Minggu, 5 Oktober 2025

Sejumlah Jalan Kota Medan Munculkan Aroma Wangi di Malam Hari, Ternyata Berasal dari Tanaman Ini

Aroma wangi menyengat mirip bunga kantil itu biasanya tercium di jika melintas di Jalan Multatuli, Jalan Dr Mansyur, Jalan Johor Kota Medan.

Editor: Choirul Arifin
Tribun Medan/Anisa Rahmadani
Jalan Polonia di Kota Medan, salah satu ruas jalan yang oleh warga disebut mengeluarkan aroma wangi di malam hari. 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Aroma wangi semerbak kerap muncul di malam hari selama beberapa hari terakhir di sejumlah ruas jalan di Kota Medan, Sumatera Utara.

Hal ini membuat warga kota menjadi terheran-heran, ada apa gerangan?

Menurut sejumlah warga, aroma wangi menyengat mirip bunga kantil itu biasanya tercium di jika melintas di Jalan Multatuli, Jalan Dr Mansyur, Jalan Johor, Jalan Polonia, Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Gajah Mada.

Jalan Dr Mansyur Kota Medan dibagi dua arah (dari arah Jalan Setia Budi) sebelah barat dan Jalan sebelah timur (dari Jamin Ginting).

Jalan Dr.Mansyur di bagi oleh dua kecamatan, kecamatan Medan Baru mulai dari simpang kampus sampai sungai samping rumah makan Zam-Zam, dan Medan Selayang sampai simpang Jalan Setia Budi.

"Kalau siang tidak begitu tercium, tapi kalau malam harumnya itu menyengat," kata Arman, warga yang biasa melintas di Jalan Polonia, Jumat (23/12/2022).

Arman mengatakan, kemungkinan bau mirip bunga kantil ini berasal dari pohon yang ditanam di kawasan kota.

Tapi, apakah tanaman itu memang bunga kantil atau bukan, Arman sendiri mengaku tidak tahu.

"Belum lama sih (baunya), baru ini saja," kata Arman. Senada disampaikan Sanda, mahasiswi Faklutas Kedokteran USU.

Katanya, tiap kali melintas dari Jalan Dr Mansyur menuju ke Jalan Setia Budi, biasanya memang tercium juga wangi bunga menyengat.

Sanda mengatakan, wangi bunga itu mirip yang biasa dipakai untuk sesajen. "Mirip wangi sesajen gitu gak sih," katanya.

Sanda bilang, dia sendiri juga tidak tahu jenis pohon apa yang menimbulkan bau semerbak tersebut. "Bunganya tuh putih-putih. Enggak tahu juga jenisnya apa," kata Sanda.

Baca juga: Wali Kota Medan Bobby Nasution Didemo Puluhan Penarik Becak Motor

Terkait hal ini, Tribun-medan.com masih berusaha mengonfirmasi pejabat Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan.

Akun besthobby di Youtube, memposting video bunga bernama Pulai atau Pule yang membuat harum wangi sekota Medan.

Bunga Pulai atau Pule
Postingan akun Yotube besthobby menunjukkan bunga Pulai atau Pule yang membuat Medan harum wangi.

Sebuah akun di Yotube, memposting video bunga bernama Pulai atau Pule yang membuat harum wangi sekota Medan.

besthobby
27.5K subscriber

Mengutip website resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pulai adalah nama pohon dengan nama botani Alstonia scholaris.

Pohon ini dari jenis tanaman keras yang hidup di pulau Jawa dan Sumatra.

Pulai dikenal dengan banyak nama lokal, yakni pule (Melayu dan Jawa), lame (Sunda), polay (Madura), hanjalutung (Kalimantan Selatan), kayu skala (Minahasa), rita (Makasar), lita-lita (Bugis), tewer (Banda), leleko (Halmahera), hange (Ternate), dan allag (Papua).

Pohon pulai dapat mencapai tiggi 40 m. Batangnya berwarna hijau gelap. Akar atau yang disebut dengan jangkar tanaman berbentuk tunggang dan berwarna coklat.

Daunnya hijau mengkilap dengan bagian bawah daun berwarna lebih pucat. 

Daunnya menjari dengan jumlah tiga sampai sepuluh daun dan petiole sepanjang 3 cm. 

Bunga pulai merupakan tipe bunga majemuk, dengan kelopak bulat telur, berwarna putih kekuningan.

Bunganya mekar di bulan Oktober dan memiliki aroma yang harum.

Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna putih, dengan panjang 20-50 mm dan berisi biji dalam jumlah yang banyak. 

Biji berukuran kecil berwarna putih dengan panjang 1,5 - 2 cm. Biji dari pulai berbentuk oblong dan berambut.

Asal Usul Nama Jalan Dr Mansyur

Nama Jalan Dr Mansyur Kota Medan sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Medan, juga sebagian masyarakat di Provinsi Sumut.

Jalan tersebut identik dengan kampus terbesar yang ada di Provinsi Sumut yaitu Universitas Sumatera Utara.

Nama Jalan Dr Mansyur Kota Medan sebelumnya bernama Jalan Universitas Sumatera Utara.

Namun, nama jalan tersebut diganti menjadi Jalan Dr Mansyur.

Nama tersebut dari satu di antara pahlawan yang ada di Sumut yaitu Dr Mansyur, karena menghormati tanda jasa-jasa Dr Mansyur di bidang kesehatan dan ilmu kesehatan.

Oleh sebab itu namanya diabadikan menjadi nama Jalan, selayaknya menghormati sosok pahlawan.

Selanjutnya, Dr Mansyur, atau orang dahulu mengenalnya Dr Tengku Mansoer merupakan seorang cendikiawan dan anak dari Sultan Hoesin, dan lahir di Asahan pada tahun 1897.

Beliau juga merupakan bagian dari keluarga bangsawan, dan beliau merupakan paman dari Sultan Saibon (Sultan Asahan).

Baca juga: Wali Kota Bobby Beri Penjelasan Terkait 1 Desember Warga Medan Bisa Berobat Cukup dengan KTP

Dr Tengku Mansoer ini juga merupakan Walinegara Negara Sumatra Timur, sebagai bagian dari Republik Indonesia Serikat dengan masa jabatan 1947 sampai 17 Agisti 1950.

Kemudian Dr Tengku Mansoer juga merupakan tokoh pendiri dan Ketua Jong Sumatranen Bond (1917-1919).

Sebelumnya, beliau pernah sekolah Kedokteran di STOVIA, Batavia.

Kemudia, beliau mulai berorganisasi dan bergabung dengan pemuda-pemuda nasionalis dan mereka mendirikan organisasi Jong Sumatranen Bond yang mana Beliau terpilih sebagai ketua.

Setelah itu beliau pun melanjutkan sekolah ke Leiden, Belanda.

Itu asal muasal nama jalan Dr Mansyur serta alasan nama Dr Mansyur dipakai Menjadi nama jalan di Kota Medan.

Selanjutnya, secara gambaran Umum Jalan Dr. Mansyur Kota Medan dibagi dua arah (dari arah jalan setia budi) sebelah barat dan Jalan sebelah timur (dari jamin ginting).

Jalan Dr.Mansyur di bagi oleh dua kecamatan, kecamatan Medan Baru mulai dari simpang kampus sampai sungai samping rumah makan Zam-Zam, dan Medan Selayang sampai simpang Jalan Setia Budi.

Nah, untuk situasi saat ini Jalan Dr Mansyur merupakan pusat Kuliner dan pusat distro.

Hampir sepanjang jalan di Jalan Dr Mansyur terdapat Cafe-cafe full musik, Restoran, pedagang kaki lima dan Butik serta Distro pakaian.

Berbeda pada masa tahun 2007 ke bawah, pada masa itu masih dipenuhi dengan pedagang kaki lima dan tempat-tempat kulnir yang tak begitu ramai.

Namun sekarang Jalan Dr Mansyur seperti trensetter Kota Medan.

Apalagi sewaktu malam tiba, Jalan Dr Mansyur ini macet karena ramainya pengunjung dengan kendaraannya untuk memasuki tempat hiburan cafe-cafe live musik serta tempat-tempat kuliner di Jalan tersebut.

Tak hanya malam hari, kemacetan itu tiba di Jalan Dr Mansyur.

Menjelang Sore hari ke Malam hari pada waktunya Mahasiswa USU pulang kuliah.

Area Jalan Dr Mansyur dekat pintu empat Universitas Sumatera Utara, juga kerap sekali kemacetan jalan terjadi. Hal ini sudah lumrah di Jalan Dr Mansyur.

(Anisa Rahmadani /Aqmarul Akhyar/cr5/Tribun Medan)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved