Anak Muda Negara G20 Dorong Kepedulian Terhadap Transformasi Digital Lewat Y20 Summit
Y20 menekankan harus ada upaya yang terstruktur bukan hanya dari NGO atau civil society.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Komunikasi Y20 Indonesia Pangeran Siahaan mengatakan Y20 merupakan sarana untuk mengampanyekan kepedulian anak muda terhadap transformasi digital.
Dirinya mengajak semua pihak untuk menyadari bahwa Indonesia memiliki kekuatan dalam sektor itu.
"Jadi akan sangat sayang sekali kalau kita cuma jadi penonton atau pengguna bukan pemain atau pembangun," kata Pangeran melalui keterangan tertulis, Selasa (14/6/2022).
Pangeran berkata Y20 memiliki agenda Pre-summit yang diselenggarakan di Palembang, Nusa Tenggara Barat, Balikpapan, dan Manokwari.
Sedangkan Y20 Summit akan diselenggarakan di Jakarta dan Bandung pada bulan Juli 2022.
Baca juga: HNSI Papua Barat Dukung Penuh Penyelenggaraan Y20 dan W20
"Hasil dari Y20 Summit itu adalah sebuah communica, sebuah kesepakatan bersama dari anak muda 20 negara G20 yang nanti akan datang ke Jakarta dan Bandung," ungkap Pangeran.
"Communica itu akan diberikan kepada pada pengambil kebijakan, kepada para pemimpin, leader summit pada saat nanti digelar akhir tahun di Bali nanti," tambah Pangeran.
Meta Indonesia menggelar acara perayaan Ruang Komunal Indonesia 4th Anniversary. Salah satu topik yang dibahas dalam acara itu adalah transformasi digital.
Pangeran menyampaikan topik dalam acara Meta Indonesia sejalan dengan isu yang diusung oleh Y20 Indonesia.
Anak muda, menurut Pangeran, harus berperan dalam kemajuan teknologi digital.
Dia menilai anak muda harus menjadi pelaku utama, misalnya dalam Metaverse.
"Anak muda Indonesia itu bukan cuma jadi sekedar penonton, tapi juga bisa aktif ketika nanti industrinya sudah matang, bisa menjadi pelaku utama," ujar Pangeran.
Pangeran menuturkan ada beberapa hal yang memang perlu dibenahi agar anak muda di Indonesia bisa berperan aktif di dunia digital.
Baca juga: Jelang KTT Y20, Menteri LHK: Anak Muda Harus Beri Solusi dalam Pelestarian Lingkungan
Dalam White Paper Y20 yang berisi hasil riset dari 20 negara anggota G20 diketahui bahwa 61 persen responden mengatakan konektivitas internet masih menjadi masalah utama, misalnya internet tidak tersedia, ada tapi lambat, atau juga putus nyambung.