Pemilu 2024
Survei Terbaru Indikator: Elektabilitas PDIP Masih Tertinggi, Diikuti Gerindra dan Golkar
PDIP masih menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi menurut hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia.
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDIP masih menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi menurut hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia.
Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi mengatakan PDIP meraih persentase sebesar 15,2 persen.
"Kemudian ada Gerindra dengan 14,7 persen, Golkar 8,8 persen, dan seterusnya," kata Burhanuddin dalam rilis survei secara daring, Rabu (19/4/2023).
Kemudian, berturut-turut ada Demokrat (6,3 persen), NasDem (6,3 persen), PKB (6,2 persen) PKS (5,2 persen), Perindo (3,6 persen), PAN (2,1 persen), dan PPP (1,9 persen).
Namun, Burhanuddin mengatakan survei melalu telepon selalu ditemukan persentase yang tinggi dari responden yang tidak menjawab atau tidak tahu, dan itu adalah kelemahan dari survei telepon.
Baca juga: Indikator Catat Penolakan PDIP Terhadap Timnas Israel Berdampak Positif ke Elektabilitas Gerindra
"Ini undecided relatif besar sekitar 25 persen, dan ini kelemahan survei telepon. Kalau kita tatap muka langsung itu responden lebih terbuka untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan elektabilitas," pungkasnya
Adapun survei Indikator dilakukan dalam rentang 8 sampai 13 April 2023, dengan melibatkan 1.212 responden. Margin of error' sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling.
Target populasi survei adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel yakni 83 persen dari total populasi nasional.
Baca juga: Mendagri Pesan Peningkatan Capaian Indikator Makro di Musrenbang Pemprov Sumatera Selatan
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) yang merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Berikut elektabilitas partai politik berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga yang melakukan kajian Januari-Maret 2023:
1. Hasil Survei SMRC
SMRC merilis hasil survei yang dilakukan pihaknya pada 2-11 Maret 2023.
Berdasarkan hasil survei terbaru SMRC, menunjukkan elektabilitas PDIP berada di posisi teratas.
Pertanyaan survei yang diajukan adalah "Jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih?".
Bentuk pertanyaan tersebut diklaim sudah dirancang supaya bisa menangkap bagaimana preferensi publik atau pemilih terhadap partai.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan tingkat elektabilitas PDIP mencapai 23,4 persen.
"Survei yang dilakukan pada awal Maret 2023 itu menunjukkan jika pemilu legislatif dilaksanakan saat survei dilakukan, PDIP mendapatkan dukungan paling banyak yaitu 23,4 persen," kata Deni dalam tayangan bertajuk Trend Elektabilitas Partai: Survei Maret 2023 di kanal Youtube SMRC TV pada Minggu (19/3/2023).
Temuan yang signifikan dari survei SMRC adalah elektabilitas PKB yang menyalip Golkar di posisi ketiga.

Berdasarkan survei SMRC elektabilitas Gerindra menempati posisi kedua dengan 14,1 persen.
Kemudian disusul secara berturut-turut, PKB 10,3%, Golkar 9,1%, Nasdem 7%, Demokrat 5,9%, PKS 5,7%, PPP 2,4%, PAN 1,9%, Perindo 1,7%, dan PSI 1,1%.
Partai-partai lain, kata dia, mendapatkan suara di bawah 1% elektabilitasnya.
Diketahui survei dilakukan melalui wawancara tatap muka.
opulasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yaitu mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi tersebut dipilih sampel secara random (stratified multistage random sampling) sebanyak 1220 responden.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 87% atau 1061 orang
Sebanyak 1061 responden tersebut yang dianalisis.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Dilakukan juga quality control dengan cara mensupervisi hasil wawancara secara random sebanyak 20% dari total sampel dan tidak ditemukan masalah berarti dalam proses tersebut.
Telah dilakukan juga validasi sampel dengan cara membandingkan karakteristik sampel dengan populasi dari berbagai variabel demograsi di antaranya, gender, desa-kota, usia, agama, etnis, pendidikan, dan juga wilayah atau provinsi.
Dari proses validasi tersebut sampel dinilai sangat mencerminkan karakteristik populasi dan bisa menggambarkan keadaan populasi secara keseluruhan.
2. Survei IPO
Kemudian lembaga yang melakukan survei eletabilitas pada awal 2023 ini adalah Indonesia Political Opinion (IPO).
IPO melakukan survei elektabilitas partai politik pada 1-7 Maret 2023.
Dalam surveinya, responden ditanya 'jika hari ini dilaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu), parpol manakah yang akan dipilih?'.
Hasilnya PDIP berada diurutan pertama dengan tingkat elektabilitas 23,9%.
Kemudian diposisi kedua disusul Partai Golkar 11,5% dan Partai Demokrat 10,1%.
Diposisi ketempat ada Partai Gerindra 9,9%, selanjutnya secara berurutan ada PKB 7,6%, Partai NasDem 7,2%, PAN 5%, PKS 4,9%, Partai Persatuan Indonesia 4,1%, PPP: 1,7%, Partai Hanura 0,3%, Partai Gelora 0,2%, PSI 0,1%, Partai Ummat 0,1%, dan Partai Bulan Bintang 0,1%.
Diketahui jumlah sampel responden dalam survei ini sebanyak 1.200 dengan margin of error 2,90 persen dan tingkat akurasi data 95 persen.
Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat.
3. Litbang Kompas
Litbang Kompas melakukan jejak pendapat terbaru soal elektabilitas Parpol pada periode 25 Januari-4 Februari 2023.
Survei dilakukan metode wawancara tatap muka.
Hasilnya, elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berada di puncak dengan angka 22,9 persen.
Kemudian di posisi kedua disusul Partai Gerindra dengan elektabilitas 14,3 persen.
Selanjutnya, Partai Golkar berada di urutan ketiga dengan angka elektabilitas 9,0 persen.
Lalu disusul Partai Demokrat diurutan keempat dengan angka elektabilitas 8,7 persen serta Partai NasDem diurutan kelima dengan angka 7,3 persen.

Di posisi keenam ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan angka 6,1 persen.
Setelah itu, terdapat beberapa nama partai politik yang elektabilitasnya di bawah lima persen versi Litbang Kompas.
Di antaranya PKS (4,8 persen); Perindo (4,1 persen); PPP (2,3 persen); PAN (1,6 persen) serta Partai Hanura, PBB, dan PSI yang masing-masing tingkat elektabilitasnya hanya 0,5 persen.
Berdasarkan hasil survei ini, tingkat elektabilitas dari PDIP sendiri mengalami peningkatan jika dibandingkan pada periode Oktober 2022.
Kala itu, elektabilitas partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut hanya berkisar di angka 21,1 persen atau naik sekitar 1,8 persen pada Januari 2023.
Diketahui berdasarkan hasil Survei Litbang Kompas yang digelar 24 September-7 Oktober 2022, elektabilitas Partai Gerindra menempati posisi kedua dengan elektabilitas 16,2 persen.
Baca juga: Populi Center: Elektabilitas Partai Gerindra Kian Menguat Terus Menempel Ketat PDIP
Tentunya, dibandingkan dengan hasil survei terbaru ada penurunan elektabilitas dari partai Gerindra.
Kemudian, pada Survei Okober 2022, Partai Demokrat berada di posisi ke tiga dengan meraih 14 persen.
Tetapi hasil survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut melorot dan kembali disalip Partai Golkar.
Justru, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas Partai NasDem merangsak ke posisi kelima, padahal sebelumnya elektabilitas partai besutan Surya Paloh tersebut berada di bawah PKS dan PKB.
Eletabilitas PKB saat ini berada di bawah Partai NasDem.
4. Populi Center
Lembaga survei politik Populi Center merilis hasil surveinya pada Senin (13/2/2023).
Survei dilakukan pada 25 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023.
Berdasarkan hasil survei Populi Center, elektabilitas PDI Perjuangan atau PDIP berada di posisi teratas dengan angka 24,5 persen.
Kemudian disusul Partai Gerindra 13,6 persen di posisi kedua dan Partai Golkar di posisi ketiga dengan angka 11,7 persen.
Kemudian, di peringkat keempat ditempati Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8,4 persen, peringkat kelima Partai NasDem 5,8 persen.
Selanjutnya, berturut-turut ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,5 persen, Demokrat 4,8 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,3 persen, dan Perindo 1,8 persen.
Partai Amanat Nasional (PAN) berada di posisi kesepuluh dengan angka 1,3 persen.
Kemudian PSI 0,5 persen, Hanura 0,4 persen, PBB 0,3 persen, Partai Buruh 0,3 persen, Gelora 0,3 persen, Partai Ummat 0,2 persen, Garuda 0,1 persen, dan PKN 0,1 persen
Sementara 1,7 persen dari 1.200 responden tidak memilih atau golput.
Kemudian, 12,3 persen responden belum memutuskan, dan 4,1 persen lainnya menolak menjawab.
Sebagai informasi, survei Populi Center dilakukan di 120 kelurahan tersebar di 38 provinsi di Indonesia.
1.200 responden survei dipilih secara acak bertingkat, dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
5. LSI Denny JA
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil surveinya pada Selasa (7/2/2023).
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan dalam survei kali ini terdapat 4 kategori partai politik, yakni partai besar, menengah, kecil dan nol koma.
Untuk kategori partai besar ditempati tiga partai dengan angka elektabilitas tertinggi.
Ada PDI Perjuangan dengan 22,7 persen, Partai Golkar 13,8 persen dan Gerindra 11,2 persen.
“Dari 18 partai yang ada yang siap kontestasi di 2024, hanya 3 partai yang masuk kategori partai besar, PDIP, Golkar, dan Gerindra,” kata Ardian Sopa dalam rilis LSI Denny JA secara virtual, Selasa (7/2/2023).
Kemudian pada kategori menengah terdapat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan angka elektabilitas 8,0 persen, Partai Demokrat 5,0 persen dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,9 persen serta Partai Nasdem 4,4 persen.
Ardian menjelaskan bahwa partai kategori menengah ini berdasarkan angka elektabilitas pada rentang 4 hingga 10 persen.
Sementara untuk klasmen selanjutnya, yakni partai kecil yang memiliki angka elektsbilitas pada rentang 1-4 persen.
Kategori ini dipimpin oleh Partai Perindo dengan angka 2,8 persen.
Namun di posisi selanjutnya justru diisi oleh parpol yang saat ini berada di parlemen, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan masing-masing angka 1,9 persen dan 2,1 persen.
“Jadi secara dukungan, 3 partai ini Perindo, PPP dan PAN berada di kategorisasi partai kecil,” tuturnya.
“Sehingga sebenarnya per survei ini dilakukan mereka belom lolos melewati parlementary treashold 4 persen,” lanjut Sopa.
Kemudian kategori terakhir adalah partai nol koma, yakni partai politik dengan angka elektsbilitas di bawah 1 persen.
Terdapat sejumlah partai politik pada kategori ini, di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan angka 0,5 persen.
Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda dan Partai Ummat masing-masing berada di angka 0,3 persen.
Kemudian ada Partai Hanura, Partai Buruh, Partai Gelora dan juga Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang berada di angka 0,1 persen.
“Hampir semua partai baru, ada juga partai lama yang masuk ke partai nol koma ini,” tuturnya.
Adapun survei dilakukan dengan merodologi Multistage random sampling yang melibatkan 1.200 responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan tatap muka langsung dengan kuesioner yang dilakukan pada 4-15 Januari 2023.
Adapun margin of error dari survei ini kurang lebih 2,9 persen.
6. Hasil Survei LSI
Berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru, elektabilitas PDIP berada diposisi pertama dengan angka 21,9 persen.
Pada posisi selanjutnya ada Partai Gerindra 12,1 persen, Demokrat 7,1 persen, Golkar 6,7 persen, dan Nasdem 5,0 persen, dan PKS 5,0 persen.
“Belum banyak perubahan dari survei lsi sebelumnya, dan mungkin juga survei-survei yang lain,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis yang digelar secara virtual, Minggu (22/1/2023).
“PDIP di survei kali ini didukung oleh 22 persen, kalau Pemilu Legislatif diadakan sekarang,” lanjut dia.
Di posisi selanjutnya ada Partai Nasdem dengan 5,0 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,0 persen, Partai Perindo 4,8 persen dan Partai Kebangkitan Bangsa 4,7 persen.
Kemudian Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,2 persen, Partai Garuda 1,3 persen. Adapun parpol lain seperti Partai Amanat Nasional, Partai Ummat, Partai Hanura, Partai Gelora hingga Partai Buruh mendapatkan angka di bawah 1,0 persen.
Di sisi lain, Djayadi mengatakan meski sejumlah parpol mendapatkan angka dukungan, sebanyak 26,7 persen responden dalam survei tidak menjawab soal pilihan parpol tersebut.
Artinya, kata dia, masih banyak masyarakat yang belum menentukan partai politik menjelang Pemilu 2024.
“Tapi yang menarik kami menemukan kali ini cukup banyak yang belum menentukan pilihan, ada 27 persen. Biasanya ini lebih sedikit, bisa di bawah 20 persen,” katanya.
Djayadi menamabahkan bahwa hal ini bisa saja terjadi lantaran partai politik peserta Pemilu baru saja ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sehingga, masyarakat melakukan penilaian ulang terhadap partai politik yang akan dipilih pada Pemilu mendatang.
“Tetapi secara umum yang sudah melakukan penilaian tidak berbeda jauh dengan hasil yang kita peroleh selama ini,” tuturnya.
Survei tersebut dilakukan pada 7 sampai 11 Januari 2023.
Target survei tersebut adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel dilakukan melalui random digit dialing (RDD) yang merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.221 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error dari diperkirakan sebesar +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.