Sabtu, 4 Oktober 2025

Prakiraan Cuaca

BMKG Imbau Masyarakat untuk Waspada Cuaca Ekstrem, Tiga Bibit Siklon Aktif Kepung Indonesia

Indonesia tengah dikepung oleh dua bibit siklon tropis aktif, waspada potensi cuaca ekstrem akibat dinamika atmosfer yang kompleks.

Penulis: Lanny Latifah
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
WASPADA CUACA EKSTREM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Dwikorita Karnawati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Indonesia tengah dikepung oleh dua bibit siklon tropis aktif, waspada potensi cuaca ekstrem akibat dinamika atmosfer yang kompleks. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa saat ini Indonesia tengah dikepung oleh dua bibit siklon tropis aktif.

Adapun bibit siklon tropis tersebut berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap cuaca di berbagai wilayah.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem akibat dinamika atmosfer yang kompleks.

Berdasarkan analisis terbaru BMKG per 2 Februari 2025, teridentifikasi dua bibit siklon tropis aktif yang berada di sekitar wilayah selatan Indonesia, yaitu Bibit Siklon 99S yang tumbuh di Samudra Hindia selatan Banten dan Bibit Siklon 90S yang tumbuh di selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sedangkan bibit Siklon 96P yang sebelumnya terbentuk di sekitar Teluk Carpentaria, status per 2 Februari 2025 telah meluruh menjadi sirkulasi tekanan rendah dan sudah masuk daratan benua Australia, tetapi masih berkontribusi dalam membentuk pola cuaca di wilayah Indonesia.

Meskipun dua bibit siklon di selatan Indonesia (99S dan 90S) yang masih aktif ini diprediksi bergerak ke arah baratdaya semakin menjauhi wilayah Indonesia, tetapi dampak tidak langsungnya tetap terasa dalam bentuk peningkatan curah hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah.

"Kehadiran dua bibit siklon tropis yg masih aktif dan satu bibit siklon yg telah meluruh tersebut cukup meningkatkan kondisi dinamika atmosfer pada periode puncak musim hujan saat ini," ujar Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Sabtu (1/2/2025), malam.

"Kombinasi antara bibit siklon, fenomena La Niña lemah, Monsun Asia, Seruak Udara Dingin dari Dataran Tinggi Siberia, dan aktivitas gelombang atmosfer, serta Madden Julian Oscillation (MJO) akan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di banyak wilayah Indonesia," tambahnya.

Dalam sepekan terakhir, berbagai wilayah di Indonesia telah mengalami hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem.

Beberapa catatan curah hujan tertinggi meliputi Kalimantan Timur dengan curah hujan 229 mm/hari dan Sulawesi Tengah 192 mm/hari pada 26 Januari, Kepulauan Riau 154 mm/hari pada 27 Januari, serta Jabodetabek yang mencatat curah hujan hingga 264 mm/hari pada 28 Januari.

Kemudian, di wilayah lain, NTT mencatat curah hujan 105 mm/hari, Jawa Timur 137.8 mm/hari, Jawa Tengah 110.7 mm/hari, dan Sulawesi Selatan 106.2 mm/hari pada 29 Januari, kemudian di Papua Barat terukur 112 mm/hari pada 31 Januari 2025.

Baca juga: Gempa M 6,2 Guncang Maluku Utara, BMKG: Pusat Gempa di Laut

Untuk sepekan ke depan mulai tgl 2 Februari 2025, beberapa daerah yg perlu disiagakan terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan dapat meningkat menjadi sangat lebat atau ekstrem, yaitu meliputi daerah:

Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, DI.Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, Jambi, Papua Barat dan Papua Barat Daya.

Selain hujan ekstrem, Guswanto sebagai Deputi Bidang Meteorologi BMKG, juga memperingatkan adanya potensi gelombang tinggi akibat pengaruh bibit siklon tropis.

Gelombang dengan ketinggian 2,5 – 4,0 meter diprediksi terjadi di beberapa perairan Indonesia, termasuk:

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved