingen pasukan perdamaian berprestasi di misi Unifil.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved