Rabu, 1 Oktober 2025

Pilpres 2024

Demokrat Sindir Erwin Aksa dan Sandiaga Soal Isu Utang Anies Baswedan: Tak Ada Kawan yang Abadi

Menurutnya, Erwin-Sandiaga Uno tengah menunjukkan pameo politik bahwa dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi.

ist
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyindir Erwin Aksa dan Sandiaga Uno gara-gara tudingan Anies Baswedan memiliki utang Rp50 miliar di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Menurutnya, Erwin-Sandiaga Uno tengah menunjukkan pameo politik bahwa dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi.

"Praktik yang dilakukan Bang Erwin Aksa dan Bang Sandi hanya menegaskan pameo dalam politik ‘tak ada kawan dan lawan yang abadi, melainkan kepentingan'," ujar Kamhar saat dikonfirmasi, Senin (6/2/2023).

Kamhar menuturkan bahwa penyebaran isu Anies Baswedan memiliki utang piutang Rp50 miliar oleh Erwin Aksa pastilah memiliki tujuan tertentu.

Karena itu, kata dia, hal ini semakin meneguhkan pendirian NasDem, Demokrat dan PKS bahwa jalan yang ditempuh Anies Baswedan tak akan mudah untuk memenangkan Pilpres 2024 mendatang.

"Dalam politik semua dinamika dan tundakan senantiasa bertujuan. Ini menunjukan dan menegaskan bahwa pilihan jalan perubahan yang ditempuh Mas Anies bersama Koalisi Perubahan memang bukanlah jalan yang mudah," jelasnya.

Lebih lanjut, Kamhar menambahkan bahwa dirinya meyakini bahwa kekuasaan bakal menggunakan berbagai cara untuk dapat mempertahankan kekuasaannya.

"Kekuasaan akan menggunakan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan. Termasuk cara-cara picisan yang tak bermutu dan beraroma penyesatan. Namun ini tak akan sedikit pun mengganggu dan menyurutkan semangat memperjuangkan aspirasi Perubahan dan Perbaikan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Strategis Partai Golkar Erwin Aksa mengatakan Anies Baswedan masih memiliki utang sekitar Rp 50 miliar kepada Sandiaga Uno.

Baca juga: Profil Erwin Aksa yang Sebut Anies Baswedan Punya Utang Rp50 M pada Sandiaga Uno

Erwin menyebut utang itu terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada tahun 2017.

"Karena waktu itu kan putaran pertama kan ya namanya juga lagi tertatih-tatih juga kan," kata Erwin dalam podcast Akbar Faizal Uncensored yang ditayangkan, Sabtu (4/2/2023).

Ia menyebut jika saat ini Sandiaga Uno memiliki logistik cukup sehingga memberikan pinjaman ke Anies.

"Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies," ujar Erwin.

Erwin lalu mengungkapkan bahwa pinjaman tersebut diberikan ke Anies sekitar Rp 50 miliar.

"Nilainya berapa yah, 50 miliar barangkali," ucapnya.

Ia juga menyebut jika utang Rp 50 tersebut belum lunas dibayar oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Saya kira belum (lunas) barangkali yah," ucap Erwin.

Lebih lanjut, Erwin menuturkan jika draft perjanjian tersebut dibuat oleh pengacara Sandiaga Uno.

Sementara terkait perjanjian Prabowo dengan Anies sebelumnya diungkapkan Sandiaga Uno.

Dalam tayangan podcast Akbar Faisal Uncencored yang dikutip Senin (30/1/2023), Sandiaga mengatakan bahwa perjanjian tersebut tertulis dan dibuatkan oleh Fadli Zon.

“Tertulis dan untuk episode itu saya mengusulkan Bang Akbar mengundang Fadli Zon. Karena dia yang mendraft dan dia yang menulis tangan itu,” kata Sandiaga Uno.

Ia menjelaskan bahwa perjanjian itu berkaitan dengan beredarnya potongan video Anies bicara tak akan maju pilpres jika Prabowo juga maju sebagai capres.

Kala itu, Sandiaga menjadi Wakil Anies untuk maju di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Yang pada akhirnya sempat menimbulkan kebuntuan di internal Partai Gerindra. Kemudian atas kebuntuan tersebut dibentuklah sebuah perjanjian tertulis oleh Fadli Zon.

“Terus terang waktu itu sempat ada kebuntuan. Dan sosok sosok Fadli Zon itu yang mungkin cukup sentral untuk akhirnya melihat, merumuskan dan meramu dari 3 kubu itu,” tuturnya.

“Waktu itu kan ada saya, Pak Prabowo dan Pak Anies. Dan dia yang membuat itu dalam sebuah perjanjian yang dia tulis tangan sendiri,” lanjut Sandiaga.

Ketika ditanya lebih rinci soal isi perjanjian tersebut, Sandiaga enggan menjawab lebih jauh.

Ia hanya menyarankan agar Fadli Zon yang mengungkap secara detil isi perjanjian tersebut.

Sebab, kata Sandiaga, dirinya tidak memegang salinan dari perjanjian tersebut.

“Detailnya nanti Pak Fadli. Dan memang ada beberapa poin. Dan ini cukup detail apa yang disepakati termasuk juga berkaitan dengan, karena itu di awal dari koalisi dan di awal dari penentuan paslon, jadi juga melingkupi tahapan-tahapan ke depan,” kata Sandiaga.

“Jadi saat itu, saya sendiri enggak megang itu copy-nya, kalau ga salah ada di brankasnya Pak Fadli atau Pak Prabowo,” lanjut dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved