Sabtu, 4 Oktober 2025

Dulu Jualan Es Lilin, Kini Mahmud Bangga Anaknya Dilantik Presiden Jokowi Jadi Perwira Remaja TNI 

Mahmud bercerita perjalanan dirinya bisa menyekolahkan sang anak hingga akhirnya menyandang pangkat Letnan Dua atau Letda di jajaran TNI AD.

Tribunnews.com/Naufal Lanten
Mahmud (61), ayah Letda Akhmad Athiq menyeka air mata saat menceritakan perjalanan anaknya menjadi Perwira Remaja di Mabesad, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/7/2022). Dia mengaku sempat berjualan es lilin dan rumput untuk pendidikan sang anak. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepasang suami istri asal Kota Salatiga, Jawa Tengah, ikut menghadiri upacara penerimaan ratusan perwira remaja di Markas Besar Angkatan Darat, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/7). Mereka adalah Mahmud dan Siti Muwanah.

Jauh-jauh dari Jawa Tengah, Mahmud dan Siti datang untuk menyambut putra mereka yang pagi kemarin dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi perwira remaja TNI.

Dia adalah Letnan Dua (Letda) Akhmad Athiq. Letda Akhmad merupakan satu dari total total 292 perwira remaja yang diterima Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

Mahmud kemudian bercerita perjalanan dirinya bisa menyekolahkan sang anak hingga akhirnya menyandang pangkat Letnan Dua atau Letda di jajaran TNI Angkatan Darat.

Pria 61 tahun itu mengaku pernah berjualan es lilin pada tahun 1985. Es yang dijualnya seharga Rp20 itu dititipkan ke warung-warung dekat rumahnya pada pagi hari.

Kemudian sore harinya dia kembali untuk mengambil hasil dari es yang telah terjual.

Usaha itu digelutinya selama lima tahun, hingga 1990. Ayah tiga anak itu melanjutkan, dari setiap hari penjualan es lilin, ia mendapat untung Rp80. Kemudian keuntungan tersebut selalu ditabung istri hingga terkumpul Rp500.

Setelah tabungannya terkumpul, Mahmud kemudoan mencoba berdagang rumput dengan modal Rp50 ribu. Rumput-rumput itu disetor ke peternakan milik Ibu Tien, Istri Pesiden Soeahrto kala itu. “Bertahan sampai 4 tahun, dengan untung saya dari ba'da subuh sampai sore hari itu Rp10 ribu,” ucapnya.

Semua pekerjaan sudah dijalaninya. Tapi saat ini, Mahmud bekerja sebagai petani yang sehari-hari menghabiskan waktu di sawah.

"Sekarang di rumah sambil tani di kebun, di sawah gitu," katanya.

Mahmud kembali bercerita bahwa anak bungsunya, Letda Akhmad sempat gagal mengikuti tes masuk Akademi Militer.

“Dulu (gagal) pada tes psikologi. Kemudian sama ibunya, anak itu dikursusin di Magelang. Pada saat itu ditempuh sehari kursus psikologi. Alhamdulillah pada pendaftaran berikut diberikan rahmat sama Tuhan yang Maha Kuasa lulus dengan nilai yang gemilang,” ucap Mahmud sambil mengusap air mata.

Segenap tes yang dilakukan Letda Akhamd, kata dia, ditempuh secara gratis dan tanpa biaya sepeser pun.

Menyambung sang ayah, Letda Akhmad pun bersyukur atas pencapaiannya saat ini. Semua perjuangan, sambung dia, tidak berarti tanpa doa dan jerih payah kedua orang tuanya.

“Untuk orang tua saya, terutama bapak dan ibu saya terima kasih. Karena saya sendiri tahu jerih payah dari orang tua saya. Dari awalnya tidak punya apa-apa, saya meyakini bapak dan juga ibu saya kerja kerasnya mulai dari jual rumput tadi, jual es dan lain sebagainya, sangat berterima kasih,” kata Letda Akhmad.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved