Dugaan Korupsi di Kementerian Pertanian
MAKI Speechless Ada Foto Firli Ketemu Syahrul di Lapangan Badminton di Tengah Dugaan Kasus Pemerasan
MAKI tidak habis pikir adanya foto pertemuan antara Firli dan Syahrul di lapangan badminton di tengah isu dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK.
TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman speechless atau tak habis pikir adanya pertemuan antara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri dan mantan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo di sebuah lapangan badminton dan diabadikan lewat sebuah foto.
Boyamin mengaku kaget sekaligus sedih atas beredarnya foto pertemuan Firli dengan Syahrul tersebut di tengah sengkarut dugaan pemerasan oleh petinggi KPK terhadap mantan Mentan tersebut.
"Prinsip atas beredarnya foto Pak Firli dengan Pak Yasin Limpo itu, saya mengatakan pertama, kehabisan kata-kata atau bahasa Inggrisnya, speechless karena saking kagetnya dan saking sedihnya," katanya ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (6/10/2023).
"Bahkan dalam imajinasi paling liar saya pun tidak akan ada pertemuan Pak Firli dengan pasien KPK (Syahrul) apalagi selevel menteri karena apapun ini sudah masuk penyelidikan," sambung Boyamin.
Dirinya juga menganggap seharusnya Firli lebih berhati-hati dalam bertindak lantaran pernah terseret kasus dugaan gratifikasi pemberian fasilitas helikopter terhadap dirinya saat melakukan perjalanan ke Sumatera.
Baca juga: Mobil Audi Syahrul Yasin Limpo Tak Terdaftar LHKPN, KPK Bakal Lakukan Klarifikasi Harta Kekayaan
Dalam kasus ini pun, Firli sudah dinyatakan melanggar kode etik oleh Dewan Pengawas (Dewas) KPK pada September 2020.
"Karena saya berpikir kasus (dugaan gratifikasi) helikopter itu yang saya laporkan, mestinya Pak Firli sangat belajar bagaimana mematuhi ketentuan di UU KPK."
"Karena Pasal 36 UU KPK yang lama atau yang direvisi mengatakan pimpinan KPK dilarang melakukan hubungan langsung ataupun tak langsung dengan alasan apapun. Bahkan ancamannya lima tahun (penjara)," tuturnya.
Boyamin juga meminta Dewas KPK untuk segera menyelidiki dugaan pelanggaran oleh Firli buntut beredarnya foto pertemuan dengan Syahrul.
"Dewan Pengawas harus jemput bola dan tidak perlu menunggu laporan dari masyarakat," tukasnya.
Di sisi lain, Boyamin juga meminta agar Firli mengundurkan diri buntut beredarnya foto pertemuan dengan Syahrul lantaran telah membuat malu lembaga anti rasuah dan masyarakat Indonesia.
"Dan nanti akan menjadi berita internasional dan seakan-akan kita malah lembaga anti korupsi tetapi diduga justru melanggar aturan."
"Dan itu sangat buruk bagi pemberantasan korupsi yang harus mendapat dukungan dari masyarakat," tegasnya.
Terakhir, Boyamin juga berharap agar KPK bergerak cepat bersama dengan Polda Metro Jaya terkait laporan dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK dalam penanganan kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
"Sehingga semua terungkap bahwa pemerasan yang diduga dilakukan menteri dan kawan-kawan di Kementerian Pertanian segera diungkap dan dibawa ke pengadilan."
"Dan dugaan pemerasan yang terkait yang dilakukan pimpinan KPK yang ditangani oleh Polda Metro Jaya segera dituntaskan dan semua terang, biar tidak ada saling menyandera dan kompromi," pungkasnya.
Firli Ngaku hanya Ketemu Syahrul saat Ratas, tapi Ada Foto Bareng di Lapangan Badminton

Sebelumnya, Firli sudah mengklarifikasi bahwa dirinya membantah telah melakukan pemerasan terhadap Syahrul senilai Rp 1 miliar dalam bentuk pecahan dollar Singapura.
"Apalagi kalau seandainya ada isu bahwa menerima sesuatu sejumlah 1 miliar dollar (Singapura), itu saya baca ya. Saya pastikan itu tidak ada," katanya, Kamis (5/10/ ) dikutip dari Kompas.com.
"Bawanya itu 1 miliar dollar (gimana) banyak loh. Kedua, siapa yang mau ngasih 1 miliar dollar?" sambung Firli.
Firli pun turut menepis soal adanya pertemuan dengan Syahrul di salah satu lapangan bulutangkis di Mangga Besar, Jakarta Barat.
Dia menegaskan tidak mungkin bertemu dengan politisi NasDem tersebut di tempat terbuka seperti lapangan bulutangkis.
"Tempat itu adalah tempat terbuka jadi saya kira tidak akan pernah hal-hal orang bertemu (Mentan)," tuturnya.
Selain itu, Firli juga menegaskan hanya berkomunikasi dengan Syahrul ketika bertemu dalam rapat terbatas (ratas) atau sidang kabinet.
Baca juga: Firli Ngaku hanya Ketemu Syahrul Yasin Limpo saat Ratas, tapi Ada Foto Bersama di Lapangan Badminton
Di luar pertemuan itu, pensiunan jenderal polisi bintang satu itu mengungkapkan tidak pernah bertemu dengan Syahrul.
"Di Kementerian Pertanian, saya kenalnya hanya menteri. Di saat rapat terbatas maupun sidang kabinet paripurna, saya selalu bicara pada menteri sebelum sidang, itu diambil fotonya," kata Syahrul.
"Saya pastikan kami tidak pernah melakukan hubungan dengan para pihak, meminta sesuatu apalagi disebut pemerasan. Saya kira tidak ada tuduhan itu," sambungnya.
Namun, kini pernyataan Firli terkait hanya bertemu Syahrul saat ratas maupun sidang kabinet seakan terbantahkan.
Hal tersebut lantaran kini beredar foto diduga Firli bersama dengan Syahrul di lapangan badminton.
Dalam foto yang diterima Tribunnews.com tersebut, Firli tampak mengenakan pakaian bergaya sporty.
Dia tampak mengenakan kostum olahraga layaknya seorang yang akan bermain badminton.
Sementara Syahrul berada di sebelah Firli dengan mengenakan kemeja bermotif dan celana jeans.
Dalam foto tersebut, mereka tampak tengah berbincang.
Kendati demikian, belum diketahui secara pasti kapan pengambilan foto pertemuan tersebut.
Belum diketahui pula apakah foto itu asli atau sudah diedit.
Dugaan Pemerasan oleh Pimpinan KPK Sudah Diselidiki Polda Metro Jaya

Terpisah, Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak mengungkapkan pihaknya telah menyelidiki dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK terkait kasus di Kementan.
Dia mengatakan hingga kini sudah ada enam saksi yang telah diperiksa.
Diantaranya adalah Syahrul, sopir, dan ajudannya.
"Perlu disampaikan di sini bahwa enam orang telah dimintai keterangan ataupun klarifikasi oleh tim penyelidik Subdit Tipikor Direskrimsus Polda Metro Jaya."
"Kemudian, tim penyelidik mulai melakukan undangan klarifikasi terhadap enam orang sampai saat ini, yang sudah kami minta keterangan maupun klarifikasinya. Salah satunya Mentan, lima orang lainnya driver maupun ADC beliau," kata Ade Safri dalam konferensi pers, Kamis (5/10/2023) dikutip dari YouTube Kompas TV.
Baca juga: Syahrul Mundur sebagai Mentan, Pengamat Nilai Penggantinya dari Lingkaran yang Berjasa bagi Jokowi
Ade Safri juga menjelaskan bahwa pihaknya menerima pengaduan masyarakat (dumas) pada 12 Agustus 2023 terkait dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan yang dilakukan oleh pimpinan KPK dalam penanganan perkara di Kementerian Pertanian tahun 2021.
"Adapun tindak lanjut dari dumas yang diterima, selanjutnya dilakukan upaya-upaya atau langkah-langkah untuk memverifikasi dumas yang dimaksud," jelasnya.
Lantas tiga hari berselang, Polda Metro Jaya menerbitkan surat perintah pulbaket atau pengumpulan bahan keterangan sebagai dasar keterangan atas informasi dari dumas yang diterima.
Kemudian, surat perintah penyelidikan pun terbit pada 21 Agustus 2023.
"Sehingga tim penyelidik Subdit Tipikor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya melakukan serangkaian upaya penyelidikan untuk menemukan apakah ada peristiwa pidana yang terjadi dari dugaan tindak pidana yang dilaporkan," tuturnya.
Ade Safri mengatakan selanjutnya pihaknya meminta klarifikasi sejumlah pihak dalam rentang 24 Agustus-3 Oktober 2023.
"Terakhir tadi, bapak menteri pertanian sore tadi (kemarin) tiba di ruang pemeriksa Subdit Tipikor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya untuk memberikan klarifikasi," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Ilham Rian Pratama)(Kompas.com/Syakirun Ni'am)
Artikel lain terkait Dugaan Korupsi di Kementerian Pertanian
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.