NasDem: Capres Pilihan Kami yang Punya Komitmen Pastikan Transisi Energi Berhasil
calon presiden (Capres) yang akan dipilih partai besutan Surya Paloh nantinya harus memiliki komitmen tersebut.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Koordinator Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis DPP Partai NasDem, Suyoto menyatakan, perubahan iklim yang berdampak pada pemanasan global ke depan diyakini akan kian mengkhawatirkan.
Bahkan saat ini, fenomena tersebut sudah terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia.
Hal itu disampaikan saat agenda Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Energi, Lingkungan Hidup, dan Geopolitik Dunia" yang akan masuk dalam draft Rakernas NasDem 15-17 Juni mendatang.
"Pemicunya adalah climat change, dunia mencatat (sejak) 1850 sampai sekarang panas global naik terus. Jadi ini ada kaitannya dengan revolusi industri," kata Suyoto saat menjadi keynote speech dalam diskusi yang digelar di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (3/6/2022)
"Kalau dilihat kenapa naik pasti karena energi emition naik. Kemudian kemampuan koral kita hutan kita jadi berkurang sehingga emisis tidak banyak bisa dihilangkan," sambungnya.
Lebih lanjut, mantan Bupati Bojonegoro itu turut membeberkan dampak negatif yang terjadi jika nantinya kondisi tersebut tidak tertangani.
Adapun dampak paling besar dari fenomena itu kata Kang Yoto --sapaan akrab Suyoto-- yakni meningkatnya suhu panas bumi.
Baca juga: KLHK Minta BPOM Perhatikan Dampak Lingkungan Akibat Kemasan Produk Pangan
"Dampak dari suhu panas naik, cuaca naik 37 persen. Air laut akan naik. Kota kota yang bermasalah yang rendah pasti terancam, lalu (batuan) koral cepat rusak 99 persen bisa rusak. Ada tanaman yang hilang juga ada serangga yang akan hilang. Yang lebih mengkhawatirkan kemampuan manusia produksi pangan menurun," tutur Suyoto.
Kendati begitu, dirinya meyakini saat ini pemerintah sudah mempunyai komitmen yang kuat untuk menekan laju perubahan iklim dan pemanasan global dengan komitmen kebijakan nol emisi.
Bahkan hal tersebut juga menjadi cita-cita dan harapan pemerintah pada 2060 di mana Indonesia menjadi negara dengan nol emisi.
"Karena itu, ini bukan sesuatu yang bisa disepelekan, Ini serius, jika umat manusi gagal menurunkan panas bumi, semua menderita," ucap Suyoto.
Atas fenomena ini maka pihaknya menilai penting jika pemimpin bangsa mendatang merupakan sosok yang mempunya komitmen dan memiliki roadmap untuk memastikan transisi energi di Indonesia berhasil.
Bahkan pihaknya menyatakan, calon presiden (Capres) yang akan dipilih partai besutan Surya Paloh nantinya harus memiliki komitmen tersebut.
"Kita membayangkan nanti itu calon presiden yang kita pilih adalah calon presiden yang punya komimen kuat memastikan bahwa transisi energi berhasil," kata dia.
"Punya roadmap komitmen yang jelas bagaimana memastikan ketahanan pangan kita dan yang tidak kalah penting nilai tambah itu bisa terwujudkan dengan mempersiapkan ekosistem serta pengembangan SDM yang berkualitas," tukas Suyoto.