Prakiraan Cuaca
Peringatan Dini BMKG Hari Ini, 25 Maret 2023: Potensi Cuaca Ekstrem Terjadi di 33 Wilayah Ini
Simak peringatan dini BMKG Sabtu, 25 Maret 2023, terdapat 33 wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah info peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari ini, 25 Maret 2023.
Dikutip dari bmkg.go.id, cuaca ekstrem terjadi di beberapa wilayah di Indonesia hari ini.
Berdasarkan informasi terbaru dari BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 33 wilayah.
Terdapat satu wilayah yang akan terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, yaitu di Sulawesi Selatan.
Sementara 32 wilayah lainnya akan mengalami cuaca ekstrem hujan lebat disertai kilat, serta angin kencang.
Baca juga: BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Perairan Barat Kepulauan Nias pada 24 Maret 2023
Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah:
- Sulawesi Selatan
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Barat
- Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Sabtu, 25 Maret 2023: Waspada Gelombang Tinggi Capai 4 Meter di 5 Perairan Ini
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Besok, 25 Maret 2023 di Indonesia: Jakarta Pusat Berawan di Malam Hari
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Cuaca Hari Ini - BMKG: Waspada 32 Wilayah Berikut Berpotensi Hujan Lebat pada Sabtu, 25 Maret 2023
Sirkulasi Siklonik terpantau di perairan Barat Aceh, di Samudra Hindia barat daya Lampung, di perairan utara Serawak, di Samudera Pasifik Utara Papua Barat, di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat dan di Laut Aru.
Kondisi ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di Samudera Hindia Aceh hingga Sumatera Utara, di perairan Barat Daya Sumatera hingga Samudera Hindia Barat Sumatera, dari Laut Cina Selatan hingga Kalimantan Utara, dari Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Perairan Utara Papua Barat, dari Pesisir Selatan Jawa Tengah hingga Samudera Hindia Selatan Nusat Tenggara Barat, dan di Laut Arafuru hingga Laut Aru.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Laut Cina Selatan hingga Pesisir Barat Kalimantan Barat, dari Laut Jawa hingga Pesisir Utara Jawa Timur, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Selatan, dari Laut Sulawesi hingga Gorontalo, dari dari Laut Banda hingga Papua Barat, dari Sulawesi Tenggara hingga Maluku, dari Laut Arafuru hingga Laut Banda, dari Papua Barat hingga Papua Tengah.
Serta terdapat konfluensi (pertemuan angin) yang memanjang dari Laut Jawa hingga Laut Flores. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.