Selasa, 7 Oktober 2025

Taruna STIP Tewas Dianiaya

Terungkap, Ini Kalimat Provokasi Para Tersangka ke Taruna STIP sebelum Dianiaya hingga Tewas

Terkuak kalimat provokasi para tersangka sebelum menganiaya Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna tingkat 1 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Suci BangunDS
Istimewa
Tangkapan layar CCTV yang menunjukkan detik-detik Taruna STIP Jakarta Putu Satria Ananta Rustika (29) dibopong karena tak sadarkan diri setelah dianiaya - Terkuak kalimat provokasi para tersangka sebelum menganiaya Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna tingkat 1 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). 

Kabar meninggalnya Putu, membuat keluarganya di Bali kaget.

Ibu korban, Ni Nengah Rusmini terlihat meneteskan air mata saat memandangi foto masa kecil sang putra yang masih terpajang di tembok.

"Ini foto Rio (panggilan akrab Putu Satria), saat usia 4 tahun. Tangannya saat itu patah. Dia anak yang sangat bersemangat," ujarnya sembari menatap foto yang terpasang di kamar putranya itu, Rabu (8/5/2024). 

Kamar Putu Satria saat itu tampak rapi.

Beberapa pakaiannya telah dikemas oleh sang ibu, untuk dibawa pada saat upacara pengabenan yang rencana akan dilaksanakan, Jumat 10 Mei 2024.

Ibu dari tiga anak itu benar-bebar berusaha tegar, saat memandangi barang-barang milik sang putra.

Ada satu hal yang membuat perasaan Rusmini saat itu kian terpukul.

Yakni ketika ia menemukan catatan yang ditulis oleh Putu Satria di buku tulis.

Kemungkinan catatan itu dibuat saat Rio belum lama ini.

Dalam catatan tersebut, Rio mengungkapkan kepribadiannya.

Ibu dari Putu Satria, Ni Nengah Rusmini saat memeluk foto sang putra di ditemui di rumah duka di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu 8 Mei 2024.
Ibu dari Putu Satria, Ni Nengah Rusmini saat memeluk foto sang putra di ditemui di rumah duka di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu 8 Mei 2024. (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

"Saya orang yang mudah bergaul dan beradaptasi, kekurangan saya pelupa.
Saya dilahirkan untuk mengangkat derajat keluarga.
Tugas saya di keluarga adalah memberikan contoh kepada adik-adik saya.
Tugas saya kepada negara, adalah mengabdi dan membangun bangsa ini.
Tugas saya untuk diri sendiri adalah, menjadi seseorang yang bermanfaat pada lingkungan."

Demikian catatan Putu Satria yang ia tulis dengan tulisan tangan.

Membaca catatan itu, Nengah Rusmini tak kuasa menahan tangis.

Perasaanya begitu terluka, membaca catatan sang putra yang memiliki motivasi untuk mengangkat derajat keluarga, hingga menjadi contoh tauladan bagi adik-adiknya.

"Catatan ini baru saja saya baca. Saya dapat buku ini di kamar Rio. Saya berpikir, berarti apapun yang saya kasi tau, dijadikan motivasi oleh anak saya," ungkapnya sembari terisak.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBali.com dengan judul Catatan Haru Putu Satria, 'Tugas Saya Berikan Contoh ke Adik-adik'

(Tribunnews.com/Milani Resti) (TribunBali.com/Eko Mite Suputra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved