Selasa, 7 Oktober 2025

Ramadhan 2025

Kemenag Kirim 1.000 Dai ke Wilayah 3T hingga Luar Negeri Selama Ramadhan 2025

Kemenag tahun ini kembali mengirim 1.000 dai dan daiyah ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), wilayah khusus, hingga luar negeri.

Penulis: Lanny Latifah
https://kemenag.go.id/
KEBERANGKATAN DAI DAIYAH - Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad lepas keberangkatan dai dan daiyah pada Rabu (26/2/2025) di Jakarta. Kemenag tahun ini kembali mengirim 1.000 dai dan daiyah ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), wilayah khusus, hingga luar negeri. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Agama (Kemenag) tahun ini kembali mengirim 1.000 dai dan daiyah dari berbagai daerah di Indonesia ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), wilayah khusus, hingga luar negeri.

Adapun program ini menjadi bagian dari tarhib Ramadhan 1446 H/2025 M.

Program pengiriman dai ke wilayah 3T, wilayah khusus, dan luar negeri ini digelar atas kerja sama dengan berbagai pihak, yaitu Badan Pengelola Keuangan Haji, BAZNAS RI, Dhompe Dhuafa, Bank Syariah Indonesia, BSI Maslahat, Salam Setara, YBM PLN, LAZ As-Salam fil Alamin, Baitul Mal Wal Muamalat, 10 LAZ Munzalan Indonesia, LAZ Mizan Amanah, Ponpes As’adiyah, Ma’had Aly al Mubarok, dan Ponpes Modern Dzikir Al Fath.

Pelepasan keberangkatan ini berlangsung pada Rabu (26/2/2025) di Jakarta, dalam Ceremony Pembekalan dan Pelepasan Dai ke Wilayah 3T, Wilayah Khusus dan Imam Diaspora Indonesia di Luar Negeri Tahun 2025.

Pelepasan ditandai dengan penyerahan bendera merah putih oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Abu Rokhmad kepada perwakilan dai.

Dilansir laman Kemenag, nantinya, para pendakwah dijadwalkan berangkat pada 27 Februari 2025 dan bertugas hingga akhir Ramadhan.

Sebagai informasi, pengiriman dai ke wilayah 3T rutin dilakukan sejak 2022 setiap Ramadhan.

Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, memperkuat harmoni masyarakat berbasis nilai agama dan kearifan lokal, serta membantu menyelesaikan masalah sosial, dan budaya di wilayah perbatasan.

Tahun ini, Kemenag juga memperluas akses layanan keagamaan bagi diaspora Indonesia di luar negeri dengan mengirim lima dai ke Australia, Jerman, dan Selandia Baru.

Para pendakwah yang ditugaskan di luar negeri merupakan peraih juara MTQ di tingkat nasional.

"Seribu orang yang siap terpisah selama sebulan dengan istri maupun suami ini merupakan pengabdian luar biasa. Perjalanan yang penuh dengan tantangan, tapi juga penuh dengan pahala yang luar biasa," ujar Abu Rokhmad.

Baca juga: PP Pemuda Muhammadiyah Tuntaskan Pelatihan Nasional Dai Muda Penggerak Desa

Selain itu, Abu juga mengingatkan terkait dokumentasi dan evaluasi dakwah.

Setiap dai diminta melaporkan aktivitasnya, mengaktifkan media sosial, serta membuat laporan berbasis data untuk mengukur perubahan di masyarakat.

Ia berharap, para dai dapat memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat dan keluarga yang mereka bina.

"Negara membutuhkan tangan-tangan kreatif dan niat baik para dai. Bantu negara ini dengan mengajak masyarakat bekerja keras sesuai bidangnya. Bangun kedekatan emosional," ungkapnya.

Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi berharap, para dai yang diutus dapat memahami pentingnya mengenal audiens (mad’u) secara psikologis dan spiritual.

"Dakwah perlu memperhitungkan faktor sosial dan budaya masyarakat. Dai tidak hanya bertugas menyampaikan ajaran agama, tetapi juga melakukan analisis sosial agar dakwah lebih efektif," kata Zayadi.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved