Kurator: Kenduri Swarnabhumi Mengingatkan Kembali Masyarakat akan Keterhubungan dengan Lingkungan
Kenduri Swarnabhumi, rangkaian kegiatan kebudayaan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari
Penulis:
Muhammad Zulfikar
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenduri Swarnabhumi, rangkaian kegiatan kebudayaan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari yang mengangkat narasi ‘Menemukenali Peradaban Masyarakat dengan Sungai’ memasuki tahun ketiga sejak pertama kali digelar pada 2022.
Pada tahun 2024 ini, Kenduri Swarnabhumi menjadi momentum penting dalam upaya mengangkat kearifan lokal dengan kehadiran tim kurator dan direktur festival yang merupakan masyarakat lokal dalam menyelenggarakan festival budaya di masing-masing daerahnya.
Para tim kurator dan direktur festival Kenduri Swarnabhumi 2024 telah resmi diumumkan di Workshop Kenduri Swarnabhumi pada 4-5 Juni 2024 lalu.
Workshop ini bertujuan untuk berkoordinasi dan menguatkan narasi terkait penyelenggaraan festival budaya yang tergabung dalam Kenduri Swarnabhumi 2024.
Satu dari 6 kurator, Deki Syaputra yang akan mengakurasi kearifan lokal wilayah Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sungai Penuh mengatakan Kenduri Swarnabhumi membawa dampak positif bagi masyarakat DAS Batanghari yakni dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga Sungai Batanghari dan budaya yang ada di sepanjang DAS Batanghari.
“Kenduri Swarnabhumi mengingatkan kembali kepada masyarakat akan keterhubungan mereka dengan sungai dan lingkungan serta budayanya,” kata Deki seperti dikutip pada Minggu (9/6/2024).
Lebih lanjut, Deki mengatakan pada Kenduri Swarnabhumi 2024 ini, pentingnya kurator dan direktur festival adalah optimalisasi untuk mengangkat potensi sumber daya manusia lokal. Sehingga visi dan misi pelestarian kebudayaan di wilayah DAS Batanghari dapat terwujud.
“Dengan adanya koordinasi yang baik, kita bisa memastikan bahwa setiap elemen budaya yang kita tampilkan memiliki makna dan relevansi yang kuat,” kata Deki.
Dengan begitu, kata Deki, dalam penyelenggaraan Kenduri Swarnabhumi 2024, masyarakat dan komunitas sebagai pelaku budaya setempat bisa lebih terlibat mengangkat kearifan lokalnya bersama kurator dan direktur festival.
Sehingga nilai-nilai budaya lokal bisa lestari dan diturunkan kepada generasi muda.
Kearifan lokal yang diangkat di wilayahnya seperti tradisi Nahik Pamau, Kenduri Padae, dan Ngalao Ndae dari Kota Sungai Penuh, serta Seni Tari Toga dari Dharmasraya, dikatakan Deki, merupakan tradisi yang sudah sangat lama tidak dilaksanakan sehingga dapat memberi pengetahuan kepada generasi muda tentang pengetahuan budaya tersebut.
Selain itu juga, mengajarkan kepada generasi muda tentang bagaimana kearifan lokal mengatur dan menguatkan keterkaitan antara budaya dengan lingkungan.
Sejalan dengan Deki, Direktur Festival Kabupaten Batanghari, Agung Habibillah, mengatakan dengan adanya Kenduri Swarnabhumi 2024 ini banyak masyarakat maupun komunitas yang sadar akan lingkungan sungai Batanghari. Selain itu, menurutnya, banyak barang-barang atau bangunan pinggir sungai yang bisa diselamatkan sebagai cagar budaya.
"Tradisi lama pun hidup kembali. Benang merah yang saya tarik dari 2022 sampai sekarang adalah penyelamatan sungai Batanghari," tegasnya.
Melihat antusiasme festival di tahun ini, ia sangat yakin Kenduri Swarnabhumi setelah ini menjadi festival yang dinantikan masyarakat Jambi.
"Apalagi dukungan dari pemerintah yang besar dan kuat," lanjutnya.
Bayi dengan Kelamin Ganda Lahir di Batang, Didiagnosis Menderita Sindrom Edward |
![]() |
---|
Oknum Pejabat & Karyawan RSUD di Jambi Digerebek, Ngakunya Mengupas Mangga, Kini Menanti Sanksi Adat |
![]() |
---|
Nasib Dokter dan Satpam yang Digerebek di Kamar Kos Jambi, Dipecat dan Disanksi Adat |
![]() |
---|
Dokter Wanita 28 Tahun dan Satpam 41 Tahun Digerebek di Kamar Kos di Jambi, Dipecat & Disanksi Adat |
![]() |
---|
Ayah dan Anak di Jambi Dikeroyok Usai Memanen Sawit, Pelaku Disebut Anggota Mafia Tanah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.