Senin, 6 Oktober 2025

Pemindahan Ibu Kota Negara

Bima Arya: Jakarta Akan Jadi Kota Bisnis, Perdagangan, dan Pariwisata Setelah Ibu Kota Negara Pindah

Bima Arya Sugiarto turut menyoroti rencana pemindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur tepatnya Penajam Paser Utara.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat hadir secara virtual dalam diskusi bersama Warta Kota bertajuk Jakarta Masa Depan di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Senin (23/5/2022). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto turut menyoroti rencana pemindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur tepatnya Penajam Paser Utara.

Orang nomor satu di Kota Bogor itu menyatakan, setelah tak lagi menjadi Ibu Kota nantinya, megnet atau daya tarik di Jakarta akan semakin kuat.

Sebab kata pria yang karib disapa Kang Bima itu, nantinya persoalan atau polemik di Jakarta akan berkurang, terlebih dalam beban politik jadi hanya berfokus pada dimensi ekonomi.

"Kenapa? Karena kalau selama ini agak ribet mengatur antara dimensi ekonomi dan dimensi politik, maka ketika beban politik itu berkurang justru sisi ekonominya akan sangat menonjol itu logika yang sangat sederhana," kata Kang Bima dalam diskusi bersama Warta Kota bertajuk 'Jakarta Masa Depan' yang hadir secara virtual, Senin (23/5/2022).

Bima menambahkan, dengan tidak lagi Jakarta menjadi Ibu Kota maka beban mobilitas penduduk serta pejabat negara juga akan menurun.

Baca juga: 100 Ribu Tenaga Kerja Bakal Pindah ke IKN Nusantara pada Juli 2022

Hal yang paling menonjol yakni beban fisik dari mobilitas staf pemerintahan, hingga mobilitas kantor perwakilan luar negeri.

Dengan begitu, maka kata dia, dimensi ekonomi yang akan paling dominan nantinya di Jakarta mulai menjadi kota bisnis hingga menjadi kota pariwisata.

"Yang pasti kita akan membaca bahwa Jakarta ke depan pasca Ibu Kota adalah Jakarta yang lebih menitik beratkan kepada kota bisnis, kota perdagangan jasa dan juga pariwisata ini yang menarik," ucap Kang Bima.

"Ketika beban berkurang ada lahan yang milik pemerintah tidak lagi digunakan maka ruang terbuka hijau dan bahkan banyak sekali alokasi yang bisa digunakan untuk hal-hal yang ramah lingkungan atau green economy itu arahnya akan ke sana," ujarnya.

Baca juga: Respons Jenderal Andika Soal IKN Nusantara yang Dinilai Rentan Ancaman Udara

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Adwil Kemendagri) menegaskan, pasca pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur nantinya, pemerintah akan memfokuskan Jakarta sebagai pusat ekonomi nasional bahkan global.

Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Kemendagri Thomas Umbu Pati dalam kesempatan yang sama.

"Pemindahan ini kita tidak mengabaikan atau tidak meninggalkan Jakarta, sekali lagi sejarah budaya dan kekhususan DKI ini kita akan tetap pertahankan dalam konteks pusat ekonomi nasional dan global," kata Thomas.

Thomas menambahkan, jika bicara Jakarta maka kaitannya juga berada pada beberapa daerah-daerah sekitar yang menjadi penyangga.

Baca juga: Dukung Pembangunan IKN Nusantara, GAMKI Gelar Apel Kebangsaan di Titik Nol IKN

Dirinya menyatakan, untuk hal daerah penyangga nantinya, pemerintah juga sejauh ini sudah mulai membahas mekanisme yang dipastikan bersinergi dengan Jakarta.

"Karena itu, mekanisme kerja sama yang selama ini digagas oleh Kemendagri saya pikir itu peluang yang akan tetap kita pertahankan bagaimana membangun kolaborasi sinergitas antar DKI nantinya dengan daerah pinggiran," kata Thomas.

"Saya kira itu hal yang tetap komitmen bagaimana membangun Jakarta ke depan sebagai pusat ekonomi nasional," sambungnya.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan senantiasa membangun iklim investasi yang menjanjikan bagi Jakarta di masa mendatang.

Evaluasi komprehensif juga akan dilakukan pemerintah pusat bersama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah daerah yang notabenenya terhubung dengan Jakarta.

"Kita melihat dukungan investasi, kemudahan berusaha, kemudahan investasi, fasilitas khusus hal-hal ini yang mungkin kita evaluasi, secara komprehensif untuk melihat bottle neck yang selama ini terjadi seperti apa, kendala-kendala seperti apa," ucap Thomas.

Terpenting kata dia, ke depan jika Jakarta sudah ditetapkan tidak menjadi Ibu Kota maka pemerintah akan memfokuskan Jakarta sebagai pusat ekonomi, pusat sejarah dan budaya.

Dirinya juga menegaskan, pemerintah akan tetap membangun Jakarta dengan melakukan kolaborasi antara keseluruhan stakeholder untuk mempertahankan Jakarta sebagai kota Metropolitan.

"Sekali lagi kita akan sama sama membangun, berkolaborasi untuk mewujudkan Jakarta ke depan sebagai pusat ekonomi nasional dan global dan sebagai pusat sejarah dan budaya saya kira ini yang perlu kita garis bawahi," ujar Thomas.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved