Senin, 6 Oktober 2025

5 Srikandi Bakal Hadiri Acara Buka Tahun 2025 PWKI, Serahkan 7 Penghargaan

Lima srikandi bakal hadiri Acara Buka Tahun 2025 PWKI, serahkan 7 Penghargaan ke Ormas Lintas Agama dan Romo Markus Solo, penerjemah Paus Fransiskus.

kolase Tribunnews.com
Lima srikandi hadir acara buka tahun 2025 PWKI siap serahkan penghargaan untuk 7 organisasi pemuda lintas agama dan satu tokoh Indonesia yang tinggal di luar negeri. Mereka yakni Rieke Dyah Pitaloka, Nurul Arifin, Eva kusuma Sundari, Ida Fauziah dan Dina Lorenza. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) kembali merayakan kegiatan tahunan. 

Acara Buka Tahun Baru Bersama Ke-18 kali ini diadakan di Aula Universitas Tarumanagara, Jakarta pada Sabtu (25/01/2025). 

Spesial kali ini hadir perempuan-perempuan cerdas, brilian, cantik serta anggun.

Mereka juga merupakan anggota DPR dari berbagai partai. 

Hebatnya lagi, mereka akan bertemu dalam satu panggung untuk tujuan yang sama. 

Oleh panitia perayaan, lima srikandi ini diminta bantuan menyerahkan tropi penghargaan "Terimakasihku Kepadamu".  

Mereka adalah Rieke Dyah Pitaloka, Nurul Arifin, Eva kusuma Sundari, Ida Fauziah dan Dina Lorenza. 

Peneriman tropi penghargaan "Terimakasihku Kepadamu" ini adalah 7 organisasi pemuda lintas agama dan satu tokoh Indonesia yang tinggal di luar negeri.

Demikian ditegaskan oleh Mercy Tirayoh, Ketua Pelaksana Perayaan Buka Tahun Baru Bersama PWKI didampingi Asni Ovier Dengen Paluin, Ketua PWKI, dalam penjelasannya di Jakarta, Jumat (24/01/2024). 

Dijadwalkan hadir pula Wakil Gubernur Jakarta terpilih Rano Karno. 

"Acara Buka Tahun ke-18 diawali dengan Misa Syukur dengan Konselebran Rm Adi Prasodjo, didampingi Rm Heri Wibowo dan Rm Aloys Budi Purnomo. Setelah misa, akan dilanjutkan dengan makan bersama, orasi kebangsaan dan pemberian penghargaan," ujar Mercy.

Baca juga: Apa itu Yubileum yang dirayakan umat Katolik mulai 24 Desember?

Mengusung tema perayaan “Pangan Untuk Semua”, Mercy menjelaskan panitia menghadirkan Menko Pangan Zukifli Hasan dan Gubernur Lemhannas RI, Ace Hasan Syadzily untuk memberikan pidato kebangsaan. 

Bagi PWKI, orasi kebangsaan ini sangat penting karena terkait dengan pangan yang menjadi fokus pemerintah. 

Tujuannya adalah, agar bangsa Indonesia berjalan bersama dalam menghadapi tantangan ke depan terkait dengan pangan. 

Sementara itu soal penghargaan, menurut Mercy, penerima dinilai telah memulai sesuatu yang baru dan dilakukan secara bersama-sama. Hal itu pantas untuk didukung dan dihormati. Sesuatu yang baru itu adalah komitmen bersama mewujudkan perdamaian tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

Penerima penghargaan adalah Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua Umum Pemuda Katolik  (PK) Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketua Umum Pemuda Hindu (Peradah) I Gede Ariawan, Ketua Umum Pemuda Budha (Gemabudhi) Bambang Patijaya dan Ketua Umum Pemuda Konghucu (Gemaku) JS Kristan. 

Penerima anugerah terakhir adalah Rm Markus Solo Kewuta SVD dari Dikasteri (Kementerian) Dialog Antaragama Vatikan. 

Mengenal lebih dekat Pastor Markus Solo Kewuta SVD, Imam Indonesia yang selalu tertangkap kamera bisik-bisik ke telinga Paus Fransiskus.
Mengenal lebih dekat Pastor Markus Solo Kewuta SVD, Imam Indonesia yang selalu tertangkap kamera bisik-bisik ke telinga Paus Fransiskus. (kolase Tribunnews.com)

Pastor yang akan hadir secara daring ini adalah satu-satunya pejabat Vatikan yang berasal dari Indonesia. 

Ia merupakan tokoh penting terwujudnya Deklarasi Jakarta – Vatikan.

Deklarasi ini merupakan komitmen mewujudkan perdamaian di Indonesia dan dunia yang ditandatangani para organisasi pemuda lintas agama tersebut. 

Paus Fransiskus sebagai saksi atas komitmen bersama yang mulia itu dengan wujud pembubuhan tandatangan secara langsung di Vatikan pada 21 Agustus 2024. 

Padre Marco, demikian Rm Markus akrab disapa adalah penerjemah Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024 lalu.

Sementara itu Asni Ovier Dengen Paluin menjelaskan bahwa PWKI didirikan pada 1 Dember 2004 dan diresmikan pada 28 Januari 2005 oleh Julius Kardinal Darmaatmadja SJ, Uskup Agung Jakarta.  

Yang menginisiasi berdirinya paguyuban ini adalah AM Putut Prabantoro dan Pieter Gero. 

Baca juga: Rencanakan Kunjungan Kedua ke Vatikan, PWKI Pamit ke Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo 

Tema Buka Tahun Baru Bersama pada waktu itu mengambil “Doa Untuk Aceh” karena pada saat terjadi tsunami yang melanda Aceh. 

Dan pada kesempatan itu, PWKI ikut memberikan donasi sebagai tanda belarasa (compassion) atas kejadian prihatin yang menimpa masyarakat Aceh. 

“PWKI selalu mengusung tema kebangsaan dalam perayaan buka tahun baru bersama. Tema-tema kebangsaan ini tidak dapat dilepaskan dari nilai luhur yang kami dapatkan sebagai warisan dari seorang uskup pribumi pertama. Dia adalah pahlawan nasional yakni Uskup Agung Semarang dan sekaligus merupakan uskup pribumi pertama.  Nilai luhur itu adalah 100 persen Katolik – 100% Indonesia. Kami menyebutnya sebagai motto atau sebagai warisan,“ jelas Asni Ovier. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved