Prakiraan Cuaca
Info Peringatan Dini BMKG Besok, 16 Februari 2023: 30 Wilayah Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem
Simak peringatan dini cuaca ekstrem BMKG besok, 16 Februari 2023, terdapat 30 wilayah berpotensi alami cuaca ekstrem, berikut informasi lengkapnya.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk besok, 16 Februari 2023.
Mengutip dari bmkg.go.id, cuaca ekstrem terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Menurut laporan terbaru dari BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 30 wilayah.
Terpantau ada 30 wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.
Hal ini juga disebabkan karena adanya bibit siklon tropis yang berpotensi terjadi esok hari.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di Manado: 7 Penerbangan Delay, BMKG Sulut Minta Masyarakat Waspada Hingga Jumat Besok
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
Baca juga: Prakiraan Hujan di Indonesia, Rabu 15 Februari 2023, BMKG: Kalsel dan Kalteng Potensi Hujan Sedang
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Gelombang Tinggi Perairan Wilayah Indonesia 15-16 Februari 2023
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Info Cuaca BMKG Besok, 15 Februari 2023 di Indonesia: Makassar Hujan Sedang pada Pagi dan Siang Hari
Bibit siklon tropis 91 P dengan tekanan minimum 999.7 hpa, dan kecepatan angin maksimum 25 knot berada di Teluk Carpentaria - Australia bagian utara.
Sistem ini bergerak ke arah Tenggara dengan potensi bibit ini untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori rendah.
Sistem ini juga menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) dari Laut Flores hingga Australia bagian utara, dari Laut Banda, Laut Arafuru hingga Papua bagian selatan.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar siklon tropis, bibit siklon tropis dan di sepanjang low level jet tersebut.
Bibit siklon tropis 99 W dengan tekanan minimum 1005 hpa, dan kecepatan angin maksimum 20 knot berada di Samudra Pasifik sebelah Utara Papua Barat.
Sistem ini bergerak ke arah Barat Laut dengan potensi bibit ini untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori rendah.
Sistem ini juga menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) dari Samudra Pasifik Timur Filipina hingga Laut Halmahera.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar siklon tropis, bibit siklon tropis dan di sepanjang low level jet tersebut.
Sirkulasi siklonik berada di Laut Timor yang membentuk daerah konvergensi memanjang di NTT bagian selatan.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Tengah, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Tengah, dari Papua Barat hingga Papua.
Daerah konfluensi juga memanjang di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, di Pesisir selatan Jawa, di Laut Jawa, Laut Flores, di Laut Maluku, di Laut Seram, Laut Banda dan Laut Arafuru.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Peningkatan Kecepatan Angin Permukaan yang lebih dari 25 knot terpantau memanjang di Laut Flores, Laut Banda hingga Laut Arafuru yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang laut di wilayah perairan tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.