Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilu 2024

Kata Pengamat soal Presiden Jokowi Cawe-cawe Pilpres 2024: Ingin Pastikan Pemilu 2024 Berjalan Adil

Presiden Jokowi disebutkan melakukan cawe-cawe karena mempunyai kepentingan politik di Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang.

Penulis: Rifqah
Kompas.com/Nirmala
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno - Presiden Jokowi disebutkan melakukan cawe-cawe karena mempunyai kepentingan politik di Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang. 

TRIBUNNEWS.COM - Cawe-cawe yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebutkan mempunyai kepentingan politik di Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno.

"Saya kira Jokowi ingin memastikan kepada publik bahwa di 2024, Jokowi itu akan cawe-cawe terkait dengan urusan Pilpres," ucapnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (31/5/2023).

Cawe-cawe itu dimaksudkan Presiden Jokowi untuk memastikan bahwa Pemilu 2024 berlangsung secara adil, jujur, dan transparan.

Sehingga tidak ada polarisasi yang ekstrem, di mana hal tersebut dikhawatirkan akan memecah belah rakyat.

"Cawe-cawe yang pertama itu Jokowi ingin memastikan bahwa Pemilu itu akan berlangsung adil, jujur, transparan, sehingga tidak ada polarisasi yang cukup ekstrem yang dikhawairkan akan membelah rakyat," ungkap Adi.

Kemudian, cawe-cawe yang ramai dibicarakan publik belakangan ini adalah Presiden Jokowi yang ingin memastikan juga mengenai siapa yang nantinya menjadi presiden, menggantikan dirinya.

Baca juga: Politisi PBB: Partai yang Anti Kata Cawe-cawe Itu karena Bacapresnya Tidak Ikut Di-endorse Jokowi

"Tapi pada saat yang bersamaan ini, cawe-cawe yang kedua, ini yang ramai dibicarakan publik, bahwa Jokowi juga ingin memastikan bahwa siapapun nantinya yang jadi presiden adalah mereka yang mampu melanjutkan semua hal yang dilakukan oleh Jokowi."

"Karenanya, Jokowi dengan bahasa yang secara eksplisit menyampaikan bahwa di Pilpres, yang bertanding itu jogetnya boleh berbeda tapi gerakaannya harus sama-sama ke depan," katanya.

Adi pun menjelaskan, Presiden Jokowi merupakan pemimpin yang menterjemahkan kritikan publik menjadi kenyataan.

"Jokowi itu adalah tipikal pemimpin yang langsung menterjemahkan bully-an dan kritikan publik menjadi kenyataan."

"Dari dulu, Jokowi disebut sebagai orang yang terlampau sibuk memberikan endorsement dan dukungan politik kepada calon tertentu, misalnya Ganjar ataupun Prabowo Subianto," katanya.

Dikatakan Adi, kritikan tersebut diterjemahkan oleh Presiden Jokowi bahwa di Pilpres 2024 nanti akan ada cawe-cawe.

"Kritik itu yang sebenarnya langsung diterjemahkan oleh Jokowi bahwa di Pilpres Jokowi itu akan cawe-cawe," ujar Adi.

Cawe-cawe Presiden Jokowi Timbulkan Pro dan Kontra

Pernyataan Presiden Jokowi soal dirinya yang akan cawe-cawe dalam urusan Pilpres 2024 demi kepentingan bangsa dan negara tersebut menuai pro dan kontra.

Hal tersebut kemudian menuai kritik tajam juga dari beberapa pengamat politik, meskipun dari pihak istana sudah memberikan klarifikasi maksud dari Presiden Jokowi itu.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman berpendapat, sebagai seorang pemimpin negara, tidak sepatutnya Presiden Jokowi ikut campur dalam urusan politik.

"Loh, presiden itu kan kepala negara, bukan ketua umum partai juga. Kepala negara menurut kami sih harus netral ya, tidak boleh cawe-cawe," kata Benny di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/5/2023), dikutip dari TribunJogja.com.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman - Presiden Jokowi disebutkan melakukan cawe-cawe karena mempunyai kepentingan politik di Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman - Presiden Jokowi disebutkan melakukan cawe-cawe karena mempunyai kepentingan politik di Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang. (Tribunnews.com/Fersianus Waku)

Apabila kepala negara ikut cawe-cawe, maka terbuka peluang pemimpin lembaga negara lainnya juga turut mencampuri urusan Pemilu. Padahal, hal tersebut tak semestinya terjadi.

Kemudian, presiden juga sangat mungkin menggunakan aparatur negara untuk mewujudkan kepentingannya jika ikut campur dalam urusan Pemilu. Oleh karenanya, Benny berharap presiden lebih bersikap bijak.

"(Sebaliknya) dia (Jokowi) harus menjaga iklim demokrasi, menjaga iklim persaingan sehat dalam politik sebab dia adalah Kepala Negara, dia bukan kepala petugas partai," tutur anggota Komisi III DPR RI tersebut.

Selain itu, Demokrat juga meminta Jokowi fokus bekerja untuk rakyat ketimbang cawe-cawe urusan Pemilu 2024.

Namun, sebaliknya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDOP, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul meyakini Presiden Jokowi cawe-cawe sesuai adab dan tidak akan mengintervensi hasil Pemilu 2024.

Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023) - Presiden Jokowi disebutkan melakukan cawe-cawe karena mempunyai kepentingan politik di Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang.
Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023) - Presiden Jokowi disebutkan melakukan cawe-cawe karena mempunyai kepentingan politik di Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang. (Tribunnews.com/ rizki sandi saputra)

"Cawe-cawe ini bahasa kosakata diksi Jawa, diksi Jawa Tengah kalau orang Jawa Tengah tahu."

"Cawe-cawe itu artinya adalah akan ikut campur, ikut mewarnai," kata Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Bambang Pacul juga setuju presiden tak boleh ikut campur dalam penetapan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Pasalnya, hal itu merupakan urusan partai politik.

Bambang Pacul menegaskan, Presiden Jokowi tidak punya keinginan untuk melakukan intervensi hasil pemilu.

"Enggak dong, itu maka saya katakan kepatutannya cawe-cawe dalam bahasa Jawa ada kepatutannya. Enggak boleh cawe-cawe mengintervensi itu, enggak boleh," kata Pacul lagi.

(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJogja.com/Editor:Yoseph Hary W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved