Imlek 2025
Perayaan Imlek 2025 di Pulau Rempang dan Galang Dimeriahkan Pemberian Bantuan dan Aksi Barongsai
Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili berlangsung meriah di sejumlah lokasi di tanah air, Rabu (29/1/2025).
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Editor:
Wahyu Aji
“Saya membawa anak-anak melihat barongsai, dan mereka sangat senang. Selain itu, kami juga berterima kasih atas sembako yang diberikan perusahaan,” ujarnya.
Perayaan Imlek ini juga membangkitkan kenangan bagi sebagian warga. Sahnia, warga Sijantung, mengungkapkan rasa harunya. “Sudah lama tidak ada perayaan Imlek seperti ini, jadi terasa nostalgia bagi kami ketika Galang masih ramai,” katanya.
Kemeriahan acara semakin terasa dengan berbagai aktivitas yang melibatkan partisipasi aktif warga. Mereka turut membantu dalam mempersiapkan dekorasi, mengoordinasikan acara, serta menyediakan hidangan khas untuk jamuan makan bersama. Semangat gotong royong ini menjadi bukti eratnya hubungan antara AGP-MEG dan masyarakat Rempang-Galang.
Selain pertunjukan barongsai, acara juga dimeriahkan dengan pembagian sembako gratis kepada masyarakat serta jamuan makan bersama yang menyajikan hidangan dari UMKM lokal.
Hal ini tidak hanya membantu perekonomian warga, tetapi juga memperkenalkan kembali kekayaan kuliner tradisional yang ada di Rempang dan Galang.
Syukuri Tingginya Toleransi Beragama
Perayaan Imlek 2025 juga dilakukan di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, Rabu (29/1/2025).
Perayaan berlangsung dengan suasana penuh khidmat dan kemeriahan.
Sejak pagi, ratusan warga Tionghoa bersama keluarga dan pasangan datang untuk berdoa, memanjatkan harapan baik bagi tahun yang baru.
Di dalam vihara, asap dupa membubung tinggi, menyelimuti ruangan dengan aroma khasnya.
Meja altar dipenuhi dengan beragam persembahan, mulai dari buah-buahan, kue keranjang, hingga dupa yang terus menyala sebagai bentuk penghormatan kepada para dewa dan leluhur.
Warna merah dan emas mendominasi, dengan lampion-lampion yang bergantungan di langit-langit.
Chintia (31), datang ke vihara bersama keluarganya. Berdoa menyambut tahun baru merupakan tradisi tahunan mereka.
Berangkat dari kediaman di Kelapa Gading, Chintia punya harapan sendiri yang ia panjatkan dalam rangka memasuki tahun ular kayu ini.
“Saling menghargai, tetap saling toleransi antaragama,” ujarnya saat diwawancarai.
Perempuan berambut panjang ini merasa tingkat toleransi di Indonesia sekarang sudah sangat tinggi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.