Indonesia Perbarui Kesepakatan Fulbright dengan Amerika Serikat
Fulbright adalah program pertukaran akademik unggulan pemerintah AS dan aktif di 160 negara di seluruh dunia. Kini Indonesia dan AS perbarui.
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) memperkuat komitmen kemitraan pendidikan dengan memperbarui kesepakatan Fulbright pada Selasa (13/9/2022).
Kedutaan AS di Jakarta mengungkapkan kesepakatan bilateral ini merupakan perluasan dari Nota Kesepahaman Kerja Sama dalam bidang pendidikan yang ditandatangani pada Desember 2021 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Mendikbud Ristek RI), Nadiem Makarim dan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken.
Kesepakatan ini ditandatangani Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek RI, Suharti dan Asisten Menlu AS Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Lee Satterfield.
Penandatanganan kesepakatan implementasi Program Fulbright dilakukan di sela-sela Pertemuan Menteri Kebudayaan G20 di Magelang.
Satterfield mengatakan program Fulbright kerja sama kedua negara sudah berjalan selama 70 tahun.
Baca juga: Menko Airlangga: Rekayasa Genetika Bisa Tingkatkan Produktivitas Pangan Nasional
"Saya senang melihat program ini terus tumbuh dan mempererat ikatan akademik dan budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia,” ujar Asisten Menteri Satterfield dalam keterangannya.
Kedutaan menyatakan program Fulbright adalah program pertukaran akademik unggulan pemerintah AS dan aktif di 160 negara di seluruh dunia, termasuk 49 negara yang memiliki Komisi Fulbright.
Di Indonesia, program ini dimulai 70 tahun yang lalu pada 1952 dan telah membantu lebih dari 3.000 orang Indonesia dan 1.500 orang Amerika untuk belajar, mengajar, atau melakukan penelitian di negara lain.
AMINEF (Yayasan Pertukaran Amerika-Indonesia), sebagai Komisi Fulbright di Indonesia, telah mengelola program-program di Indonesia selama 30 tahun terakhir.
Peserta Fulbright dari AS datang ke Indonesia sebagai mahasiswa atau peneliti untuk melakukan penelitian disertasi atau menjalankan proyek penelitian independen atau kolaboratif, bekerja sama secara erat melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan rekan-rekan sejawat di Indonesia.
Baca juga: Kunjungi Jakarta, CEO MUFG Hironori Kamezawa Temui Pimpinan OJK
"Kesepakatan ini membuka jalan bagi peneliti dari AS yang akan melakukan perjalanan ke Indonesia untuk mengajar di universitas-universitas di Indonesia (U.S. Fulbright Scholars), dan mahasiswa dari AS yang akan mengajar bahasa Inggris di sekolah menengah Indonesia bersama guru bahasa Inggris Indonesia (U.S. Fulbright Student English Teaching Assistants)," tulisnya.
Program-program Fulbright lainnya yang akan terus didukung untuk masyarakat Indonesia termasuk beasiswa bagi guru dari Indonesia untuk mengajar bahasa Indonesia di universitas-universitas AS, bagi siswa Indonesia untuk mengejar gelar magister dan doktoral di AS.
Sedangkan bagi profesional karier menengah untuk mengikuti Hubert Humphrey Fellowships, dan bagi peneliti tamu (Visiting Scholars) pascadoktoral untuk melakukan penelitian di berbagai bidang di universitas dan institusi ternama AS.
Alumni Program Fulbright Indonesia kembali ke tanah air dan berkontribusi melalui karir mereka dalam berbagai bidang studi akademik, seni, dan sains untuk membangun pengetahuan dan membina pengertian antarmasyarakat Indonesia dan AS.