Minggu, 5 Oktober 2025

Aksi di Kementerian Dikti Saintek

Viral Rekaman Suara Diduga Menteri Satryo Bentak Pegawai, Terdengar Benturan Keras: Sengaja?

Seiring dengan aksi demo ASN, beredar rekaman suara yang diduga berisi insiden percakapan diduga Menteri Satryo dengan anak buahnya

AIPI/Tangkapan layar X
Prof Satryo Soemantri dan tangkapan layar beredar rekaman suara. Seiring dengan aksi demo ASN Kementerian Dikti Saintek, beredar rekaman suara yang diduga berisi insiden percakapan diduga Menteri Satryo dengan anak buahnya 

Dirinya berharap dengan adanya aksi dari Paguyuban Pegawai Dikti hari ini dapat mencegah kasus serupa yang terjadi kembali ke pegawai lain.

"Saya tidak ingin kejadian ini berulang terjadi. Jadi teman-teman saya itu bekerja dalam mencekam ketakutan."

"Jadi tidak ingin ada Neni-neni yang lain, yang semena-mena disuruh pergi begitu saja," katanya.

Dalam demo itu, pegawai membawa sejumlah spanduk yang berisi protes terhadap Menteri. 

"Kami ASN, dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan babu keluarga," isi spanduk yang dibawa pegawai. 

"Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri!" isi spanduk lainnya.

Pada spanduk tersebut juga terdapat tagar Paguyuban Pegawai Dikti, Menteri Dzalim, dan Lawan!

Respons Kemendiktisaintek

Mengenai permasalahan ini, Kemendiktisaintek menanggapi pihak kementerian masih membuka ruang dialog ke pegawai yang dipecat.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekjen Kemendiktisaintek, Togar M Simatupang.

"Kita apresiasi penyampaian aspirasi suara dari beberapa pegawai, hal yang terjadi pada banyak pemekaran organisasi, penataaan organisasi, dan dinamika interaksi," ucap Togar saat dikonfirmasi, Senin.

"Sebenarnya masih tersedia ruang dialog yang lebih baik dan ini tetap dengan tangan yang terbuka, pemikiran yang terbuka, dan pencapaian resolusi yang terbaik," tambahnya.

Togar juga membantah pihaknya melakukan pemecatan terhadap Neni secara singkat.

Dia mengatakan ada penjaminan mutu yang harus dilakukan oleh para pegawai Kemendiktisaintek.

"Tidak sejauh itu, dalam penataan ada tingkat layanan dan mutu yang harus dijamin oleh bagian atau individu. Ada perbedaan dan tentu aplikasi penghargaan dan pembinaan," katanya.

Proses mutasi terhadap Neni, kata Togar, masih terbuka untuk opsi lain.

Dia pun meminta semua pihak mengedepankan jalan dialog.

"Sedang proses dan tentu terbuka untuk opsi lain, bukan hitam putih. Tidak baik terlalu reaktif dan tidak ada dialog," katanya.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Rifqah, Chaerul Umam, Fahdi Fahlevi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved