Pilpres 2024
Memilih Pulang Usai Jokowi Singgung Soal Parpol Tak Sembrono Pilih Capres, Surya Paloh Tersindir?
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memilih pulang duluan ketika menghadiri HUT Golkar, Tak lama setelah Jokowi pidato soal capres. Paloh tersindir?
"Kalau kita beri kesempatan dia (Anies) menjadi pemimpin negeri, kita coba, coba kita cek, kita coba beriqtiar, kita lakukan pengecekan, ah nggak ada.
Apa dia menjadi alat negara asing, nggak ada juga dalam pemahaman kita. Jadi apa yang salah. Oh nggak ada yang salah, cuman enggak disukai aja," sambungnya.
Paloh mengatakan bahwa ketidaksukaan terhadap sosok Anies hanya pada faktor suka tidak suka, bukan terkait rekam jejaknya.
Baca juga: Anies-AHY Semeja dengan SBY-JK dan Surya Paloh, NasDem Pastikan Tidak Bicara Cawapres
Paloh pun mengungkapkan bahwa ada hal yang menyentuh kalbunya sebagai ketua umum partai.
Di mana, ada rasa keadilan yang menggugah untuk mendukung Anies. Ia juga meyakini bahwa dukungan kepada Anies merupakan komitmen Partai NasDem untuk mempersatukan bangsa, merealisasikan komitmen kebangsaan, kemajemukan hingga prulalisme di Indonesia.
"Persatuan dan kesatuan tidak hanya sekedar, retorika, ucapan semata-mata, coba aplikasikan, implementasikan," ucap Paloh.
"Maka inilah momentum kita mengempelementasikan. Karena kita yakin kalau atas dasar ketidaksukaan dengan pikiran-pikiran yang menyatakan nantinya, semangat kebangsaan kita, toleransi kita berubah menjadi intoleran dari orang seperti Anies Baswedan ini," jelasnya.
Paloh juga sempat menyinggung soal munculnya cap terhadap partainya saat menentukan sikap politik.
Ia mengingat momen saat Partai NasDem mendukung Basuki Tjahja Purnama atau Ahok di Pemilihan Gubernur DKI tahun 2017.
Saat itu, NasDem dicap sebagai partai penista agama. Paloh menyebut cap terhadap partainya soal penista agama turut mengusik dirinya.
Pasalnya, Paloh menyebut bahwa dirinya dididik oleh orangtuanya sebagai seorang muslim yang taat.
"Saya mengalami pengalaman pemilu lalu dianggap partai penista agama. Saya dididik dengan kemusliman saya dengan keimananan dengan keyakinan saya, terbayang wajah almarhumah ibu saya, orang tua saya," kata Paloh.
"Partai penista agama, itu yang masih saya enggak terima, karena saya dukung Ahok," sambungnya.
Kini, cap terhadap partainya kembali muncul saat mendekalarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Menurut Paloh, Partai NasDem kini dicap sebagai kardun. "Kan aneh dukung Ahok saya dibilang penista agama, sekarang dukung Anies dibilang ini baru jadi kadrun," lanjutnya.
Namun, ia menyadari bahwa dinamika berpolitik seperti itu akan tetap terjadi ke depan. Paloh lantas mempertanyakan kedewasaan dalam berpolitik di Indonesia. "Nasib saya ini gimana saya bilang? paling lucu bangsa ini, paling lucu. Nah dewasakah kita? jawab sendiri," tukasnya.(tribun network/fik/frs/yud/dod)