Berita Populer Hari Ini
Populer Nasional: Sri Mulyani Kaget Dilaporkan ke Jokowi, Kemungkinan Koalisi PKB dan NasDem
Berita populer nasional Tribunnews.com: Sri Mulyani kaget dilaporkan ke Jokowi, hingga kemungkinan koalisi PKB dan NasDem.
TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer nasional Tribunnews.com selama 24 jam terakhir.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, terlihat kaget saat tahu dirinya dilaporkan Menteri Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Momen ini terjadi dalam Seminar Outlook Perekonomian 2023 yang digelar di Jakarta pada Rabu (21/12/2022) kemarin.
Sementara itu, PKB bicara soal kemungkinan koalisi dengan NasDem.
Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB, Jazilul Fawaid, tak menutup kemungkinan partainya dan NasDem akan berkoalisi pada Pemilu 2024 mendatang.
Dirangkum Tribunnews.com, Jumat (23/12/2022), inilah berita populer nasional:
Baca juga: 10 Persen Pemilih PDIP Tidak Puas Atas Kinerja Jokowi
1. Kagetnya Sri Mulyani saat Dilaporkan Airlangga Hartarto pada Jokowi: Siap Salah Bapak
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kaget saat Menteri Koodinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melaporkan dirinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saking kagetnya, Sri Mulyani tampak menunjukkan gelagat terkejut saat Airlangga Hartarto menyebut namanya di depan Jokowi.
Momen ini terjadi dalam Seminar Outlook Perekonomian 2023 yang digelar di Jakarta pada Rabu (21/12/2022) kemarin.
Usut punya usut, laporan Airlangga Hartarto kepada Jokowi tersebut bukanlah soal kinerja Sri Mulyani.
Melainkan aksi bernyanyi Bendahara Negara itu pada malam Apresiasi Presidensi G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
"Pak Presiden, lapor Pak Presiden. Bu Menteri Keuangan kemarin nyanyi," kata Airlangga Hartarto pada Jokowi.
Mendengar ucapan Airlangga Hartarto itu, Sri Mulyani yang duduk di samping memasang wajah terkejut.
2. PKB Buka Kemungkinan Koalisi dengan Partai NasDem

Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB, Jazilul Fawaid, mengungkapkan partainya membuka kemungkinan berkoalisi dengan Partai NasDem.
"Terbuka kemungkinan. Kalau PKB sama NasDem sekarang itu kan teman koalisi di pemerintahan."
"Kalau koalisi di dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, NasDem dengan PKB itu sudah lebih lama berkoalisi dibandingkan dengan Gerindra," kata Gus Jazil, sapaan akrabnya, kepada wartawan, Kamis (22/12/2022).
Baca juga: Profil Nasim Khan, Wakil Bendahara Umum DPP PKB, Anggota DPR RI asal Jawa Timur
Untuk diketahui, saat ini PKB berkoalisi dengan Partai Gerindra, yang bernaung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Sebagai informasi, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya adalah politik koalisi resmi sebagai penerus Koalisi Indonesia Maju di Indonesia.
Koalisi ini terbentuk setelah Gerindra dan PKB menyetujui perjanjian baru dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang.
Koalisi ini belum memutuskan capres dan cawapres.
3. Arif Rahman Tak Percaya Yosua Masih Hidup saat Nobar CCTV di sekitar Rumah Dinas Ferdy Sambo

Terdakwa kasus obstruction of justice pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J, AKBP Arif Rahman, sempat tak percaya Brigadir J masih hidup saat nonton bareng (nobar) CCTV di rumah Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Acara nobar CCTV yang terkait pembunuhan Brigadir J ini terjadi pada Selasa (13/7/2022) pukul 02.00 WIB di rumah AKBP Ridwan Soplanit.
Adapun rumah Soplanit bersebelahan dengan rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.
Empat perwira polisi yang nonton bareng melihat CCTV tewasnya Brigadir J oleh Ferdy Sambo, ini antara lain Kompol Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, AKBP Ridwan Soplanit, dan AKBP Arif Rahman.
Menurut Arif Rahman, permintaan nonton CCTV itu disebut berasal dari terdakwa Chuck Putranto yang juga Spri Ferdy Sambo.
Namun, saat itu dia masih enggan menanggapi permintaan tersebut.
"Chuck sampaikan ‘bang ada perintah dari Kadiv untuk nonton’. Dari awal mulanya saya tidak tanggapin saya diem aja. Terus saya liat di depan rumahnya Ridwan itu masih terbuka pagarnya terus saya liat masih ada Ridwan di dalam," kata Arif Rahman dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2022).
Baca juga: Respons Sri Mulyani soal Ucapan Jokowi Tak Diajak Menteri Nyanyi-Nyanyi: Siap Salah Bapak Presiden
4. Ferdy Sambo Soal Pelecehan: Kalau Ada Orang yang Tidak Percaya, Semoga Tidak Terjadi Kepada Istrinya

Eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo angkat bicara soal dugaan pelecehan seksual yang dialami istrinya, Putri Candrawathi oleh eks ajudannya Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Magelang, Jawa Tengah.
Ferdy Sambo mengatakan, pelecehan seksual terhadap istrinya sudah jelas.
Bahkan, hal tersebut diklaim didukung oleh keterangan psikolog yang dihadirkan di persidangan.
"Itu kan sudah disampaikan di persidangan, bahwa keterangan psikolog sudah jelas ada peristiwa di Magelang, perkosaan kepada istri saya," kata Ferdy Sambo seusai persidangan di PN Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2022).
Ferdy Sambo juga memberikan tanggapan terhadap pihak yang masih tak percaya terkait pelecehan seksual yang dialami istrinya tersebut.
Dia hanya berdoa hal itu tak terjadi kepada keluarganya.
"Kalau ada orang yang tidak percaya ya saya berdoa itu semoga tidak terjadi pada istri atau keluarganya," tukasnya.
5. Survei Charta Politika: Mayoritas Publik Setuju Jika Jokowi Reshuffle Kabinet

Sebanyak 61,8 persen publik menyetujui jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle atau perombakan para menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Hal itu terungkap dalam survei terbaru Charta Politika pada tanggal 8 sampai 16 Desember 2022.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan dalam survei lembaganya tercatat 60,5 persen publik merasa puas terhadap kinerja para menteri.
"Tetapi saya pikir di sini ada gap (jarak) antara kepuasan publik yang ada di level 72,9 persen kepuasan terhadap pemerintah dengan tingkat kepuasan publik ada di angka 60,5 persen terhadap menteri," kata Yunarto dalam rilis survei lembaganya secara virtual, Kamis (22/12/2022).
Baca juga: Ini Lima Poin Pledoi Roy Suryo Terkait Kasus Meme Stupa Borobudur Mirip Jokowi
Yunarto menilai kepercayaan terhadap presiden dan wakil presiden masih menjadi faktor yang punya peran.
"Ini yang menurut saya menjadi catatan dan tidak mengherankan kalau kemudian kita tanyakan terkait dengan persetujuan tentang adanya reshuffle walaupun kebanyakan responden kita menyatakan lebih banyak puas tapi mereka juga setuju ketika ditanyakan terkait rencana ada reshuffle ada angka 61,8 persen menyatakan setuju," jelas Yunarto.
Ia berharap hasil survei tersebut menjadi catatan penting atau pekerjaan rumah (PR) bagi Presiden Jokowi jika ingin meninggalkan legacy.
(Tribunnews.com)