Senin, 6 Oktober 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Jokowi Perintahkan PSSI Hentikan Liga 1 Buntut Tragedi Maut Laga Arema vs Persebaya di Kanjuruhan

Presiden Jokowi memerintahkan PSSI untuk menghentikam sementara Liga 1 menyusul terjadinya kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Capture Youtube Setpres
Presiden Jokowi memerintahkan PSSI untuk menghentikam sementara Liga 1 menyusul terjadinya kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan untuk menghentikam sementara Liga 1 menyusul terjadinya kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.

Kerusuhan tersebut telah menyebabkan lebih dari 129 orang meninggal dunia.

“Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,” kata Presiden Jokowi dalam pernyataan persnya Minggu, (2/10/2022).

Presiden Jokowi juga memerintahkan Iriawan bersama Menpora Zainuddin Amali, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola.

“Termasuk juga prosedur pengamanannya,” kata Presiden Jokowi.

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan suporter terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Panpel Tolak Usul Aparat Geser Laga Arema vs Persebaya Sore Hari

Akibat kerusuhan suporter tersebut, dilaporkan sebanyak 127 korban meninggal dunia.

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menjelaskan biang kericuhan diduga dipicu rasa kekecewaan sejumlah Aremania karena Arema FC kalah dalam laga melawan Persebaya dengan skor 3-2.

"Selama pertandingan tidak ada masalah. Masalah terjadi ketika usai pertandingan. Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah. Apalagi ini sebelumnya Arema FC tidak pernah di kandang sendiri melawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," ujar Irjen Nico Afinta saat gelar rilis di Polres Malang, Minggu (2/10/2022) dini hari.

Nico menambahkan, motif para suporter Arema FC turun ke lapangan juga dengan maksud berusaha mencari pemain dan official Arema FC.

"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," tuturnya.

Baca juga: Bajul Ijo sempat Terjebak dalam Kepungan Massa saat Kerusuhan Laga Arema Vs Persebaya Surabaya

Tak ingin kejadian kerusuhan menjadi meluas, Nico menerangkan jika petugas pengamanan kemudian melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengalihan suapaya mereka tidak masuk ke lapangan.

Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.

"Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata. Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," kata Nico.

Penumpukan suporter kemudian memicu berdesakan hingga membuat tragedi maut tersebut terjadi.

"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Disaat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen. Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," kata Nico.

Konpers Presiden Jokowi Terkait Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang
Konpers Presiden Jokowi Terkait Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang (Tangkap layar YouTube KompasTV)

Peristiwa berdesakannya para suporter ditambah dengan adanya gas air mata harus dibayar mahal.

Insiden tersebut membuat 127 nyawa melayang. 2 korban tewas di antaranya anggota Polri.

Baca juga: Komnas HAM Turunkan Tim Investigasi Dalami Penanganan Keamanan Saat Tragedi Laga Arema vs Persebaya

"Dalam peristiwa tersebut 127 orang meninggal dunia. 2 di antaranya anggota Polri. Yang meninggal di stadion ada 34, sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan. Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," ungkap Nico.

Nico menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.

"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Disaat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen. Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," jelasnya.

Sementara itu, kerusakan juga menyasar kendaraan yang ada di Stadion Kanjuruhan. Paling banyak menyasar kendaraan dinas Polisi.

Baca juga: Cerita Penonton Laga Arema FC vs Persebaya yang Berujung Rusuh: Titik Terendah Saya Menjadi Suporter

"Kendaraan yang rusak diserang berjumlah 13 mobil rusak. 10 diantaranya mobil dinas Polri. Sisanya mobil pribadi," ucap Nico.

Menurut Nico, dari 40 ribu penonton yang hadir, tidak semuanya anarkis dan kecewa.

"Hanya sebagian 3000-an yang turun ke lapangan sedangkan yang lain tetap di tribun stadion. Ini saya mau menyampaikan kalau semuanya taat mengikuti aturan, maka kami akan melaksanakannya dengan baik," jelas Nico.

Nico juga menyakini tindakan yang dilakukan petugas termasuk penembakan gas air mata dilakukan karena adanya respon terhadap kelakuan suporter.

"Semua ini ada sebab akibatnya, kami akan menindaklanjuti dan sekali lagi kami mengucapkan belasungkawa kita akan melakukan langkah-langkah agar tidak terjadi tragedi lagi," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved