Pilpres 2024
Saat Pakar Mikro Ekspresi Baca Gestur Jokowi, Diduga Grogi Bahas Tahun Politik yang Kian Panas
Pakar Mikro Ekspresi Kirdi Putra menilai Presiden Jokowi merasa grogi saat membahas politik di acara Pembukaan Rakernas GAMKI pada Sabtu (19/8/2023).
TRIBUNNEWS.COM - Ahli Mikro Ekspresi, Kirdi Putra, menduga Presiden Joko Widodo (Jokowi) grogi saat menyampaikan pidato di acara Peresmian Pembukaan Rakernas GAMKI di Kota Medan, pada Sabtu (19/8/2023) lalu.
Kirdi Putra khususnya menyoroti gestur Jokowi saat membahas tahun politik yang mulai memanas.
Menurut Kirdi Putra, Jokowi tampak grogi dan sangat berhati-hati saat mengingatkan untuk tidak sikut-sikutan di tahun politik.
"Pak Jokowi ketika Beliau berhati-hati maka dia akan melakukan beberapa gestur khusus," ucap Kirdi Putra, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Minggu (20/8/2023).
Baca juga: Buka AMMTC, Jokowi Berharap Lahir Rumusan dalam Menghadapi Kejahatan Transnasional
Baca juga: Dalam Event AMMTC Labuan Bajo, Jokowi Minta Aparat Tingkatkan Profesionalitas
Kirdi Putra menyoroti gerak-gerik tangan Jokowi ketika berpidato.
Saat membahas terkait mulai panasnya tahun politik, kata Kirdi Putra, Jokowi mulai merasa grogi.
"Dalam hal ini pegang mic, kalau kita perhatiin ketika salam di awal pegang mic cuma beberapa kali," ujar Kirdi Putra.
"Begitu ngomongin tentang racing, jangan sikut-sikutan, lebih sering pegang mic."
Tidak hanya grogi, Kirdi juga melihat Jokowi begitu berhati-hati saat membahas politik.
Ia menduga, Jokowi memiliki maksud tertentu hingga menyampaikan pesan untuk tidak sikut-sikutan saat tahun politik mulai memanas.
"Berhati-hati bahwa dia sedang mengirimkan pesan dan nervous (grogi) atas pesan tersebut," kata Kirdi Putra.
"Yang dihadapi ini elite-elite, bukan masyarakat, yang punya daya masing-masing."
"Jangan main-main dengan kekuatan sekeliling."
"Misalkan Pak Lurah ngatur, betul dia bisa menggerakkan kanan kiri, bukan berarti dia enggak bisa digoyang loh, politik Indonesia itu kompleks," tandasnya.
Baca juga: Jokowi Minta Negara ASEAN Harus Siap Hadapi Kejahatan Transnasional di Tengah Dinamika Global
Jokowi: Balapan Boleh, tapi Jangan Sikut-sikutan
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan agar tidak ada luka kompetisi yang terlalu dalam di Pilpres 2024.
Dia meminta agar yang memenangkan Pilpres nanti supaya merangkul dan mengajak yang kalah.
Awalnya, Jokowi bicara soal Pemilu yang diibaratkan seperti kompetisi balapan.
"Kalau racing, kalau balapan, boleh-boleh saja tapi jangan saikut-sikutan, apalagi tendang-tendangan. Kita ini saudara sebangsa se-Tanah Air, jangan dilupakan itu," ujar Jokowi saat pidato di Rakernas GAMKI Sumatera Utara (Sumut), seperti ditayangkan Kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (19/8/2023).
Jokowi mengibaratkan pilpres seperti balapan, saat pertandingan terjadi kompetisi.
"Setelah balapan, setelah racing, kita bisa berkawan kembali, bersatu kembali. Jangan antartetangga enggak saling menyapa setelah pemilu, jangan antarkawan enggak saling menyapa setelah pilpres. Perlu saya ingatkan kita ini saudara sebangsa se-Tanah Air," ujar Jokowi.
Baca juga: Bertemu Jokowi di Medan, OSO: Itu Pertemuan Biasa
Jokowi mengatakan, bahwa budaya politik Indonesia itulah, yang sarat dengan kekeluargaan, gotong royon, dan budaya persatuan, harus terus digaungkan
"Oleh karena itu, jangan membuat luka dalam, luka terlalu dalam. Ibarat pertandingan, ini pertandingan persaudaraan, pertandingan kekeluargaan. Kadang-kadang saya mikir, kita yang di atas sudah ngopi-ngopi bareng, sudah makan bersama, yang di akar rumput masih rame belum rampung-rampung," ucap Jokowi.
Siapa pun yang menang, dikatakan Jokowi, harus mengajak yang kalah untuk bekerja sama.
"Inilah yang sering kita lupa. Karena pasti ada yang menang, pasti ada yang kalah. Dan sebaiknya yang menang, ngajak yang kalah. Untuk membantu kalau pun tidak membantu sebisa mungkin jangan mengganggu," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Reza Deni)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.