Sabtu, 4 Oktober 2025

KTT ASEAN 2023

PM Thailand Absen Hadiri KTT ASEAN, Ini Alasannya

PM Thailand Prayut Chan-o-cha batal hadir dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Lillian SUWANRUMPHA/AFP
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan bahwa, Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-o-cha batal hadir dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Usman Kansong.

Usman Kamsong mengatakan, ketidakhadiran PM Thailand lantaran tengah mempersiapkan Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Gajah Putih itu.

Baca juga: KTT ASEAN Dimulai Hari Ini, Simak Jadwal Lengkapnya

"Yang absen PM Thailand karena tgl 14 Mei Pemilu di Thailand," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Usman Kansong saat dihubungi Tribunnews, Selasa (9/5/2023).

Nantinya, lanjut Usman Kamsong, kehadiran Perdana Menteri Thailand bakal diwakilkan oleh Wakil PM Thailand.

"PM diwakilkan Wakil PM," ujar Usman Kansong.

Di sisi lain, Usman Kamsong menyatakan, negara lain yang tidak akan hadir adalah Myanmar. Kata dia, Myanmar memang tidak diundang dalam perhelatan KTT ASEAN ke-42 ini.

"Yang lainnya hadir (8 kepala negara ASEAN plus kepala negara Timor Leste)," ungkapnya.

Hal ini menyusul sikap junta militer yang dianggap tidak menerapkan rencana perdamaian yang telah diinisiasi oleh para pemimpin ASEAN, yaitu Konsensus Lima Poin (5PC).

Baca juga: Indonesia Kerahkan Pesawat Tempur F-16 Jaga Pelaksanaan KTT Asean di Labuan Bajo

Adapun 5PC merupakan referensi utama bagi ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya.

Sementara konsensus Lima Poin terdiri dari menghentikan kekerasan, menjalin dialog konstruktif untuk mencapai solusi damai, dan menunjuk urusan khusus ASEAN untuk Myanmar demi memfasilitasi proses dialog.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved