Jumat, 3 Oktober 2025

Pengamat Pertanyakan Kenapa PSI Hanya 'Rajin' Kritik Persoalan di Jakarta, Begini Jawaban Jubir

Pengamat politik dari The Indonesian Institute, Ahmad Hidayah menuturkan ada masalah komunikasi politik PSI di bawah kepemimpinan Giring Ganesha.

Editor: Johnson Simanjuntak
Kolase Tribunnews
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) dan Ketua Umum PSI Giring Ganesha (kiri). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari The Indonesian Institute, Ahmad Hidayah menuturkan ada masalah komunikasi politik PSI di bawah kepemimpinan Giring Ganesha.

Jika tidak segera diatasi, menurutnya, hal itu akan berdampak serius terhadap partai.

“Menurut saya, ada yang salah dari komunikasi politik DPP PSI, khususnya di era kepemimpinan Giring,” ujar Ahmad, Sabtu (7/5/2022).

Ahmad mencontohkan masalah komunikasi politik PSI saat ini terkait dengan rajinnya Giring mengkritik berbagai program yang ada di DKI Jakarta.

Sebagai ketua umum, dia berkata, Giring seharusnya fokus untuk mengawal isu nasional.

“Seharusnya, Giring sebagai ketua umum PSI disibukkan dengan mengomentari isu nasional, bukan isu lokal,” ujarnya.

Terkait hal itu, Ahmad juga berkata Giring semestinya menyadari bahwa PSI punya kader yang berhasil lolos sebagai anggota DPRD.

Sehingga, segala urusan yang menyangkut sebuah daerah bukan fokus DPP PSI.

“PSI tentu punya anggota legislatif di daerah lainnya. Jadi, kenapa PSI disibukkan dengan isu Jakarta? Padahal PSI juga punya anggota dewan daerah seperti di Tangerang Selatan ataupun Surabaya yang sama-sama kota besar,” ujar Ahmad.

Di sisi lain, Ahmad mengingatkan ada dampak serius jika DPP PSI tidak berbenah.

Salah satunya dampak paling mungkin terjadi adalah ditinggal pendukungnya dan kembali tidak lolos ke DPR pada pileg 2024.

Padahal, dia melihat branding PSI sejak awal berdiri adalah partai yang demokratis, terbuka, dan lekat dengan anak muda.

Baca juga: Soal Kaus Anies Baswedan untuk Presiden saat Mudik Gratis: Dikritik PSI, Tak Diketahui Wagub DKI

Selain itu, di awal-awalnya, PSI juga berusaha menampilkan citra sebagai partai dengan konsep ataupun model partai yang berbeda dengan partai-partai yang telah ada, di mana model rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatifnya tertutup.

Lebih dari itu, Ahmad berkata perbedaan pendapat atau saling kritik hal yang biasa saja. Bahkan suatu hal yang baik.

"Namun, jika ditinjau dari kacamata kesiapan partai politik jelang pemilu 2024 yang tinggal dua tahun lagi, hal ini cukup mengkhawatirkan."

Penjelasan Jubir PSI

Dihubungi terpisah, Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sigit Widodo, menepis anggapan DPP PSI, termasuk Ketua Umum mereka hanya fokus terhadap Anies Baswedan.

Sebetulnya PSI tidak hanya mengkritik Pak Anies. Kami juga kerap mengkritik kebijakan di level nasional seperti kebijakan penanganan covid-19 di awal pandemi, soal kelangkaan dan mahalnya minyak goreng, RUU TPKS, mandegnya pembahasan RUU PDP, sampai kebijakan pembelian alutsista oleh Kemenhan," ujar Sigit kepada Tribunnews.com.

Ia menjelaskan, di tingkat daerah, PSI juga cukup vokal, termasuk tahun lalu anggota DPRD Kota Bandung dari PSI melakukan walkout karena tidak setuju dengan APBD yang tidak pro-rakyat.

"Wakil kami di Sulawesi Utara dan NTT juga terkenal vokal dan sering mengkritik pemerintah provinsinya. Demikian juga dengan anggota-anggota DPRD PSI di seluruh Indonesia," jelas Sigit.

Hal-hal tersebut, menurut Sigit, menjelaskan bahwa tudingan PSI hanya sibuk dengan Jakarta sama sekali keliru.

"Jadi menurut saya, tidak benar PSI disibukkan dengan isu Jakarta dan mengabaikan daerah lain. Mungkin pemberitaannya saja yang lebih kuat di Jakarta. Selain kami punya delapan anggota DPRD provinsi, sebagai ibukota negara liputan berita di Jakarta memang lebih masif ketimbang daerah lain," pungkasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved