Selasa, 7 Oktober 2025

Menteri dan Direksi BUMN yang Gemar Impor Siap-siap Kena Reshuffle

Presiden Joko Widodo membuka opsi perombakan kabinet atau reshuffle bagi menteri yang tidak pro pada produk lokal.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo di Bali, Jumat (25/3/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo membuka opsi perombakan kabinet atau reshuffle bagi menteri yang tidak pro pada produk lokal.

Selain mencopot menteri, Jokowi juga akan mengganti direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang senang impor.

"Saya sampaikan ke menteri BUMN tadi, udah ganti dirutnya, ganti, ngapain kita? Kementerian sama saja, tapi itu bagian saya itu. Reshuffle," kata Jokowi saat memberi pengarahan soal aksi afirmasi bangga buatan Indonesia, Jumat (25/3/2022).

Kepala negara menegaskan jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju dan Dirut BUMN tidak boleh main-main dalam membelanjakan anggaran pengadaan barang dan jasa.

Jokowi menyebut total anggaran pengadaan barang dan jasa mencapai Rp1.481 triliun.

"Kayak gini gak bisa jalan, sudah di depan mata uangnya ada, uang kita sendiri tinggal belanjakan produk dalam negeri saja sulit," tutur Jokowi sambil menggelengkan kepala.

Baca juga: Saat Jokowi Jengkel di Depan Menterinya soal Barang Impor, Tepuk Tangan pun Dilarang

Presiden memberi target agar 40 persen atau Rp400 triliun dari total anggaran tersebut bisa terealisasi pada Mei 2022.

Ia meyakini membeli produk lokal akan menimbulkan dampak luar biasa bagi produk domestik bruto (PDB) nasional.

Baca juga: Jokowi Jengkel: Dipikir Kita Bukan Negara Maju, CCTV Saja Impor, Sepatu Polisi Impor!

Presiden meminta Kementerian Keuangan dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengawasi transaksi pengadaan barang dan jasa, dan melaporkan secara harian kepadanya. 

Menurut Presiden, akan ada konsekuensi termasuk bagi Pemda apabila banyak melakukan impor.

"Konsekuensinya, saya sampaikan ke Menkeu, sudahlah, kalau ada yang gak semangat potong DAK-nya (dana alokasi khusus). Nanti saya patok betul nanti, DAUnya (dana alokasi umum) hati-hati saya tahan, jika ada yang tidak taat pada apa yang kita sepakati pada hari ini," kata Jokowi.

Kementerian Ini Kena Sentil

Presiden menyinggung Kemendikbud Ristekdikti yang dipimpin Nadiem Makarim memiliki anggaran pengadaan barang dan jasa yang mencapai Rp 29 triliun.

Dari total anggaran itu, Jokowi menyebut baru Rp 2 triliun dana yang dikeluarkan untuk produk dalam negeri.

"Ini kelihatannya ada yang enggak semangat di dalam Kementerian," kata Jokowi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved