Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

SMRC: Publik Lebih Banyak Menyalahkan Barat dalam Perang Rusia-Ukraina

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat lebih banyak publik Indonesia yang menyalahkan Barat dalam perang Rusia-Ukraina.

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Seorang wanita menggendong seorang anak di sebelah tentara Rusia di jalan Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia membuat kasus yang menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat lebih banyak publik Indonesia yang menyalahkan Barat dalam perang Rusia-Ukraina.

Saiful menunjukkan ada 23 persen publik yang menyebut bahwa yang bersalah atau bertanggungjawab dalam perang RusiaUkrainai adalah negara-negara Barat atau NATO.

"Yang menyalahkan Rusia sebanyak 17 persen. Dan yang menyalahkan Ukraina ada 8 persen. Menurut Saiful, data ini menunjukkan bahwa cara berpikir masyarakat complicated," ujar pendiri SMRV Saiful Mujani dalam kanal Youtube SMRC TV Senin (18/4/2022).

Menurut Saiful, dalam survei ini, bisa diketahui seberapa besar masyarakat yang well informed dengan isu-isu yang sedang berkembang memiliki sikap terhadap perang antara Rusia dan Ukraina atau invasi Rusia ke Ukraina

Pertanyaannya, apakah setuju atau tidak Ukraina bersahabat dengan negara mana pun, termasuk NATO? Yang setuju hanya 31 persen, seimbang dengan yang tidak setuju, 29 persen.

"Menurut saya, sebagai negara merdeka, mau bersekutu dengan siapa ya boleh, dong. Hal itu mestinya adalah pilihan mereka sendiri secara bebas. Tapi ternyata masyarakat terbelah. Dan ini mengejutkan. Kenapa masyarakat kita punya pendapat bahwa Ukraina tidak bebas untuk menentukan pilihannya bersekutu dengan siapa,” ujarnya.

Ketika ditanya sebaiknya Indonesia bersikap seperti apa, Mujani mencatat yang mendukung Ukraina sekitar 12 persen, dan yang mendukung Rusia 13 persen, dan yang tidak membela keduanya atau berharap Indonesia bersikap netral sebanyak 43 persen. 

Baca juga: Vladimir Putin Merasa Telah Menangkan Perang di Ukraina

“Ini kurang lebih sama dengan sikap resmi pemerintah Indonesia yang memilih bersikap netral dalam kasus ini,” tutup Saiful.

Diketahui, survei ini dilakukan melalui telepon dengan total sampel 1228 responden yang dipilih secara acak dari populasi warga negara Indonesia yang yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan punya telepon/cellphone (sekitar 72% dari total populasi pemilih nasional).

Responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dengan metode random digit dialing. Wawancara dengan responden dilakukan melalui telepon oleh pewawancara yang terlatih pada 22-24 Maret 2022.

Margin of error survei diperkirakan +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved