Pilpres 2024
Di Tengah Isu Utang Rp 50 M, Erwin Aksa Kenang Usung Anies-Sandiaga saat Pilkada DKI Jakarta 2017
Erwin Aksa mengenang Anies-Sandiaga saat diusung menjadi cagub dan cawagub di Pilkada 2017 di tengah isu utang Rp 50 miliar.
TRIBUNNEWS.COM - Isu utang Rp 50 miliar terkait pencalonan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI Jakarta tengah menjadi sorotan publik.
Adapun sosok yang pertama kali mengemukakan hal tersebut, adalah Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Erwin Aksa.
Erwin mengungkapkan hal itu saat menjadi narasumber dalam siniar di kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored yang ditayangkan pada Sabtu (4/2/2023).
Kemudian di tengah isu utang tersebut, Erwin mencuitkan di akun Twitter pribadinya @erwinaksa_id, saat menjadi bagian dalam pencalonan Anies dan Sandiaga dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 bersama Ketua Kadin, Rosan Roeslani.
“Sebuah cerita singkat yang belum pernah terungkap, bagaimana saya dan sahabat saya Pak Rosan ikut menjadi bagian dari bagaimana terpilihnya Mas Anies Rasyid Baswedan dan Sahabat saya Sandiaga Uno di pemilihan Gub DKI Jakarta waktu itu,” tulisnya pada Jumat (10/1/2023).
Tak hanya itu, ia juga menautkan sebuah video terkait pencalonan Anies dan Sandiaga di Pilkada DKI Jakarta 2017 yang diunggah di kanal YouTube miliknya, Erwin Aksa.
Adapun video tersebut, diunggah empat bulan lalu tepatnya 10 Oktober 2022.
Baca juga: Anies soal Utang Rp 50 M: Uang Bukan Milik Sandi, Jika Menang Pilkada 2017 Tak Perlu Dikembalikan
Isi Video: Sandiaga Uno Ingin Calonkan Diri sebagai Cagub saat Pilkada DKI Jakarta 2017
Pada video berdurasi 8 menit 23 detik itu, Erwin menyebut sejatinya sosok yang harusnya dicalonkan menjadi calon gubernur (cagub) DKI Jakarta pada Pilkada 2017 adalah Sandiaga Uno.
Selain itu, lanjutnya, ada informasi bahwa Sandiaga Uno akan dicalonkan bersama mantan Bupati Batang periode 2012-2017, Yoyok Riyo Sudibyo.
“Tapi batal karena (Yoyok) isunya ditarik oleh Nasdem pada saat itu,” ujar Erwin dalam video tersebut.
Mengetahui informasi tersebut, Erwin bersama Rosan pun mencari sosok lain yang akan dipasangkan dengan Sandiaga Uno.
Lantas, dirinya mengungkapkan bahwa terlintas nama Anies Baswedan.

Kemudian, Erwin menghubungi melalui sambungan telepon mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla yang kala itu tengah menghadiri Sidang Umum PBB.
“Lalu beliau memberikan masukan, kalau mau menang harus yang sudah berpengalaman. Paling tidak Anies sudah pernah menjadi menteri,” kata Erwin menirukan perkataan Jusuf Kalla.
Lantas, Erwin mengatakan Jusuf Kalla meminta dirinya dan Rosan untuk menemui Sandi dan meyakinkannya agar mau menjadi calon wakil gubernur (cawagub) bersama Anies Baswedan.
Baca juga: Anies Baswedan Akhirnya Klarifikasi soal Utang Rp50 Miliar: Uangnya Bukan dari Pak Sandi
Singkat cerita, Sandiaga Uno pun mau untuk menjadi calon wakil gubernur (cawagub) dalam Pilkada DKI Jakarta bersama Anies Baswedan.
“Kami bangga Pak Sandi dengan berbesar hati, kemudian mau menerima untuk menjadi orang nomor dua (cawagub),” katanya.
Di sisi lain, ayah Erwin, Aksa Mahmud yang sebelumnya sempat berkomunikasi dengan Anies mengungkapkan, bahwa mantan Menteri Pendidikan itu tak mau maju Pilkada DKI Jakarta 2017 jika tidak menjadi cagub.
Lantas, ayah Erwin pun sudah ditunggu oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di kediamannya di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kemudian saat bertemu, ayah Erwin mengungkapkan kepada Prabowo bahwa Anies Baswedan hanya mau maju Pilkada DKI Jakarta 2017 ketika dicalonkan menjadi cagub.
Mendengar hal tersebut, Prabowo pun ikhlas dan menerima Sandiaga Uno yang juga merupakan kader Partai Gerindra untuk menjadi cawagub Anies.
“Akhirnya Pak Prabowo juga ikhlas menerima Mas Anies unutk bisa menjadi calon gubernur dari Gerindra dan PKS saat itu,” ujarnya.
Keesokan harinya, Erwin mengatakan dirinya, Anies, Sandiaga, dan Rosan bertemu di Kantor Recapital di dekat Kantor PT PLN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Baca juga: PKS Ungkap Gelar Deklarasi Anies Baswedan Capres 2024 Paling Lambat 24 Februari
Adapun, kata Erwin, pertemuan tersebut membahas soal teknis kerja sama.
“Intinya saya harus menanggung beban lebih besar karena saya dianggap jadi sponsor. Kalau tidak salah, waktu itu perhitungannya 70:30.”
“Saat itu saya dan Pak Rosan saling kedip mata ‘sudah terima aja bro, yang penting jadi,” jelasnya.
Selanjutnya, kesepakatan telah disetujui oleh mereka dan lalu dilanjutkan Anies beserta Sandiaga menunaikan Shalat Jumat di Masjid At-Taqwa Jakarta Selatan.
“Menandakan kalau mereka adalah pasangan cagub dan cawagub dari Gerindra dan PKS saat itu,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Simak artikel terkait Pilpres 2024 lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.