Selasa, 30 September 2025

Polusi Udara di Jakarta

KTT ASEAN 2023, Heru Budi Sebut WFH untuk ASN Ditingkatkan jadi 75 Persen

Pemprov DKI menerapkan WFH kepada gedung perkantoran dan sekolah di kawasan Jakarta Selatan atau dekat vanue KTT ASEAN, mulai Senin, 21 Agustus 2023.

Editor: Arif Fajar Nasucha
AFP/YASUYOSHI CHIBA
Monumen Nasional (Monas) terlihat dalam kabut asap akibat polusi udara di Jakarta pada 16 Agustus 2023. Pemprov DKI menerapkan WFH kepada gedung perkantoran dan sekolah di kawasan Jakarta Selatan atau dekat vanue KTT ASEAN, rencananya berlaku mulai Senin, 21 Agustus 2023. 

Kebijakan tersebut, diterapkan sekaligus untuk menekan polusi udara di Jakarta yang belakangan jadi sorotan.

Kepala Sekretariat Kepresidenan, Heru Budi Hartono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, (23/6/2023)
Kepala Sekretariat Kepresidenan, Heru Budi Hartono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, (23/6/2023). (Taufik Ismail)

Baca juga: Soal Polusi Udara, IDAI Kritik Pemerintah Cenderung Atasi Dampak, Bukan Sebab

Selain itu, Pemprov DKI juga membatasi kegiatan belajar mengajar di sekolah selama pelaksanaan KTT ASEAN.

Adapun sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang pernah diterapkan saat pandemi Covid-19 bakal dilakukan lagi.

“Untuk anak sekolah (PJJ) tanggal 4 September sampai tanggal 8 September,” ujarnya.

Dengan penerapan sistem WFH dan PJJ ini, kata Jokowi, diharapkan bisa mengurai kepadatan lalu lintas di ibu kota.

Jokowi Dorong Rekayasa Cuaca hingga Kantor Terapkan WFO-WFH

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajarannya membahas terkait polusi udara di Jabodetabek yang dinilai semakin buruk, Senin (14/8/2023).

Dalam rapat terbatas (ratas) itu, Jokowi mengatakan, kualitas udara di kawasan Jabodetabek sangat buruk dalam sepekan terakhir.

"Kita akan membahas mengenai kualitas udara di Jabodetabek yang selama satu pekan terakhir kualitas udara di Jabodetabek sangat-sangat buruk, dan tanggal 13 Agustus 2023 kemarin indeks kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan ‘Tidak Sehat’," katanya di Istana Merdeka, Jakarta, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Lebih lanjut, Jokowi memaparkan beberapa faktor yang menyebabkan situasi udara di Jakarta.

Orang nomor satu di Indonesia ini, mengatakan ada faktor kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi.

Kemudian, faktor pembuangan emisi dari transportasi dan aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur.

Oleh sebab itu, Jokowi pun menyampaikan sejumlah instruksi untuk menangani polusi udara di Jakarta.

"Saya memiliki beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian seluruh kementerian dan lembaga terkait," jelasnya.

Pertama, kata Jokowi, yakni jangka pendek.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved