VIDEO - Melihat Jejak Sejarah dan Makna Menara Masjid Agung Banten Lama

TRIBUNNEWS.COM - Menara Masjid Agung Banten Lama, yang berdiri megah di pusat kota Banten, menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Kesultanan Banten.

Menara ini dibangun bersamaan dengan Masjid Agung Banten pada tahun 1620, di masa pemerintahan Sultan Haji.

Dengan tinggi sekitar 23 meter, menara ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk menyerukan azan, tetapi juga sebagai menara pengawas untuk memantau aktivitas di pelabuhan dan sekitarnya.

"Menara ini memiliki keunikan dari segi arsitektur, berbeda dengan menara masjid di nusantara lainnya. Ada pengaruh dari budaya Eropa dan Tionghoa," kata pemandu lokal, Oji.

Menara ini adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang tidak hanya megah tetapi juga kaya akan sejarah.

Arsitektur dan Fungsi Menara

Menara Masjid Agung Banten dibangun dengan bahan utama batu bata dan karang, memiliki diameter bagian bawah sekitar 10 meter.

Untuk mencapai puncaknya, pengunjung harus melewati 83 anak tangga yang melingkar dan hanya dapat dilalui oleh satu orang.

"Dari puncak menara, kita bisa melihat pemandangan laut lepas dan area sekitarnya," jelas Oji.

Menara ini juga mengadopsi unsur budaya dari agama Buddha, terlihat dari bentuk bunga teratai di puncaknya.

Hal ini mencerminkan akulturasi budaya yang kuat di kompleks Masjid Agung Banten.

Perawatan dan Aksesibilitas

Saat ini, Menara Masjid Agung Banten tidak dibuka untuk umum secara bebas.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian bangunan yang sudah berusia empat abad tersebut.

"Dengan rentang usia yang panjang, kami harus menjaga keutuhan menara ini," ungkap Oji.

Perawatan menara dilakukan secara berkala, terutama menjelang bulan Ramadhan.

"Kami melakukan pengecatan dan perawatan untuk menjaga keindahan menara," tambahnya.

Dengan segala keunikan dan sejarah yang dimilikinya, Menara Masjid Agung Banten Lama tetap menjadi salah satu destinasi penting bagi wisatawan dan peziarah yang ingin memahami lebih dalam tentang budaya dan sejarah Banten.

Selengkapnya di tautan berikut --> LINK

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).