Minggu, 5 Oktober 2025

Pengamat Sejarah Militer Sebut Terdapat 7 Versi Terkait Peristiwa G30S: Keterlibatan PKI Hingga CIA

Menurutnya dalam peristiwa G30S itu masing-masing pihak memiliki kesamaan agenda politik sehingga terjadilah tragedi yang tidak diinginkan tersebut.

Tribunnews.com/Fahmi
Pengamat Sejarah Militer dari Alumni Universitas Pertahanan Indonesia, Donny A Sheyoputra. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan 30 September (G30S) menjadi salah satu peristiwa kelam yang pernah dilewati bangsa Indonesia pada tahun 1965 silam.

Seperti namanya, peristiwa yang merenggut nyawa 7 jenderal dan 1 perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari matra Angkatan Darat (AD) itu selalu di peringati pada 30 September di setiap tahunnya.

Dalam tragedi itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) diduga menjadi dalang terjadinya peristiwa yang juga dikenal sebagai aksi pemberontakan paling berdarah yang pernah terjadi di tanah air.

Pengamat Sejarah Militer dari Alumni Universitas Pertahanan Indonesia, Donny A Sheyoputra menilai bahwa terdapat tujuh versi mengenai peristiwa G30S tersebut.

"Versi yang bisa disimpulkan secara garis besar itu ada 7 versi menurut saya. Pertama versi resmi pemerintah yang mana menyatakan PKI terlibat mendalangi dan terlibat aktif di dalamnya." ujar pria yang juga berprofesi sebagai advokat itu ketika ditemui di kantornya.

Lebih lanjut kata Donny, versi kedua menurutnya yakni banyak yang beranggapan mengenai adanya dugaan keterlibatan Presiden pertama RI, Soekarno atau Bung Karno dalam peristiwa tersebut.

Serta versi ketiga yakni dugaan keterlibatan Jenderal Soeharto sebagai dalang dan pelaku.

"Kemudian ada lagi yang mengatakan CIA (Central Inteligent of Amerika) sebagai dalang dan pelaku atau paling tidak dia dalang, karena yang melakukan dibawah kan kita tahu operasi yang dilakukan militer juga," ujarnya.

Sementara itu untuk versi kelima dan keenam, Donny menuturkan bahwa banyak pihak memiliki pandangan ada keterlibatan Angkatan Darat hingga campur tangan China di dalamnya.

Namun khusus keterlibatan China, menurutnya hal itu jadi salah satu teori yang jarang dianut oleh para banyak penulis buku atau analis.

"Walaupun faktanya tidak dapat dipungkiri hubungan antara pemerintah pasca Pak Harto naik jadi presiden dengan China kan dibekukan hubungan diplomatiknya itu," jelasnya.

"Itu salah satu adalah lazimnya bahwa China mungkin terlibat di dalamnya," sambung Donny.

Dan untuk versi terakhir atau versi ke tujuh kata Donny yakni tidak ada aktor atau dalang tunggal yang terlibat dalam peristiwa tersebut atau biasa disebut dengan Teori Chaos.

Menurutnya dalam peristiwa G30S itu masing-masing pihak memiliki pertemuan ataupun kesamaan agenda politik sehingga terjadilah tragedi yang tidak diinginkan tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved