Senin, 6 Oktober 2025

Kunjungi MPR RI, Forum Pesantren Alumni Gontor Bahas Penguatan Ponpes dan Lembaga Pendidikan Islam

Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) mengunjungi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Kamis (23/1/2025).

Editor: Nuryanti
Dok FPAG
Sejumlah kiai dari Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) mengunjungi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Kamis (23/1/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah kiai dari Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) mengunjungi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Kamis (23/1/2025).

Mereka bertemu dengan Ketua MPR, Ahmad Muzani membahas strategi percepatan dan pembangunan sumber daya manusia unggul untuk penguatan pesantren dan lembaga pendidikan Islam.

Pertemuan digelar di Gedung Nusantara V MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Pihak FPAG yang hadir antara lain KH Zulkifli Muhadli (Ketua Umum), KH Anang Rikza Masyhadi (Sekjen), dan KH Adrian Mafatihullah Karim (Bendahara Umum), KH Sofwan Manaf (Pimpinan Ponpes Darunnajah), dan sejumlah kiai pimpinan ponpes.

Anang Rikza menyampaikan forum ini tidak hanya menjadi wadah diskusi strategis, namun juga momentum berharga untuk mempererat silaturahmi antar-kiai dari berbagai latar belakang.

“Forum ini menjadi ajang reuni bagi para kiai, baik dari pesantren salafiah maupun modern."

"Meskipun pendekatan pendidikan yang diterapkan berbeda, kita semua memiliki visi yang sama,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis.

Menurut Anang, kolaborasi antara pesantren salafiah dan modern merupakan kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi tantangan global.

Pesantren salafiah yang mengedepankan pendalaman ilmu agama dapat bersinergi dengan pesantren modern yang memadukan pendidikan agama dan ilmu umum.

Kombinasi ini, lanjutnya, akan menghasilkan santri yang tidak hanya memiliki keunggulan spiritual, tetapi juga keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman.

“Melalui forum ini, kami berharap hubungan antar-pesantren semakin erat, sehingga tercipta kolaborasi nyata yang saling melengkapi. Pesantren-pesantren dapat saling berbagi praktik terbaik, baik dalam hal kurikulum, pengembangan sumber daya manusia, maupun pengelolaan ekonomi pesantren."

"Sinergi ini sangat penting untuk memastikan pesantren tetap menjadi garda terdepan dalam membangun karakter bangsa, terutama di tengah tantangan era digital dan globalisasi,” ujarnya.

Baca juga: Dugaan Pencabulan di Pesantren Duren Sawit Jaktim, Polisi Sebut 5 Orang Terindikasi Jadi Korban

Pada kesempatan itu dibahas bahwa pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia memiliki peran penting dalam mencetak generasi berakhlak mulia dan berkualitas.

Maka dari itu dinilai perlu adanya peningkatan kualitas kurikulum dengan mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Mulai dari pengembangan SDM tenaga pendidik, beasiswa studi lanjut, dan penguatan kemampuan kepemimpinan serta manajemen.

Di sisi lain, penguatan ekonomi pesantren menjadi pilar utama untuk mendukung kemandirian lembaga.

Pesantren dapat mengembangkan unit usaha seperti koperasi, agrobisnis, atau wirausaha berbasis syariah, serta memberikan pelatihan kewirausahaan kepada santri.

Sementara itu, pimpinan Ponpes Darunnajah, KH Sofwan Manaf mengatakan perhatian pemerintah kepada pesantren sangat bagus.

"Darunnajah mengapresiasi acara ini, sebagai pesan untuk pemerintah agar lebih memperhatikan 42.000 pondok pesantren di Indonesia khususnya pada pengembangan SDM dan kaderisasi" ungkap Sofwan Manaf.

Dengan branding yang baik dan penguatan citra pesantren melalui media sosial, lanjutnya, pesantren dapat semakin dikenal sebagai lembaga yang mencetak generasi unggul dan berkontribusi besar dalam membangun masyarakat yang beradab dan berakhlak mulia. 

Sofwan mencontohkan, Ponpes Darunnajah dengan dukungan wakafnya, menjadi contoh nyata kemandirian pesantren.

"Hingga saat ini, Pesantren Darunnajah telah mewakafkan 1.030 hektar aset tanah di berbagai wilayah Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, pesantren tersebut juga memiliki Lembaga Amil Zakat (Lazis) yang telah resmi mendapatkan izin operasional skala nasional melalui SK Kemenag No. 1208 Tahun 2024.

Pencapaian ini menjadi tonggak sejarah baru yang memperkuat peran pesantren dalam mendukung pemberdayaan umat melalui pengelolaan zakat, infak, dan sedekah secara profesional dan amanah.

Ia berharap perkembangan pondok pesantren di Indonesia ke depannya semakin baik dengan kerja sama berbagai pihak.

"Kolaborasi dengan pemerintah, lembaga pendidikan tinggi, dan organisasi Islam juga diperlukan untuk memperluas jaringan serta mendukung pengembangan pesantren, baik dari sisi fasilitas maupun program," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved