Ahmad Muzani Jawab Isu Soal Budiman Sudjatmiko Bakal Pindah ke Gerindra
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menjawab isu soal politisi PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko yang bakal pindah ke partainya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menjawab isu soal politisi PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko yang bakal pindah ke partainya.
Di mana, kabar itu berhembus usai Budiman Sudjatmiko melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu.
Muzani menyebut, bahwa hal tersebut tak dibicarakan dalam pertemuan Budiman dengan Prabowo.
"Tidak dibicarakan, tidak dibahas, sama sekali tidak dibicarakan dan tidak dibahas," kata Muzani saat ditemui usai bertemu Sekjen Demokrat Teuku Riefky di Kantor DPP Partai Demokrat, Jl. Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023).
Muzani menegaskan, bahwa pihaknya sangat menghargai pilihan politik dari Budiman Sudjatmiko. Apalagi, Budiman masih tercatat sebagai kader PDI Perjuangan.
"Kami menghargai pilihan politik Pak Budiman, beliau adalah seorang kader PDI Perjuangan," terang Muzani.
Baca juga: Muzani Jawab Isu Budiman Sudjatmiko Bakal Pindah ke Gerindra: Kami Menghargai Pilihan Politik Beliau
Diberitakan sebelumnya, Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko telah rampung melakukan pertemuan dengan bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7/2023) malam.
Adapun pertemuan tersebut berlangsung tertutup selama dua jam. Seusai melakukan pertemuan, Budiman pun menilai bahwa Prabowo menjadi salah satu figur yang layak menjadi pemimpin masa depan.
"Saya berharap Pak Prabowo sehat, teruskan tugas, tunaikan tugas, dan saya ingin orang Indonesia layak untuk mendapatkan orang terbaik, salah satunya Pak Prabowo," kata Budiman.
Baca juga: Adi Prayitno Meyakini Pertemuan Budiman Sudjatmiko dengan Prabowo Subianto, Pertemuan Politik Biasa
Budiman pun merasa banyak memiliki kesamaan pandangan kepimimpinan dengan Prabowo. Di antaranya, keduanya ingin membawa Indonesia bangkit di tengah banyaknya turbulensi.
"Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya dalam pengertian suatu bangsa yang ingin bangkit di tengah turbulensi," ungkapnya.
Karena itu, kata Budiman, diperlukan sosok yang kepemimpinan yang berasal dari intelejen dan aktivis untuk menghadapi krisis global. Gabungan dua kepimpinan itu diyakini dapat menghadapi berbagai persoalan bangsa.
"Karena kalau ada orang politik latar belakangnya intelijen atau tentara, atau latar belakangan aktivis, kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komperhensif," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.