Senin, 6 Oktober 2025

Penyakit Hepatitis

Kemenkes Sebut Ada 18 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia, 7 Orang Meninggal

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan ada 18 kasus dugaan Hepatitis Akut di Indonesia.

Freepik
Ilustrasi anak sakit. Dalam artikel mengulas tentang perkembangan jumlah kasus dugaan Hepatitis Akut di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, ada 18 kasus dugaan hepatitis akut yang terdeteksi di Indonesia.

Dari total tersebut, sebanyak tujuh orang dilaporkan meninggal.

Sebelumnya, Kemenkes mengumumkan ada lima kasus kematian anak diduga akibat hepatitis akut hingga Selasa (10/5/2022).

Dengan rincian, tiga kasus berada di DKI Jakarta, satu kasus di Jawa Timur, dan satu kasus di Sumatera Barat.

Terbaru, ada tambahan kasus kematian dari DKI Jakarta dan Kalimantan Utara.

"Iya (tujuh kasus meninggal diduga akibat hepatitis akut), tambahan satu dari DKI Jakarta dan satu Kalimantan Timur," kata Nadia, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Baca juga: Benarkah Hepatitis B dan C Bisa Menular Lewat Pembuatan Tato dan Tindik? Ini Penjelasan Dokter

Nadia juga menambahkan, hingga saat ini, terdapat 18 kasus diduga hepatitis akut, Kamis (12/5/2022).

Sembilan di antaranya dalam kategori pending klasifikasi dan tujuh pasien lain tidak ditemukan hepatitis akut dan dua pasien masih dalam pemeriksaan.

"Total 18 (kasus diduga hepatitis akut) 9 pending klasifikasi, 7 tidak masuk kriteria karena bukan hepatitis akut dan 2 masih dalam pemeriksaan," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan virus penyebab hepatitis akut pada anak masih belum bisa dipastikan.

Hingga kini, penelitian terkait penyebab hepatitis akut masih berlangsung.

Menurut Menkes, Indonesia telah bekerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait penelitian hepatitis akut.

Dilaporkan terdapat 15 kasus dugaan hepatitis akut ditemukan di Indonesia hingga Senin (9/5/2022).

"Sampai sekarang kondisinya di Indonesia ada 15 kasus," kata Menkes, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Kini, jumlah kasus dugaan hepatitis akut ini meningkat menjadi 18 kasus, Kamis (12/5/2022).

Baca juga: Sakit Sejak 5 April 2022, Bocah 8 Tahun di Jakarta Barat Meninggal Terkonfirmasi Hepatitis Akut

Budi menyebut, pihaknya telah berdiskusi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Inggris setelah Idul Fitri.

Namun, belum ada jawaban pasti soal penyebab kasus hepatitis akut.

"Dan kami sudah mendapatkan banyak informasi, memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut," jelasnya.

“Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia bekerjasama dengan WHO dan juga bekerjasama dengan Amerika dan Inggris untuk mendeteksi secara cepat penyebabnya apa,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Menkes menjelaskan, virus penyebab hepatitis akut menular melalui asupan makanan atau lewat mulut.

Untuk itu, Menkes mengimbau masyarakat untuk rajin cuci tangan dan memastikan kesehatan asupan makanan setiap anak-anak.

"Jadi kita pastikan apa yang masuk ke anak-anak kita untuk bersih, karena ini menyerang di bawah 16 tahun dan lebih banyak lagi di bawah lima tahun," ungkap Budi.

Sebagai informasi, Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir setelah WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak yang belum diketahui penyebabnya ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Ilustrasi anak sakit
Ilustrasi anak sakit (Freepik)

Gejala Hepatitis Akut

Diberitakan Tribunnews.com, Kementerian Kesehatan sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian Hepatitis Akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Adapun sebagai informasi, berikut ini gejala yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut, dikutip Tribunnews.com dari laman Kemenkes:

- Mual

- Muntah

- Diare berat

- Demam

- Kuning

- Kejang dan

- Penurunan kesadaran.

Baca juga: Penjelasan Dokter kenapa Anak Lebih Berisiko Alami Hepatitis Akut, Berikut Dugaan Penyebabnya

Langkah Pencegahan

Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang.

Masyarakat bisa melakukan langkah pencegahan, seperti:

- Mencuci tangan

- Memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih,

- Tidak bergantian alat makan

- Menghindari kontak dengan orang sakit

- Melaksanakan protokol kesehatan

Lebih lanjut, Nadia mengingatkan, jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.

“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis,” ucap Nadia.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Rina Ayu/Tio, Kompas.com/Mutia Fauzia, Kontan.co.id/Syamsul Ashar)

Simak berita lainnya terkait Hepatitis Akut

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved