Hasto Wardoyo Akui Dipercaya Menjadi Kepala BKKBN karena Ada Kedekatan dengan Megawati
Hasto tidak menampik dipilih Presiden karena memiliki kedekatan dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Iya saya ada diskusi singkat pada saat sebelum dilantik. Yang menarik tentu adalah jumlah anak, Pak Presiden tanya saya bagaimana menyikapi jumlah anak ini.
Arahan dari Bapak Presiden agar kita lebih mengarah kepada kualitas, kalau tahun 1980-an kita masih fokus pada kuantitas.
Ada istilah total fertility rate atau angka kelahiran total. Sekarang tiba waktunya kita menyiapkan bonus demografi.
Tentu arahan Bapak Presiden berikutnya bahwa penting berbicara berdasarkan data. Dan memerlukan pemimpin yang terjun langsung ke lapangan.
Berapapun uang negara yang keluar untuk layanan masyarakat harus sampai pada rakyat.
Itu kan arahan yang sifatnya memotivasi karena saya juga pernah menjadi Bupati dua periode sehingga saya paham arahan dari Bapak Presiden. Saya juga pernah merasakan pahit getirnya menjadi pelayan masyarakat.
Mungkin Pak Presiden juga tahu latar belakang saya sebagai dokter kandungan sehingga sangat dekat lah dengan program Keluarga Berencana (KB). Urusannya perut ke bawah dan lutut ke atas.
Bisa diceritakan profesi Pak Hasto sebagai dokter kebidanan bahkan ahli bayi tabung?
Saya memang mencintai profesi dokter. Jadi sejak dahulu saya sekolah di sekolah kedokteran. Sampai menjadi Bupati pun saya masih tetap praktik, kalau tidak memeriksa pasien mesti kangen.
Sementara bayi tabung ini kan merupakan advance teknologi. Menurut saya Indonesia jangan sampai ketinggalan, kita tidak boleh bergantung pada asing terus. Teknologi-teknologi modern harus bisa kita kerjakan sendiri.
Apakah sekolah kedokteran ahli bayi tabung sangat sulit?
Sekolah di kedokteran harus urut ya, dari mulai dokter umum kemudian ambil spesialis, setelah itu sub spesialis. Jadi bukan sulitnya tapi cukup lama. Saya kalau di total-total bisa sampai 19,5 tahun.
Tentunya biaya yang dikeluarkan mahal?
Pada zaman saya kuliah kedokteran tidak mahal juga sih. (Tribun Network/Reynas Abdila)