Senin, 29 September 2025

Ramadhan 2025

Kemenag Aceh: Hilal 1 Syawal 1446 H Tak Terlihat, Ramadan Genap 30 Hari

Kemenag Aceh mengungkapkan hilal 1 Syawal 1446 H tidak memenuhi kriteria, Ramadan digenapkan 30 hari.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
PANTAU HILAL - Petugas mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Masjid Al-Musari'in, Kembangan Utara, Jakarta, Minggu (28/2/2025). Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan 1 Ramadan 1446 H. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.com Hilal 1 Syawal 1446 Hijriah di wilayah Aceh dipastikan tidak terlihat.

Hal ini diumumkan oleh Tim Falakiyah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh berdasarkan perhitungan astronomis yang dilakukan.

Menurut perhitungan, ketinggian hilal di Aceh tercatat minus 1,07 derajat di bawah ufuk, dengan elongasi geosentrik 12 derajat dan elongasi toposentrik 15 derajat.

"Berdasarkan data tersebut, hilal di Aceh belum memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS)," jelas Alfirdaus Putra, Ahli Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh.

Kriteria MABIMS menyatakan bahwa imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian minimal 3 derajat dengan sudut elongasi 64 derajat.

"Dengan keadaan hilal masih minus di bawah ufuk pada hari ijtimak 29 Ramadan 1446 H, hilal dipastikan tidak akan terlihat, dan Ramadan disempurnakan menjadi 30 hari," tambah Alfirdaus.

Alfirdaus juga mengungkapkan bahwa Idul Fitri 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025, sama seperti yang diprediksi oleh Muhammadiyah.

Situasi di Wilayah Lain

Kondisi serupa juga dilaporkan di Medan, Sumatra Utara, di mana hilal diprediksi tidak terlihat dengan ketinggian minus 1,26 derajat dan elongasi 11,5 derajat.

"Kemungkinan hilal tidak terlihat sangat besar," ungkap Hendro Nugroho, Kepala Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, cuaca mendung juga membuat hilal 1 Syawal 1446 H tidak dapat terlihat.

"Proses rukyat tetap dilakukan untuk memastikan posisi hilal," kata Ali Yafid, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel.

Ia menambahkan bahwa proses ini penting untuk pembuktian ilmiah dan syiar Islam.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan