Senin, 6 Oktober 2025

Penggunaan Produk Tembakau Alternatif, Dinilai Mampu Menekan Prevalensi Perokok

Kondisi tersebut tergambarkan ketika Pemerintah Malaysia melarang beberapa varian rasa pada rokok elektrik dijual di pasaran beberapa waktu lalu.

pixabay/Dovpo
Ilustrasi. Forum Evolving Treatment Methodologies in Addiction (ETMA) membahas bahwa perokok dewasa harus diberikan ragam pilihan untuk membantu mereka beralih dari kebiasaan merokok. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Evolving Treatment Methodologies in Addiction (ETMA) membahas bahwa perokok dewasa harus diberikan ragam pilihan untuk membantu mereka beralih dari kebiasaan merokok.

Dalam salah satu diskusi yang mengusung tema “How Effective is Harm Reduction as a Form Treatment?”, Sharifah Ezzat Wan Puteh, Manajemen Rumah Sakit dan Ekonomi Kesehatan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengatakan, perokok dewasa akan tetap merokok apabila tidak disediakan alternatif.

Kondisi tersebut tergambarkan ketika Pemerintah Malaysia melarang beberapa varian rasa pada rokok elektrik dijual di pasaran beberapa waktu lalu.

Baca juga: Wujudkan Pengelolaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tepat Guna, Bea Cukai Temui Pemda

Apalagi, Pemerintah Malaysia belum lama ini merencanakan regulasi yang mengatur tentang larangan merokok dan kepemilikan tembakau, termasuk rokok elektrik, bagi warganya yang lahir setelah tahun 2007.

“Ketika itu terjadi, pada akhirnya prevalensi merokok akan meningkat lagi. Ini akan menjadi kerugian bagi Malaysia jika rokok elektrik dengan rokok diatur lewat regulasi yang sama,” kata Sharifaf.

Dengan aturan tersebut, Sharifah meneruskan perokok dewasa tidak memiliki pilihan untuk berhenti merokok, seperti rokok elektrik dan produk tembakau alternatif lainnya yang terbukti mampu mengurangi risiko kesehatan.

Sebab, penggunaan terapi pengganti nikotin tidak cukup efektif membantu perokok dewasa untuk menghentikan kebiasaannya.

“Kami memiliki makalah penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan terapi pengganti nikotin (untuk berhenti merokok) cukup suram. Beberapa tidak berhasil dengan terapi pengganti nikotin,” ujar Sharifah.

Ia mengungkapkan para peneliti telah berbicara langsung dengan pemerintah sekaligus menyajikan data-data ilmiah mengenai produk tembakau alternatif.

Namun, data-data tersebut diabaikan oleh pemerintah.

“Padahal, penelitian ini sebenarnya justru bermanfaat,” tuturnya.

Sharifah meneruskan, Selandia Baru justru melakukan pendekatan yang berbeda dengan Malaysia.

Negeri Kiwi tersebut memanfaatkan produk tembakau alternatif untuk menekan prevalensi merokok dan memperkuatnya dengan regulasi yang berbasis fakta.

Di Selandia Baru, pengaturan antara rokok yang dibakar berbeda dengan produk tembakau alternatif.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved