Idul Fitri 2025
Menteri Agama Minta Pejabat Tak Gunakan Fasilitas Negara untuk Mudik
Menteri Agama Nasaruddin Umar imbau pejabat tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi saat Idulfitri, mudik pakai mobil pribadi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengimbau para pejabat tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi saat Hari Raya Idulfitri.
Dirinya mengatakan sebaiknya pejabat mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi.
"Menjelang momentum lebaran, saya mengimbau kepada pejabat untuk tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Kalau pulang kampung, gunakan kendaraan pribadi saja," ucap Nasaruddin melalui keterangan tertulis, Kamis (13/3/2025).
Hal tersebut diungkapkan oleh Nasaruddin di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta.
Sejak awal menjadi pejabat negara, Nasaruddin mengungkapkan bahwa dirinya tidak akan menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi seperti mobil dinas dan rumah dinas.
"Selama 12 tahun menjadi pejabat di Kementerian Agama, termasuk sebagai Dirjen dan Wamen, saya selalu berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara, seperti tidak menggunakan mobil dinas untuk keperluan pribadi, termasuk membawa keluarga atau saudara," ungkap Nasaruddin.
“Bahkan, saya memilih tidak tinggal di rumah dinas, karena khawatir tamu-tamu pribadi saya menggunakan fasilitas negara seperti listrik dan air,” tambahnya.
Baca juga: Pendaftaran Mudik Gratis Kemenhub 2025 Dibuka untuk 3.540 Kuota Hari Ini, Berikut Cara Daftarnya
Lebih lanjut, dirinya memberikan teladan dari kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mematikan lampu di kantornya ketika anaknya datang ke kantor membawa urusan pribadi.
Menurut Umar bin Abdul Aziz, lampu itu dibiayai oleh negara dan ia tidak ingin menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.
Dirinya juga mengingatkan bahwa dalam hidup ini yang sebenarnya dibutuhkan bukanlah harta melimpah atau jabatan tinggi, melainkan keberkahan.
Ia menegaskan bahwa kekayaan tidak ada artinya jika keluarga tidak mendapat keberkahan.
"Apa gunanya kekayaan jika keluarga kita bermasalah, anak terjerumus narkoba, istri selingkuh, atau hidup penuh penyakit? Itu seperti neraka sebelum waktunya," katanya.
"Sebaliknya, walau hidup sederhana, tapi jika dijalani dengan keberkahan, berbuka bersama, sholat berjamaah, dan hidup dalam ketenangan, itu seperti surga sebelum waktunya," tambahnya.
Baca juga: Kementerian PU Siapkan 393 Posko Mudik untuk Antisipasi Titik Rawan Bencana
Menag menyampaikan bahwa ada hadis yang menyatakan bahwa setiap daging yang tumbuh dari barang haram hanya bisa dibersihkan oleh neraka.
Bahkan disebutkan bahwa siapa pun yang memakan makanan haram, salatnya tidak akan diterima selama 40 hari.
"Jika setiap hari kita memakan yang haram, sia-sialah sholat kita. Bagaimana mungkin anak kita menjadi anak yang shalih jika makanan yang dikonsumsinya berasal dari yang haram?" pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.