Senin, 29 September 2025

Intip Modernisasi Pesawat Tempur di Skatek 042 Lanud Iswahjudi Madiun

Komandan Skatek 042 Letkol Tek Andi Sukmawan mengatakan, mulanya terdapat 10 pesawat tempur yang piranti teknologinya perlu dimodernisasi.

Tribunnews.com/Ibriza
Komandan Skatek 042 Letkol Tek Andi Sukmawan. 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana di Skadron Teknik (Skatek) 042 Lanud Iswahjudi Madiun, Jawa Timur tampak sibuk.

Hal itu terlihat dari sejumlah teknisi yang dengan serius mengerjakan modernisasi sejumlah pesawat tempur.

Komandan Skatek 042 Letkol Tek Andi Sukmawan mengatakan, mulanya terdapat 10 pesawat tempur yang piranti teknologinya perlu dimodernisasi.

"Jadi prosesnya ini sudah terbang 7 pesawat dari 10," kata Andi, saat ditemui Tribunnews.com, dalam kegiatan Press Tour 2023, di Lanud Iswahjudi, Jawa Timur, Rabu (23/8/2023).

Andi menuturkan, proses transfer teknologi beberapa pesawat tempur tersebut berjalan sesuai harapan.

Sebab, kata Andi, Skatek 042 saat ini sudah mampu melaksanakan program modernisasi pesawat secara mandiri.

"Karena memang pesawat pertama itu kan kita mendatangkan langsung dari negeri asalnya. Jadi dari Amerika, kemudian pesawat pertama, kedua kita di-screening langsung oleh mereka," sambungnya.

"Kemudian pesawat ketiga dan berikutnya sampai dengan sekarang Alhamdulillah kita bisa dengan kemandirian melaksanaakn program ini secara mandiri oleh Skuadron Teknik 042," tutur Andi.

Andi kemudian mengungkapkan, untuk memodifikasi satu unit pesawat dibutuhkan waktu satu tahun.

"Kalau untuk satu pesawat dalam arti full satu pesawat, estimasi kita bisa sampai empat tahun. Karena kita memang mengerjakannya satu-satu," ungkap Andi.

"Ketika satu bagian part selesai dikerjakan, kita lanjut pesawat berikunya. Jadi pesawat ini berjalan semuanya maju, hanya prosentasenya berbeda sesuai dengan urutannya yang sudah disiapkan dari awal," imbuhnya.

Selanjutnya, Andi menjelaskan, Skatek sejatinya merupakan satuan pemeliharaan yang bersifat jangka panjang.

"Jadi ketika di Skuadron sudah melebihi porsinya, artinya pengerjaan sudah tidak bisa dikerjakan, baru dikirim ke sini," kata Andi.

"Kita memang levelnya lebih berat daripada di level Skadron. Namun dibilang ringan juga karena kita mengikuti prosedur. Jadi kita bisa melaksanakan terpola dan bertahap sesuai dengan manual book yang dipunyai oleh pesawat itu sendiri," sambungnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan