Selasa, 30 September 2025

ASEAN dan Jepang Kolaborasi Bangun Rantai Suplai Net Zero Emission

Perubahan iklim yang sudah menjadi tantangan global tidak luput dari perhatian Jepang dan ASEAN dalam membangung kolaborasi

Penulis: Adi Suhendi
ist
ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) dan JETRO (Japan External Trade Organization) melakukan penandatangan MoU 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) dan JETRO (Japan External Trade Organization) melakukan penandatangan MoU dalam rangka mendorong percepatan perusahaan Jepang dalam mencapai target aksi perubahan iklim.

Penandatanganan MoU dilakukan  Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) yang juga adalah Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid dengan Mr Ishiguro Norihiko, Chairman  di Tokyo, dalam rangkaian Pembukaan ASEAN Japan Business Week 2023 (AJBW 2023),  Senin (5/6/2023).

Muhammad Yusrizki, selaku penanggung jawab ASEAN Net Zero Hub, sebagai satu ‘legacy program’ ASEAN BAC di tahun 2023 ini mengungkapkan MoU digagas ASEAN BAC yang saat ini Indonesia dipercaya memegang sebagai ketua.

Baca juga: PLN Sebut Perubahan Iklim Beri Dampak Cukup Signifikan Pada Bisnis Listrik, Ini Penjelasannya

"MoU dimaksud untuk percepat proses transisi perusahaan-perusahaan di ASEAN untuk membantu perusahan Jepang dalam mencapai target-target Aksi Perubahan Iklimnya," kata Yusrizki melalui pesan elektronik.

Yusrizki menerangkan, Jepang merupakan partner bisnis dan ekonomi utama bagi kawasan ASEAN, khususnya Indonesia.

Perubahan iklim yang sudah menjadi tantangan global tidak luput dari perhatian Jepang dan ASEAN dalam membangung kolaborasi menuju kawasan ASEAN yang rendah karbon. 

Baca juga: Perubahan iklim: Bagaimana rasanya menjalani gaya hidup yang sangat rendah karbon?

“Keberlanjutan (sustainability) dan Net Zero adalah satu-satu nya jalan (pathway) bagi ASEAN untuk tetap tumbuh dan menjadi kekuatan ekonomi ke depan di tengah-tengah disrupsi ekonomi akibat dari Perubahan Iklim," kata Yusrizki.

"Semua negara di ASEAN harus berkolaborasi untuk membangun Ekosistem Net Zero Emission (NZE) di kawasan ini untuk dapat membuat semua perusahaan di ASEAN memulai perjalanannya menjadi Perusahan Net Zero, inilah arti penting pembentukan ASEAN Net Zero Hub (NZH)," sambung dia.

Menyoal MoU antara ASEAN BAC dan JETRO,  Yusrizki mengatakan kolaborasi ini tidak hanya menyangkut kerjasama dalam membuat pusat pengetahuan untuk perusahaan-perusahaan ASEAN.

Kerja sama juga akan melakukan langkah-langkah konkret di dalam proses dekarbonisasi Industri, khususnya dengan memberikan asistensi pada perusahaan-perusahan untuk membuat rencana transisi yang kredibel dan pengenalan pada teknologi rendah karbon seperti efisiensi energi dan energi baru terbarukan (EBT). 

Selain itu sambung Yusrizki, kedua institusi juga bersepakat untuk mengembangkan riset dan pengembangan jaringan serta ‘business matching’ antara perusahaan Jepang dan perusahaan setiap negara ASEAN

Masih dengan semangat tema “ASEAN Matter: Epicentrum of Growth”, kehadiran MoU ini diharapkan bisa diikuti negara-negara partner ASEAN lainnya, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, China dan lain-lain.

Baca juga: Cegah Perubahan Iklim Ekstrem Pemerintah RI Didesak Kebut Proses Transisi Energi

Dengan langkah itu, ASEAN akan tetap menjadi pusat pertumbuhan dunia di tengah-tengah dinamika perubahan Iklim yang juga direspon dunia bisnis. 

Tanpa adanya kawasan ASEAN yang ‘climate resilience’, Yusrizki berpendapat cita-cita ASEAN untuk menjadi “Epicentrum of Growth”  akan sulit terwujud.

Pasalnya, banyak negara dan kawasan ekonomi di dunia sudah lebih dahulu bergerak ke arah itu, misalnya Uni Eropa dengan kebijakan perdagangannya yang disebut “Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM)” cepat akan lambat memberikan dampak signifikan pada ekspor kawasan ASEAN ke Uni Eropa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan