Ketua Umum Kadin Indonesia Sebut Sistem Pendidikan dan Inklusi Ketenagakerjaan Harus Direvitalisasi
teknologi Internet of Things (IOT), teknologi kecerdasan buatan, teknologi ramah lingkungan telah berkembang sedemikian rupa.
TRIBUNNEWS.COM, BALI – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, menyatakan teknologi Internet of Things (IOT), teknologi kecerdasan buatan, teknologi ramah lingkungan telah berkembang sedemikian rupa.
Sehingga semua pihak tidak terkecuali kalangan pengusaha harus bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut.
Arsjad Rasjid yang juga Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk itu, menyebut perusahaan tambang juga harus bisa beradaptasi dengan perubahan, sehingga mau tidak mau perusahaan tambang harus menerapkan teknologi ramah lingkungan yang mengedepankan keberlangsungan.
"Aplikasi kecerdasan buatan, otomatisasi, dan Internet of Things semuanya mengarah pada transformasi dunia kerja seperti yang kita kenal sekarang. Tidak hanya itu, industri yang tidak sejalan dengan narasi keberlanjutan, seperti pertambangan batu bara dan pengeboran bahan bakar fosil, juga secara bertahap akan beralih ke sektor yang lebih hijau," ujar Arsjad Rasjid dalam sambutannya pada G20 Labour and Employment Ministers Networking Dinner with Social Partners, di Badung, Bali, Selasa (13/9/2022).
Mengutip hasil studi McKinsey and Co, Arsjad Rasjid menyebutkan bahwa 400 juta-800 juta orang akan terdampak dengan perubahan-perubahan tersebut, sehingga terpaksa mencari profesi baru pada tahun 2030.
Dia menjelaskan bahwa mereka yang terdampak, mau tidak mau harus mempelajari keahlian-keahlian baru.
"Melihat tren ini, kita harus memanfaatkan peluang dengan melatih kembali dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja, terutama mereka yang rentan di negara berkembang," jelasnya.
Menciptakan kondisi ketenagakerjaan yang lebih baik, menurutnya adalah langkah tepat.
Salah satu pilar utama untuk meningkatkan kondisi ketenagakerjaan secara keseluruhan, adalah inklusivitas gender.
Baca juga: Presidensi G20 Ketenagakerjaan Hasilkan 5 Dokumen Penting
Dia mengakui, perempuan masih tidak memiliki akses yang sama terhadap peluang di tempat kerja dan lembaga pendidikan.
"Untuk mengatasi masalah ini, Gugus Tugas Pekerjaan dan Pendidikan Masa Depan telah merumuskan rekomendasi kebijakan untuk mempercepat penciptaan lapangan kerja dan transisi kerja, meningkatkan sistem pendidikan dan pembelajaran seumur hidup, dan memastikan inklusi tenaga kerja di dunia pascapandemi," ujarnya.
Menurutnya, selain meningkatkan keterampilan tenaga kerja masa depan, sektor swasta juga harus melihat dirinya bertanggung jawab untuk menciptakan ruang kerja yang kondusif, termasuk memastikan inklusi gender di tempat kerja.
Arsjad Rasjid mengimbau perusahaan untuk mendorong komitmen tertinggi mereka, dengan menerapkan fleksibilitas dan kebijakan inklusif ke dalam praktik.
Lebih lanjut Arsjad Rasjid menyampaikan, untuk mendukung rekomendasi kebijakan dan program warisan B20, KADIN Indonesia telah berperan aktif sebagai bagian dari tim revitalisasi pendidikan vokasi nasional, bermitra dengan pihak internasional seperti Australia, Jerman dan Swiss, untuk mengadopsi sistem yang telah terbukti.
KADIN Indonesia merangkul partisipasi industri dalam transfer pengetahuan, melalui perancangan kurikulum dan pemagangan yang “didorong oleh permintaan.”