Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2024

PAN Pertimbangkan Peluang Kemenangan Jika Pilih Opsi Dorong Airlangga-Zulkifli Hasan di Pilpres

Sekjen PAN Eddy Soeparno tidak menampik bahwa partainya ingin mengajukan kadernya untuk berkontestasi di Pilpres 2024 mendatang.

HO
Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) menyangsikan terbentuknya poros keempat yang mendorong Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan menjadi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Peluang menang menjadi pertimbangan besar partai berlambang matahari terbit itu.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno tidak menampik bahwa partainya ingin mengajukan kadernya untuk berkontestasi di Pilpres 2024 mendatang.

"Bagi sebuah partai kita ajukan kader terbaik itu suatu kebanggaan dan tujuan. Kader terbaik hari ini Pak Zulhas, kita ingin Pak Zul maju di perhelatan pilpres," kata Eddy dalam konferensi pers di Kantor DPP PAN di Jalan Buncit Raya, Mampang, Jakarta Selatan pada Senin (5/6/2023).

Eddy menyatakan peluang Zulhas maju dalam kontestasi pilpres sangat terbuka jika PAN akhirnya sepakat membentuk poros keempat bersama Golkar. Hal ini juga menjadi suara kader di daerah.

Baca juga: PAN Pilih Opsi Airlangga-Zulhas Jika Koalisi Bareng Prabowo dan Ganjar Tak Menemukan Titik Terang

"Kita tidak menutup opsi tersebut. Bahkan teman-teman daerah ingin dorong agar itu terealisasi sesegera mungkin," ungkapnya.

Kendati demikian, Eddy menambahkan partainya memiliki pertimbangan lain sebelum menentukan sepakat dengan opsi Airlangga-Zulhas. Satu di antaranya peluang meraih kemenangan di Pilpres.

"Kita juga punya pertimbangan tapi, pilpres itu harus menang. Nah ini salah satu pertimbangan besar. Bagaimana bisa menang, beri dampak elektoral, bisa usung agenda kita," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengamini wacana duet Golkar-PAN membuka peluang Airlangga Hartarto jadi calon presiden.

"Ya tentu (Peluang Airlangga capres), kami partai golkar ini pertama partai terbuka jadi bisa berkomunikasi dengan siapa saja," kata Doli ditemui di Jakarta Barat, Minggu (28/5/2023).

Kemudian dikatakan Doli peluang Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto jadi calon presiden terbuka karena partainya merupakan pemenang pemilu kedua di tahun 2019.

"Kedua, dengan posisi kami pemenang pemilu kedua tahun 2019, itu memang sangat dimungkinkan. Misalnya dengan urutan yang ke bawah, sama Gerindra cukup (Presidential Threshold)," kata Doli.

Begitu juga dengan partai-partai lainnya dikatakan Doli Golkar cukup memenuhi persyaratan Presidential Threshold 20 persen.

"Nasdem, PKB, Demokrat cukup, PKS juga cukup, dengan PAN juga cukup, apalagi dengan PDIP, semakin cukup lagi," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved